Setelah beberapa waktu mengurus segala urusannya. Kini Aya telah dinyatakan tidak lagi bekerja di rumah sakit yang sudah beberapa waktu menemani perjalanan karirnya, kecuali waktu prakteknya.
"Aish, besok berangkat, ya?" tanya Aya kepada adeknya.
"Iya, Teh. Liburnya udah habis."
"Teteh ada praktek besok, jadi nggak bisa ikut nganter Aish lagi," ujarnya.
"Nggak apa-apa, Teh. Udah ada Ibu juga yang nganter Aish."
"Kalau gitu gimana kalau sekarang kita keluar."
"Ke mana?" tanya Aisha.
"Kamu mau ke mana? Mau belanja atau mau ke mana?" tanya Aya.
"Aish nggak mau ke mana-mana, Teh."
"Ayolah, besok kamu udah berangkat lagi, loh."
"Ya udah, jalan-jalan di taman aja, ya," ucap Aisha.
"Aish nggak mau belanja aja? Teteh lihat baju Aish udah mulai pendek."
"Masih ada yang panjang, kok, lagian masih ada baju Teteh yang udah nggak muat juga," jawab Aisha dengan tersenyum manis.
"Kamu nggak mau beli yang baru aja?"
"Kalau yang lama aja masih bisa dipakai, kenapa harus beli yang baru, Teh? Mendingan uangnya buat kebutuhan yang lain, lagian setiap barang yang kita punya juga nantinya bakal dihisab. Aish nggak mau kalau nantinya kelamaan dihisab, karena kebanyakan baju di lemari Aish."
Mendengar penuturan dari adek satu-satunya itu, Ayana hanya dapat tersenyum kagum akan ilmu adeknya yang bahkan dirinya pun masih lalai akan hal itu.
"Ya sudah, tapi kalau emang Aish butuh bilang, ya. Biar Teteh belikan," tutur Ayana manis yang diangguki oleh adeknya.
"Jadi jalan nggak, nih?" tanya Aisha.
"Nggak usah aja ya, Teh. Bantuin Ibu aja di warung," balas Aisha.
***
Pesan SingkatNoel (Pelanggan Ibu)
Permisi, Aya sibuk nggak?
Ada apa?
Saya mau minta tolong, kalau kamu senggang bisa ketemu?
Harus ketemu?
Kalau kamu sibuk nggak apa-apa. Nanti nunggu kamu senggang aja.
Ke warung aja.
Saya sebentar lagi ke situ. Makasih ya, Aya.
Tak selang lama setelah pesan itu terbaca oleh Aya, kini lelaki itu sudah duduk manis di salah satu bangku yang kosong.
"El, mau makan? Makanannya udah habis semua," tutur Emma.
"Nggak, saya ada urusan sama Aya," jawab Noel sopan.
"Aya, sini, Teh. Ini udah ditungguin Nak El, loh."
"Bentar, Bu. Nanggung," saut Aya.
"Udah kamu temuin Nak El aja, biar ini Ibu sama Aish yang selesaikan," pinta ibundanya.
"Ada apa?" tanya Aya setelah mendudukkan dirinya di kursi depan lelaki itu.
"Sebelumnya saya minta maaf sudah mengganggu waktu kamu. Jadi weekend ini kampus ada acara camping, tapi dokter kampus sedang tidak ada yang bisa mendampingi selama kegiatan. Kalau kita tidak bawa dokter sedangkan kegiatan cukup menguras tenaga bukankah bahaya. Nah, maksud saya menghubungi kamu, apa kamu bersedia menjadi dokter di acara camping campus?"
YOU ARE READING
We Don't Know
Teen FictionPerihal apa yang akan terjadi ke depannya, kita tidak tahu. Cukup ikuti saja alurnya, dan serahkan semuanya pada Yang Kuasa.