"Titan! Titan!! Bangun! Bip..Bip..Bip..."
"Sarapan siap! Bip...Bip...Bip...," suara Aledrob, robot pelayan di rumah seorang pria muda bernama Titan, memecah keheningan menyambut salju yang turun di pagi itu.Tinggal di Planet Atopice menjadikan kesehariannya tak jauh dari robot-robot pekerja seperti Aledrob. Bukan hanya sekedar robot, Titan bahkan menjadikannya sebagai "pendamping hidup". Tinggal sebatang kara, dilingkupi kecukupan fasilitas yang serba canggih bin mutakhir, tetap membuatnya hidup dalam pengejaran tiada henti pada rasa yang disebut bahagia.
Hari itu seperti biasanya. Dingin!
Suhu di Planet Atopice mencapai suhu rata-rata -55°C. Berselimut salju dimana-mana. Pemandangan putih di setiap celah. Begitu jugalah gambaran hati Titan.***
"Oleloho (salam) Titan!" sapaan dari Frix, teman kantor di meja sebelah membuyarkan lamunannya.
"Yooo Olelohooo (salam juga) !" jawabnya lesu.
"Hmm pasti hari ini kamu belum kena sinar DSOE ya?" tanya Frix
"Iya nih. Kelihatan ya?" sahut Titan
"Banget lha! Yah gimana kamu nih! Masak iya staf andalan PT TNT, perusahaan canggih penguasa Twin Planets, pencipta Sinar DSOE, perangsang Hormon Dopamin,Serotonin,Oksitosin dan Endorfin kelihatan lesu gitu?!" ucap Frix lantang.
"Hmmm..."
(Titan menyandarkan badannya lebih dalam ke meja kerjanya)"Uda sana buruan ke Ruang Kontrol. Mumpung Mr Broz belum datang," ucap Frix lagi sambil mendorong Titan.
Hanya butuh tiga setengah menit untuk Titan memiliki wajah cerah ceria nan bahagia lagi.
Sinar DSOE memang jadi sumber kebahagiaan bagi penduduk Planet Atopice. Tak perlu repot menjemur diri, menghabiskan waktu untuk aktivitas kesukaan atau menguras kocek demi healing kesana kemari.
Cukup membeli mesin pemancar sinar modern perangsang hormon kebahagiaan ini saja, dalam sekejab mereka akan merasa bahagia. Ya, mau tak mau, hal inilah yang membuat orang-orang disana mengandalkan keberadaan mesin tersebut untuk ada di tiap-tiap hunian.
Wow!!! Kata ini memang layak disematkan untuk Planet Atopice. Sukses menjadi "bumi" baru bagi sekian banyak manusia dengan sejuta kemudahan teknologi di dalamnya. Berkumpulnya para kaum elite be-IQ di atas 110 menjadikannya sangat mungkin menciptakan hal yang tak ada menjadi ada.
***
"Oleloho (salam) !! Bip..Bip..."
"Oleloho (salam) !! Bip..Bip...""Panggilan untuk semua Divisi Teknik!! Bip..Bip..."
"Segera berkumpul di Ruang Rapat sekarang! Bip..Bip..." seru robot asisten Mr Broz.Titan dan Frix segera membawa notebooknya bergegas menuju ke ruang rapat. Disana sudah berkumpul semua Ahli Teknik yang menjadi otak kecanggihan Planet Papan Atas tersebut. Mr Broz, kepala Divisi Teknik sekaligus CEO PT TNT juga sudah di atas podium yang membelakangi layar besar berukuran sekitar 600 inci berbasis motorized.
Ternyata hari itu mereka sedang membicarakan mengenai proyek besar perusahaan. Sebuah mesin penyembuh segala penyakit yang bisa membuat manusia hidup selamanya tanpa menyapa kematian.
Sudah sejak lama sebenarnya ide brilliant itu digagas. Selama ini penduduk Planet Dingin ini hanya hidup mengandalkan Mesin DSOE dan Rodoksus, robot kesehatan yang bertugas mengobati serta merawat manusia disana sebagai ganti dokter ataupun suster perawat.
Membuat Mesin NDLF, nama mesin penyambung nyawa itu memang sangat rumit sehingga menyita banyak waktu dan tenaga semua Staf Divisi Teknik, Titan diantaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin Planets
Science-FictionSuara lempengan bumi yang pecah berkeping-keping terdengar menggelegar tanpa henti, begitu pesawat terakhir, TNT 0889 berangkat menuju ke Twin Planets. Penduduk bumi terbagi dua dalam habitat Planet kembar yang serupa tapi tak sama ini. Dingin dan...