Bagian 2

138 32 0
                                    


"oke. pacaran. gue ke kelas dulu."

Dalam ketidakpercayaannya Eletta yang mendapat jawaban saat itu juga masih melongo.

Julian sudah pergi ke kelasnya hanya dengan mengucapkan enam kata itu. Dengan santai!

Lebih santai dari cara Eletta mengungkapkan perasaannya.

Eletta! Sang bajingan sekolah sudah resmi jadian dengan Julian Sakala Aiden? The real JULIAN SAKALA AIDEN?

Kenapa hatinya menciut? Ini sangat tidak sehat, hatinya begitu panas seperti ditusuk belati dengan tepat sasaran. Ini semua terasa aneh. Harusnya Eletta yang menikmati alurnya sekarang. Tapi kenapa terkesan dia yang masuk perangkap? Ini kejam! Sungguh kejam!

Buk!

Bahu kiri Eletta maju kedepan karena pukulan keras dari arah belakangnya.

Itu adalah jovan yang menutup mulutnya dengan tangan kiri. Tangan kanannya menampar bahu lemas Eletta.

"bangsat! Udah jadian lo!"

Iwan menyandarkan badannya ke dinding merasa pendengarannya sudah rusak. Dia agak tidak percaya dengan situasi yang baru saja terjadi.

"ini gak mungkin!" gumam Iwan sambil menggeleng lemah.

Ketua OSIS yang sangat dihormati dan memenuhi respect Iwan itu tidak mungkin mau berpacaran, apalagi dengan Eletta??

Ini pasti salah paham!

Iwan mengangguk kuat lalu berdiri.

"nggak masuk akal! Gue mau nyadarin bang Ian, siapa tau kesambet!" kata Iwan dengan yakin.

Anak itu melangkah keluar meninggalkan jovan yang masih menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya. Jovan tidak percaya, tapi juga ikut senang dengan kabar ini!

Sahabatnya ini sudah memikirkan hal paling gila selama seminggu penuh. Bagaimana menemukan cara paling menarik untuk mengajak Julian berpacaran! Dan usaha Eletta berhasil, jadi sudah sepantasnya Jovan ikut senang akan itu!

"kok ada yang ngeganjel ya?" kata Eletta setelah itu jovan menghentikan aktivitas menggoyangkan tubuh Eletta.

Alisnya tertekuk heran pada reaksi Eletta. "bukannya lu berhasil? Kok kayaknya nggak seneng gitu?"

Jidat Eletta juga tertekuk keras. Seperti berpikir. Dia hanya ingin sedikit bermain!

"nggak asik!" ujar Eletta.

Sigh! Jovan mengeluarkan nafasnya berat.

"serius?" tanya Jovan tak percaya pada Eletta. Kedua tangannya mencengkeram bahu Eletta di samping tubuhnya.

Tatapan Eletta mulai naik membalas tatapan Jovan. Giginya sempat menggigit bibir bawahnya gugup.

"harusnya nggak gini!"

"harusnya kayak gimana, El??" jovan benar-benar tidak bisa memahami jalan pikiran otak Eletta.

"harusnya dia nolak, kan? Gue nembak dia ya karena dia ganteng, gue suka. Tapi gue mau ngajak pacaran karena gue tau itu bakalan susah buat dapetin dia! Tapi kenapa gampang?" curhat Eletta.

Sudah gila.

Sahabatnya yang satu ini sudah gila!

Jovan membuka mulutnya sedikit karena tidak percaya atas pernyataan Eletta. Jadi dia melakukan ini semua agar dia terlibat permainan yang mengharuskan Eletta mengejar Julian? Eletta ternyata menembak Julian karena menyukai sensasi di dalam tantangan sulit untuk mendapatkan Julian? Bukan karena dia menyukai Julian 100%??

ELIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang