Pagi ini tidak seperti biasanya, Eletta bangun pagi sekali untuk mengantar Jina ke bandara. Beruntung Jina punya teman lain yang juga akan kuliah di Jogjakarta. Julian tidak ikut karena harus menemui klien katanya. Orang itu sudah lulus dan hanya tinggal menunggu wisuda, jadi sekarang Julian bisa lebih fokus pada usahanya yang masih seumur jagung itu.
"lo ati-ati ya, kalau disana abis duit bilang ke gue. Nggak usah minta ian, ntar lama ngasihnya." pesan Eletta pada Jina.
Yang diberi pesan hanya tertawa. "kalau kepepet deh."
"orang ngekos tuh kepepet terus." ujar Eletta membuat Jina lebih keras tertawa.
"btw, ini temen lo cuma berempat?" tanya Eletta karena hanya melihat Jina, satu anak perempuan dan dua laki-laki.
"iya, barengannya cuma mereka. Tenang aja mereka baik semua."
Eletta mengangguk. "nanti kalo sampe kabarin."
"iya, udah kayak bunda gue aja lo."
"kan kata bunda gue suruh jagain lo."
"iya deh yang udah dipercaya bunda."
"heehe ntar kalo gue jadi kakak ipar lo, gue kenalin sama cowo baik plus ganteng, namanya evan." kata Eletta cengengesan.
"orang gila, mana bisa! Itu kan adek lo wkwk." Jina ikut tertawa.
"yaudah buruan sana, udah mau take off."
Jina pun menggangguk lalu bergabung dengan teman-temannya. Eletta sempat melambaikan tangan dengan senyuman manisnya. Setelah di rasa Jina sudah menghilang dari pandangannya, baru Eletta kembali untuk pulang.
.
Sudah setengah jam Julian menunggu kliennya di kantor kecilnya. Seharusnya dia sudah datang jika mengacu pada waktu yang dijanjikan. Tapi kembali lagi, sebagai pengusaha yang mengutamakan konsumen, Julian tidak akan banyak mengeluh.
Unit yang di cari kliennya kali ini merupakan motor keluaran lama yang banyak peminatnya. Julian harus extra sabar agar barangnya cepat di ambil tanpa basa-basi. Itu adalah sebuah motor harley davidson besar keluaran tahun 50'an. Untuk mencarinya saja butuh banyak waktu cukup lama bagi Julian. Ini akan menjadi pemasukan besar bagi perusahaan kecil miliknya. Dia juga bisa memberikan bonus pada lima orang karyawannya jika barang yang ini terjual.
"Don, ntar kalo orangnya nggak jadi dateng gue tinggal bentar ya, kantor."
"oke bos, tenang aja."
"ntar di depan aja sama vina." Julian mengingatkan.
"kenapa? Males ah, vina tuh bacot banget bos." alasan Doni si sales manager pada bosnya yang masih muda itu.
"jangan ngeyel deh, ntar nggak ada yang handle kalo ada yang cari produk."
Doni pun hanya bisa melengos tapi menuruti juga. "iya deh."
Ting
Baru saja Julian memperingati Doni yang merupakan manajer kesayangannya sekaligus adik tingkatnya, pesan dari kliennya masuk ke ponsel Julian.
Bang Aji
Bentar lagi gue sampe
tempat lo yanJulian pun tersenyum senang membaca pesan itu. Kliennya yang ditunggu akhirnya datang juga. Tanpa basa-basi Julian segera membalas pesan orang itu. Bang Aji dulu kakak kelas Julian saat SMA. sekarang orang itu sudah menjadi pengusaha tambang yang sukses dan akhir-akhir ini tertarik pada hobi motor. Melihat kesempatan ini, Julian jelas tidak akan melewatkannya. Butuh dua minggu untuk Julian melobby orang ini agar tertarik dengan motornya. Ternyata usahanya tidak sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIAN
RandomEletta tak pernah mengira dia bisa menjadi sepencundang ini di depan seorang anak laki-laki berlabel 'good boy' di sekolahnya. Sedangkan Julian sang ketua OSIS tanpa cela itu hanya mengikuti permainan Eletta, tidak lebih.