Bagian 11

106 24 0
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Heejin Jeon

a.k.a

Aquilla Jina Aiden








-

-


-





.




Waktu berlalu, semester baru sudah dimulai di SMA Bina Nusantara. Eletta berjalan dari gerbang menuju gedung sekolah memegangi tali ransel biru langitnya. Matanya terus menemukan anak-anak kelas 10 yang baru masuk hari ini untuk mengikuti ospek selama beberapa hari ke depan. Ada senyuman tipis di wajah Eletta saat melihat beberapa anak yang terlihat konyol dengan topi bola mereka. Ini semua pekerjaan kakak kelas mereka, membuat anak yang baru masuk SMA terlihat bodoh.

Setelah lulusnya anak kelas 12, sekarang giliran Eletta dan teman seangkatannya yang harus merasakan siksaan pembelajaran kelas 12. Eletta yang tak begitu menyukai belajar hanya bisa menghela nafas pasrah. Tidak ada motivasi apapun dalam dirinya. Tidak ada keinginan yang besar di dalam hatinya.

Eletta mengerucutkan bibirnya dengan malas. Kakinya menendang batu kerikil yang terlihat saat dia berjalan menuju kelas.

Di tempat agak jauh seorang murid baru kelas 10 dengan kulit seputih susu dan mata bulat besar hitam terus memperhatikan Eletta. Topi setengah bola yang dia gunakan terlalu besar di kepalanya hingga kadang akan menutupi pandangan. Ada pandangan penuh penasaran di matanya.

Anak perempuan itu mendengar berita dari beberapa teman SMP-nya yang juga masuk di SMA Bina Nusantara, bahwa di kelas 12 ada seorang siswi yang merupakan mantan kakaknya—Julian.

Dia juga percaya karena Julian sendiri sudah pernah bercerita padanya bahwa saat sebelum ujian dia berpacaran dengan seseorang bernama Eletta. Dan Jina sangat memahami Julian, saat kakaknya itu begitu bersemangat membicarakan sesuatu, itu berarti dia sangat menyukai hal itu. Tapi entah kenapa beberapa minggu setelah ujian Julian tidak pernah membicarakannya lagi. Apakah mereka bertengkar dan tidak berbaikan lagi? Jina sangat penasaran dengan murid yang berhasil membuat kakaknya tersenyum seperti orang gila.

Jina kembali sadar saat seorang teman menemukannya dan menepuk bahunya. Pandangannya kehilangan Eletta dan dia melanjutkan berjalan beriringan dengan temannya.

-

Saat jam istirahat makan siang dimulai. Jina ditengah kegiatan ospeknya berkeliling dan menemukan tempat untuk duduk dan minum es dari kantin. Karena masih anak baru, dia dan teman-temannya tidak berani pergi hanya berdua. Mereka pergi bergerombol untuk istirahat makan siang.

ELIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang