[5] Got surprised

59 12 3
                                    


Leo dengan tenang membuka pintu rumahnya tapi baru juga selangkah masuk rumah, ia langsung terperanjat kaget, refleks mengumpat pelan saat ada 4 maid sudah berjejer dan agak menunduk menyambut nya.

Leo mendengus merasa tak nyaman, kembali berjalan masuk mendekati rak sepatu, dengan malas melepaskan kedua sepatunya lalu diganti dengan sandal rumah.

"Ngapain sih pada berjajar disitu? " Sindir Leo. "Kalo mau ikut baris berbaris di istana merdeka sana. " Racau nya asal.

" Maaf tuan muda, tuan besa-"

"Leo mbak. Leooo" Sungut Leo menoleh gemas. "Tuan muda siapa sih?? " Lanjutnya, melangkah malas diatas lantai marmer rumah nya.

4 Maid itu tak menjawab dan dengan serempak mengikutinya dibelakang. Leo menggeram sebal. Demi Tuhan. Dia berasa jadi induk itik sekarang.

"PIH. PAPIH!!! " Teriak Leo kesal dan tiba-tiba langsung berlari-lari menuju ruang utama, membuat 4 maid itu harus ikut berlari mengekorinya.

"Apa sih Leo, berisik amat?" Ucap seorang pria paruh baya yang sedang duduk santai di sofa, sepertinya pria itu juga belum lama sampai, bisa dilihat dari pakaian lengkap kerjanya.

Leo berdecak, ikut duduk disamping sang Ayah. "Dih tumben balik jam segini? Gabut ya? " Celetuk Leo menyindir.

Si Ayah mendengus menatap putra bungsunya. Lalu melirik kearah 4 maid, memberi kode untuk meninggalkan nya bersama putra nya itu.

"Kamu kenapa udah balik jam segini? " Tanya balik si Ayah melepaskan kacamata nya.

"Jam segini gimana?" Leo mendelik menatap si Ayah. "Ini udah jam 2, ya udah jamnya pulang sekolah"  Gini nih kalau terlalu sibuk bekerja, Jam pulang sekolah anak saja tidak tahu.

"Udah dapet temen belum?! " Kata si Ayah tiba-tiba buat Leo mendelik tersinggung, karena nadanya terdengar seperti sindiran.

"Udahlah."

"Halah temenan sama 1 cewek aja bangga" Lanjut si Ayah jadi mencibir.

Leo kembali mendelik menatap sengit sang Ayah. "CK.. Papih berhenti nyuruh anak buah Papih buat nguntitin Leo deh Pih! "

"Idih siapa juga yang nyuruh anak buah papih buat nguntitin kamu, gak usah geer" Elak si Ayah tenang tapi Leo menatap nya tak percaya.

"Yaterus itu tau darimana?? " Tanyanya penuh selidik. Padahal Leo belum pernah bercerita apapun tentang keseharian sekolahnya di Satria Mandala, tapi si Ayah sudah tahu dia berteman dengan siapa.

"Kamu lupa Papih kamu ini siapa?? " Tanya si Ayah agak sombong. "Papih punya banyak kenalan guru asal kamu tau"

Leo berdecih langsung melengos. "Jangan-jangan Pak Suharyo lagi" Curiga Leo bergumam pelan.

"Lagian kamu udah banyak temen malah keluar-"

"Ck.. Leo bisa urusin masalah Leo sendiri Pih, Papih mending urusin aja kerjaan Papih, cari duit yang banyak. " Kata Leo ketus, tak mau diusik apalagi dipantau terus-terusan oleh sang Ayah, lama-lama dia berasa jadi buronan.

"Kamu kan anak Papih, ya wajar Papih khawatir, Papih takut kam-"

"Papih tenang aja, Aku gak bakalan ngulangin kesalahan yang sama. " Potong Leo cepat, bangun dari duduknya berniat menuju kamar, karena pembicaraan biasanya akan bertambah panjang jika sudah membahas perihal itu.

Tapi ternyata perkiraan Leo salah, sang Ayah tak lagi melanjutkan topik pembicaraan itu, dan langsung menggantinya dengan topik yang berhasil buat Leo urung beranjak dari ruang utama.

YOUTH;X-2 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang