✧ baca dulu cerpen di ig Tere Liye
yang 'Bukan kalian, tapi Raib
yang paling sedih pt. 2.
(ignya : tereliyewriter)
Ini sudah lebih dari satu bulan sejak Ali menetap di SagaraS. Dia tidak sekolah lagi, tidak tinggal di basemen rumahnya. Tidak ada sosoknya yang menyebalkan, sering membuat marah saat di sekolah. Aku mengela nafas pelan.Eh, walaupun aku malas mengakuinya, tapi aku merindukan Ali. Dia adalah sahabat yang baik, perhatian, dan penuh solusi.
Sore ini sinar matahari jingga masuk melalui jendela kamarku, menerpa wajah. Aku sedang mematut diri di cermin, memasang jepit pemberian Ali di rambutku. Jepit itu terlihat cantik, ternyata selera Ali boleh juga.
"Meong," Si Putih bergelayut di kakiku.
"Ada apa, Put?"
Ekor Si Putih mengarah ke jendela kamar. Dia menatapku sambil mengeong sekali lagi.
"Eh, kamu mau jalan-jalan di luar, Put?"
Si Putih mengeong lebih keras, ekor panjangnya menunjuk jendela yang terbuka.
Perlahan, aku berjalan ke jendela, menatap luar. Tidak ada sesuatu yang aneh. "Ada apa sih, Put?"
Ziiiing!
Astaga. Aku terlonjak kaget. Itu kapsul ILY, mengambang di depan jendela kamarku seperti biasa.
Aku termangu. Bukan karena ILY yang mendadak muncul di depan jendela kamarku, melainkan karena siapa yang mengemudikan kapsul tersebut.
Ali, dia tersenyum lebar melihatku.
"Ayo masuk, Putri Raib. Kita berdua jalan-jalan," Ali berseru semangat.
Eh? Sebelum aku sempat menyadari apa yang sedang terjadi, belalai-belalai dari tubuh ILY membawaku masuk ke dalam kapsul, kemudian mereka menutup jendela kamarku.
"Mana Mama dan Papamu, Ra?" Ali menatapku.
"Eh, mereka lagi ada acara di kantor Papa."
Ali menganggukkan kepala.
"Kita mau ke mana, Ali? Bagaimana kamu bisa keluar dari SagaraS?" Aku segera melontarkan pertanyaan.
Sebenarnya masih ada banyak pertanyaan menumpuk di kepalaku. Kenapa si biang kerok itu mendadak ada di sini? Eh, apa Ali ini asli? Jangan-jangan ini bukan Ali, tapi orang lain yang menyamar?
"Kita mau ke tempat rahasia, Ra. Aku bisa ke sini karena Kakek Ban. Dia mengantarku sampai basemen dan akan menjemputku pulang nanti malam," Ali menjawab sambil mengemudikan Ily.
"Seli? Kita ke rumah Seli?"
Ali menggeleng, "Tadi kan aku sudah bilang kalau kita mau ke tempat rahasia. Kalau rumah Seli sih bukan tempat rahasia."
"Bukannya kita mau menjemput Seli?" Aku bertanya lagi.
Tapi ini sudah jauh dari rumah Seli. Sejak aku duduk di tempatku Ali melajukan ILY dengan kecepatan tinggi.
"Tidak, Ra. Seli sedang belajar, dia sibuk."
"Oh," Aku bersandar ke kursi, menatap pemandangan.
Lengang. Ali fokus mengendarai ILY, aku menatap pemandangan di luar. Suasana canggung.
"Apa tempat rahasia itu berbahaya, Ali?"
Ali tersenyum kecil, bangkit dari tempatnya dan duduk di sebelahku, di tempat duduk Seli biasanya. Dia memakai mode otomatis pada ILY.
"Tidak, Ra," katanya sambil menatapku lamat. "Bagaimana rasanya hidup tanpa aku? Menyenangkan tidak? Sudah tidak ada orang yang membuatmu kesal, Raib."
KAMU SEDANG MEMBACA
bumi series | oneshot [2]
Fanfiction꒰ oneshot tentang kehidupan raib ali seli kalau lagi ga ada misi <3 ꒱ - sebagian besar karakter milik Tere Liye ©alisseuuu