Hamil?

2.4K 266 19
                                    

Cie nungguin ya

Mungkin penulisannya agak berubah sedikit, secara aku udah ga nulis setahun(?) Semoga tidak membuat kalian kecwa xixi





Hua Cheng berlari menyusuri lorong rumahnya, sambil tersenyum tidak jelas dan sedikit tertawa kecil yang bisa membuat kedua sepupunya merinding disko.

Langsung saja tanpa aba-aba ia segera mendobrak pintu kamarnya yang sudah berisi dua makhluk iblis yang sedang asik numpang Wifi di rumahnya, yang katanya jaringan 10G.

"Astaga, kalem Cheng. Lagi main event windtracenya genshin ini, jangan berisik nanti ketahuan." Bisik Wei Wuxian dengan tangannya yang tak berhenti memencet tombol konsol game di tangannya.

"Apakah di wajahku terlihat kalau aku peduli?" Balas Hua Cheng sambil mentoel jidat sepupunya itu.

"Aduhhh sakitt, nanti aku aduin ke ayang Lan Zhan loh." Cibir Wei Wuxian sambil mengerucutkan bibirnya diimut-imutkan yang sebenarnya sama sekali tidak imut dimata kedua sepupunya itu.

"Alay, paling habis liat ini Lan Zhan nya langsung Ilfeel." Timpal Luo Binghe dari pojok kasur sembari bermain bekel. Si Cengeng satu ini memang tidak bisa mengontrol mulutnya kalau sedang berhadapan dengan Wei Wuxian.

"Sorry ya babang binghe, tapi Lan Zhan ku itu setia, mau aku jungkir balik di depan Lan Qiren juga pasti tetep cinta." Balas Wei Wuxian dengan ke PD-an nya yang tingkat dewa. Padahal ya...memang benar sih.

"Tai." Jengah Luo Binghe sambil memutar bola matanya malas. Tuh kan baru saja dibilang, mulut pemuda satu ini memang harus diberi siraman rohani oleh Lan Qiren.

"Mending kalian semua diem dulu deh. Baginda Hua Cheng mau kasih tahu kabar bahagia." Ucap Hua Cheng mengintrupsikan kegiatan kedua sepupunya yang sangat tidak berfaedah. Memang dasarnya mereka mau dibilang sampah masyarakat tapi mereka nya juga punya banyak prestasi membanggakan.

Oke lupakan sampah masyarakat.

Hua Cheng berpura-pura menarik napas, agar terlihat dramatis. Biar kaya di sinetron-sinetron, siapa tau Hua Cheng diangkat jadi pemeran film. Hal itu membuat Luo Binghe dan Wei Wuxian geram. Kalau bukan si yang punya rumah, mungkin sudah mereka berdua buang si Hua Cheng dari jendela.

"Lama ih, jangan-jangan kamu hamil?"

"Lambe mu."

"Lama banget woi, aku mau memecah rekor main bekel 20 bola nih." Teriak Luo Binghe gemas. Padahal nyatanya ia hanya main satu bola bekel.

Hua Cheng berdecih pelan. "Jadi gini gaes, ayang Lian..... nerima ajakan kencan aku uwu." ucapnya sambil memasang wajah imut yang membuat Luo Binghe hendak melempar bola bekel nya yang sebesar bola mata itu ke wajah sepupunya.

"Astaga ternyata gitu doang, kirain kabar bahagianya itu kamu di DO dari sekolah cheng." Balas Luo Binghe, mengangkat bahu seakan tidak peduli, yang sebenernya di dalem hatinya ia komat kamit iri tidak jelas karna tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan sizhun.

"Jadi kalo diriku di DO dari sekolah kau senang, begitu maksudmu?"

"Ya seneng lah, beban idup berkurang, pdkt an sama Sizhun pun lancar."

Belum sempat Hua Cheng membalas perkataan Luo Binghe, sepupunya yang satu lagi menyaut dengan perkataan nyeleneh.

"Jadi kamu ga hamil?" Tanya Wei Wuxian.

"IYALAH COK, SEPUPU MU INI LAKI-LAKI, GANTENG, JANTAN, YAKALI HAMIL." Teriak Hua Cheng ke arah sepupunya yang sepertinya otaknya sedang kekurangan obat.

"Kan siapa tahu cheng, ini kayaknya aku hamil deh, soalnya perut ku gendutan, pasti ada calon jabang bayi disini." Ucap Wei Wuxian melantur sambil mengelus-elus perutnya yang datar kayak triplek. Ngakunya atlet Voli, perut udah kayak lantai sangar tari, lempeng amat.

Luo Binghe yang melihat tingkah sepupunya itu hanya mengernyit jijik, sedangkan Hua Cheng, dirinya sudah bersiap-siap hendak melempar sendal yang saat ini sedang ia pakai. Ketiga sepupu ini memang hobi melempar-lempar barang.

"Otak mu itu sekali-kali harus dibawa ke steam mobil, dicuci pakai ayat kursi sepertinya tidak akan mempan." Timpal Luo Binghe, beranjak pergi dari kamar tersebut. Kepalanya sudah panas hanya melihat Wei Wuxian berbicara. Lagipula ia sudah lelah karna daritadi tidak bisa bermain bola bekel dengan tenang.

Wei Wuxian yang melihat sepupu tertuanya itu hendak pergi, segera beranjak dari kursi game nya, menyusul Luo Binghe.

"Bingbing, tunggu aku, aku lagi hamil jangan cepet cepet jalannya, ntar aku keguguran gimana." Susul Wei Wuxian sambil berteriak tidak jelas. Tuhan, tolong berikan kesabaran lebih untuk Luo Binghe agar tidak memukul sepupunya itu menggunakan panci rumah Hua Cheng.

Saat hendak pergi keluar kamar, tiba-tiba saja pintu nya terbuka dari luar dan menampakkan sosok perempuan yang sudah agak berumur sedang membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan.

"Loh den Binghe sama den Wuxian mau kemana? Bibi udah bawain jus sama cemilan buat kalian, kok malah mau pergi." Ujar si Bibi. Membuat niat Wei Wuxian yang tadinya mau ikut Luo Binghe pergi memutuskan untuk kembali masuk ke kamar.

Katanya sih lumayan, ada rejeki ga boleh di tolak.

Luo Binghe yang melihat makanan dan minuman gratis juga tidak tinggal diam. Ia segera kembali duduk di kasur Hua Cheng dan menunggu si Bibi menata sajiannya.

"Giliran ada makanan sama minuman langsung anteng, pantes tuh perut kalian berdua udah kayak ngandung bayi 7 bulan." Timpal Hua Cheng ketika melihat tingkah kedua sepupunya.

"Gini nih kalo mata minus gak pake kacamata, perut sixpack begini dibilang ngandung bayi 7 bulan." Balas Luo Binghe sambil menyemili makanan yang sudah disajikan oleh si Bibi. Sedangkan Hua Cheng yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas.

Bagaimana dengan Wei Wuxian? Entahlah, pemuda itu sedang sibuk memilih jus mana yang harus ia pilih, secara ketiga jus tersebut adalah rasa buah yang paling ia sukai.








Segini dulu cukup? Hahaha
Sesuai janji, aku bakal crazy up

Seneng kan kalian?

Gimana gaya penulisan aku yang sekarang? enak dibaca? Atau mau yang dulu?

Besok aku up lagi, see you muach

Trio Iblis di SMA MXTX [ Crossover ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang