Sekarang SMA Nusantara di gemparkan dengan berita, di temukannya mayat seorang siswi di dekat gerbang sekolah.
"Itu mayat siapa sih? " Kata salah satu siswi.
"Katanya sih dari ciri-ciri dan pakaian dia mirip sama Aira" Kata siswi lain
"Gak mungkin kalo itu Aira kan" Kata siswi itu
Deg
"Ada apa ini" Kata caca dalam hatinya
Jantung nya terasa berhenti berdetak ketika mendengar nama Aira di sebut. Tanpa berfikir panjang caca langsung berlari mengikuti para murid yang berada di lorong.
Sesampainya di gerbang sekolah sudah banyak gerombolan siswa siswi di sana, bahkan para guru dan juga polisi ada di sana.
"Permisi" Kata caca dan langsung menerobos kerumunan itu.
Duarr
Bagaikan di sambar petir di siang bolong, tubuh caca mendadak kaku dan air matanya langsung membasahi pipinya ketika melihat jasad seorang gadis yang ada di depannya. Gadis itu mirip sekali dengan Aira, walaupun mukanya hancur tapi dengan serangam yang di pakai siswi itu menjelaskan kalau itu Aira karena name tagnya masih kelihatan walaupun tertutup darah tapi masih bisa di baca.
"GAK GAK MUNGKIN INI AIRA HIKS, RA BILANG SAMA GUE KALO INI MIMPI" teriak caca dan bersimpuh di depan jasad Aira.
"Ra bangun, lo janji sama gue kalo lo gak akan ninggalin gue, ayo ra bangun" Kata caca.
"Permisi kami harus membawa jasad ini ke rumah sakit supaya bisa di autopsi" Kata seorang polisi.
"Gak jangn bawa dia, dia pasti cuma bercanda, ayo ra bangun kalo lo mau prank gue, gak gini caranya ayo bngun ra" Kata caca dan kembali mengguncang tubuh Aira.
PLAK
Sebuah tamparan mengenai wajah caca, dan pelakunya adalah sherin.
"PUAS LO AN**NG, GARA-GARA LO AIRA JADI MENINGGAL, INI PASTI ULAH LO KAN, GUE YAKIN INI PASTI ULAH LO, LO UDAH BUNUH SAHABAT KITA" teriak sherin.
"Gak bukan gue yang melakukan semua ini, percaya sama gue" Kata caca sambil terisak
"GAK AKAN ADA LAGI YANG PERCAYA SAMA LO CA, LO ITU PEMBUNUH, LO BAHKAN DENGAN TEGANYA NGEBUNUH SAHABAT LO SENDIRI, GUE BENCI SAMA LO CA GUE BENCI, MATI AJA LO SANA" Teriak amanda
"GUE GAK PEMBUNUH, gue gak pembunuh" Kata caca lirih
"Alah pembohongan lo ca, jelas jelas kalo kemarin Aira selalu bareng lo, jangan ngeles deh lo" Kata salah satu siswi.
"Jangan ekting deh lo, kita udah tau akal busuk lo" Kata siswi lain.
"GAK GUE GAK PEMBUNUH" teriak caca lagi sambil menangis tersedu sedu.
Semua kerumunan mulai pergi dari sana, tanpa menghiraukan caca yang tertunduk di sana.
Mereka semua pergi mengiringi jasad Aira ke rumah sakit, ada juga yang langsung pergi ke rumah duka untuk mempersiapkan semuanya.
***
Sekarang pamakaman di penuhi dengan tangisan pilu, tangisan karena kehilangan sosok sahabat, teman bahkan keluarga.
Semua siswa-siswi SMA nusantara turut mengantarkan Aira ke tempat peristirahatan terakhirnya tidak lupa dengan para guru yang turut hadir.
Setelah dikebumikan nya Aira, satu persatu meninggalkan pemakaman itu, dan menyisakan ayah serta adiknya Aira, tidak lupa disana juga ada sherin, sesil, amanda, wulan, dan juga hanifa.
"Ra, kenapa hiks lo tinggalin kita" Kata sherin.
"Kenapa lo harus pergi secepat hiks ini" Kata sherin lagi.
"Permisi" Kata caca yang baru saja datang.
"Ngapain lo ke sini ah, udah puas lo ngebunuh Aira, atau masih ada lagi yang mau lo bunuh" Kata sesil sambil mendorong caca hingga terjatuh
"Ta hiks tapi gue gak bunuh hiks Aira" Kata caca
"Alah mana ada maling ngaku, cih dasar pembunuh" Kata wulan.
"Tapi... " Kata caca terpotong oleh suara bariton nya ayah Aira.
"Saya minta and pergi dari sini, saya gak sudi melihat wajah pembunuh seperti anda" Kata ayahnya Aira.
"Tapi om, aku gak melakukan semua itu" Kata caca
"SAYA MINTA ANDA PERGI" teriak ayah Aira.
"Baik om" Kata caca tertunduk.
***
Sekarang caca sudah sampai di rumahnya, sepi hanya itu yang dia rasakan sekarang. Tanpa berpikir panjang caca langsung menuju kedalam kamarnya.
Sesampainya di kamar caca langsung mengunci pintu kamarnya, dan mendudukkan bokongnya di dinginnya lantai, caca tertunduk di gelapnya malam, caca menangis sejadi-jadinya melepaskan sesak yang ada di dadanya.
"Hiks hiks kenapa lo hiks harus tinggalin gue ra"
"Hiks di mana janji lo itu hiks katanya lo selalu ada buat gue hiks tapi sekarang kenapa lo malah pergi ra hiks"
"Sekarang gue harus apa ra hiks gak ada yang hiks percaya sama hiks gue"
"GUE HARUS APA RA, AKHHHHH" teriak caca frustasi.
PRANG
BRAK
Semua barang yang ada di kamar itu sudah berserakan dimana-mana, caca menghamburkan semua barang yang ada di hadapannya.
PRANG
Bahkan caca melempari kaca kamarnya dengan vas yang ada di sana.
Berantakan, hancur hanya itu yang bisa menggambarkan keadaan caca saat ini.
"Gue mau lo hiks kembali ra" Lirih caca sebelum dia tertidur karena kelelahan. Bukannya cuma lelah fisik tapi lelah bathin juga.
"Permainan baru di mulai, kamu yang sabar ya caca sayang" Kata seseorang sambil tersenyum melihat caca yang tertidur di kamarnya.
"Lanjutkan rencana selanjutnya, jangan sampai rencana ini gagal" Kata orang tadi kepada anak buahnya.
"Baik queen" Kata ank buah tadi.
"Kehancuran selanjutnya" Kata orang tadi sambil tersenyum devil
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ataukah Janji (END)
Teen FictionDivo Nathaniel Adiwijaya, seorang pria dingin, jutek, yang menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Nusantara, walaupun sikapnya yang terbilang cuek dan dingin tidak menghalangi para kaum hawa antri untuk mendapatkan cintanya. Tapi siapa sangka seora...