WTF?

1.8K 180 18
                                    

berturut doooong hehe.. Semoga suka deh

°°

"Ayah! Yang tadi itu apa?" tanya Lalisa kesal. John berdecak, berbalik menatap Lalisa dengan wajah memerah.

"Apa sih? Bawel sekali. Yang tadi itu apa, yang mana?," Lalisa menghentakan kakinya. Merasa di permainkan oleh ayah kesayangannya ini. ia jadi tak enak hati pada Jungkook setelah melihat pria itu pamit pulang dengan wajah lusu dan di tekuk.

"Ayah menyebalkan!"

"Hey, hey, hey! Kembali kau, Lalisa." Lalisa terdiam. Enggan berbalik menatap sang ayah yang tengah berkacak pinggang.

"Berbalik, kawan." Lalisa mendelik, lalu berbalik. Menatap ayah nya dengan tatapan kesal.

"Jungkook harus di beri pelajaran. Ingat ya, ayah tidak ikhlas jika Jungkook putus denganmu," lalu beranjak pergi. Meninggalkan Lalisa yang mematung disana sendiri. Lalisa tak habis pikir dengan otak cerdik ayah nya itu. Kenapa jadi ayah nya yang terlihat sangat tidak terima dengan perpisahan nya Dengan Jungkook? Astaga, Tuhan. Selamat kan Lalisa.

°°

Disisi lain, Jungkook kini berada di salah satu Club yang cukup ramai. Pria itu menatap gelas wine nya dengan tatapan kosong. Ia harus apa? Lalisa akan di jodohkan dengan pria pilihan ayah gadis itu. Yang pasti akan jauh lebih baik darinya. Membayangkan Lalisa akan jatuh cinta pada pria lain membuat Jungkook sesak bukan main. Lalu, Lalisa akan bermanja-manja, di temani tidur ketika hujan, merengek ketika tidak mendapatkan yang gadis itu mau. Semua nya akan segera Lalisa lakukan bersama pria lain.

Lalisa tidak akan manja kepadanya lagi. Bagaimana ini? Jungkook tidak merasa senang. Ia malah merasa hampa, marah, sesak, dan sakit secara bersamaan.

"Wah! Kejadian ini harus di abadikan.. Seorang Jeon Jungkook berada di Club dengan segelas Wine di tangan nya," Jungkook berdecak malas. menatap pria pendek di samping dengan tatapan mengejek.

"Diam, Jim. Kau menganggu," pria bernama Jimin itu mencibikan bibirnya kesal.

"Wow! Masalah berat apa Yang tengah kau hadapi ini, Jung?" Jungkook menegakan badan nya. Lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Jika aku bercerita, apa kau bisa membuat semua nya baik-baik saja?" Jimin dengan menggeleng dengan wajah Polos.

"Kalau begitu tidak usah. Kau tidak membantu," Jimin berdecih. Jungkook selalu sombong dalam keadaan apapun. Walaupun Jungkook benar, ia tidak akan membantu. Tetap saja tidak boleh sombong seperti itu.

"Harus Kah aku menebak masalah mu ini, Jung?.. kalau begitu aku pilih, Lisa." Dengan cepat Jungkook menoleh. Menatap Jimin dengan dahi berkerut.

"Ah, jadi benar. apa Lalisa sudah melupakan mu dan berpindah ke lain hati?" Tatapan Jungkook kian menajam, Gelas di tangan nya ia genggam dengan sangat erat. Jimin yang melihat reaksi Jungkook seperti itu pun, menggaruk tengkuk nya dengan kekehan yang  terdengar kaku.

"Aish. Benar juga. Hehe. Tidak apa, Jung. bereskan saja masalah mu itu. A—aku pergi dulu," Jungkook menghela nafasnya. Sejauh ini, tidak ada yang bisa ia bereskan. Semua nya berantakan Dan semakin membuat nya pening Dan sesak. Ia kira, mendapatkan Daya sudah segala-galanya. Ternyata salah. Ia butuh Lalisa sebagai penenang nya.

Merebut Lalisa secara paksa adalah jalan saru-satu nya. Jungkook sudah memantapkan hati nya. Ia harus melakukan ini. Harus.





°°

Haiii, babiesss. Semangat puasa nya ya untuk yang menjalan kann. Hehe.

Luv u

You Broke Me First | Lizkook✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang