HE'S WAY

2K 194 6
                                    

Hallo adik-adik manis>•<.. Gimana?.. Masih nunggu kepastian?.. Ck!.. Tungguin aku aja mendingan, Yang udh pasti_azeg.. Lanjut dahh ya daripada kita Ngoceh mulu mending langsung aja..

°°°

Langit Sore Tampak gelap dengan Tetesan air yang jatuh menerpa bumi, Memberi keuntungan bagi penghuni Alam Semesta.

Lalisa Menatap Daya yang masih sedikit takut. Ia berencana akan menunggu Jungkook Jauh dari badut lucu itu.

"Maafkan Aku.. Aku memang bodoh," Ujar Lalisa. Daya menggeleng cepat.

"Tidak,Lisa. Ini—aku memang takut Badut. Dan ini bukan salahmu," Lalisa menghela nafasnya. Ia hanya tak ingin Daya menangis seperti tadi. Mobil Sport Milik Jungkook terparkir mulus di depan mereka. Pria itu keluar dengan wajah khawatir.

"Daya, Kau baik-baik saja,sayang?" Lalisa dan Daya bangkit dari duduknya. Jungkook langsung merengkuh tubuh Daya dengan Erat.

" Tadi Daya takut badut, Jung.. Ini semua salahku. Maafkan aku," Jelas Lisa dengan badan yang ia bungkukan, Meminta maaf. Jungkook menatap Lisa dengan Tatapan yang sulit di artikan. Rengkuhan itu Melonggar dengan sendirinya.

" Jadi, kau bersama kekasihku, Lisa?" Daya dan Lalisa menyerngit bingung dengan pertanyaan yang sang pria lontarkan, Namun lalisa hanya mengangguk.

"K–kenapa?.. Kenapa kau masih—apa kau tidak Tersakiti?" Lalisa mulai Tau arah pembicaraan itu. Gadis itu tersenyum tulus, Membelai pundak Daya, Membuat wanita itu membeku.

" Tidak, Jung.. Kalau aku hanya diam dan membenci kalian, Itu akan Terus menyakitiku, Tapi kalau aku mau Mendekatkan diri dan memaafkan Kesalahan itu, Sakit itu akan Hilang di telan waktu.. aku sama sekali tidak merasa Sakit. Cukup jaga Daya dan jangan menyakitinya seperti kau menyakitiku, aku sudah sangat berterima kasih," Daya Menangis, Memeluk Lisa dengan erat, Dan tentu saja di balas tak kalah erat Oleh sang gadis. Jungkook menggenggam Tangan Lisa, Lalu membelainya dengan ibu jari, membuat gadis itu Tersenyum tipis, Karena mengira Jungkook hanya berterima kasih.

" Aku tak tahu harus bagaimana.. Hiks.. Aku menyayangimu, Lisa." Lisa mengangguk. Melepaskan rengkuhan itu begitupun dengan genggaman tangannya dengan Jungkook.

" Pulanglah. Badut itu pasti masih ada di sekitar sini,"

" Terimakasih, Lisa."

°°

Lalisa Menatap Langit malam yang terlihat bertambah gelap, karena Mendung. Gadis itu yakin, malam Ini pasti akan Ada Badai dan Hujan yang lumayan Deras.

"Nona Lalisa," Suara dari Seorang wanita Membuatnya Terpaksa menoleh, Walau ia tak ingin.

"Ya?" Wanita itu Berjalan Mendekatinya dengan Beberapa Alat Yang ada di kedua tangannya.

"Mr.John Meminta saya untuk menjemput anda, Agar segera pergi ke Bandara untuk menjemputnya," Lalisa menghela nafasnya, Lalu mengangguk setuju. Wanita itu Menggulung alat yang ada di kedua tangannya, Lalu menaruh Alat itu ke dalam Saku Jaket yang wanita itu pakai. Lalisa tidak tahu Alat apa yang di Saku Jaket wanita Itu.

"Shintya," Wanita Itu—Han Shintya—Atau Lebih suka di sapa—Shinshin–itu menoleh dengan Alis menekuk tajam.

Lalisa terkekeh. Ia tahu, Shintya tengah kesal karena Ia memanggil wanita Itu dengan Nama asli, Sedangkan, menurut Shintya sendiri, Nama aslinya adalah sebuah bencana.

"Jangan menatapku begitu, Shinshin. Aku hanya bercanda Tadi," Shintya menghela nafasnya. Berusaha Bersikap Formal kepada Nona lalisanya itu.

"Baiklah, Nona. Apa yang ingin anda sampaikan?" Lalisa mencibikan Bibirnya Tak suka.

"Yak!. Mr.John-mu tidak ada disini.. Jangan Berbicara Formal kepadaku, Shinshin." Shintya Terkekeh kecil. Mendudukan Dirinya disamping Lalisa yang masih Mencibikan Bibir.

"Ada Luca di Depan,Lice.. Aku masih mencintai pekerjaanku," Lalisa Tertawa terbahak. Menepuk pundak Shintya sedikit keras, Untuk pelampiasan Tawanya.

"Iya,Iya.. Kau masih mencintai Pekerjaanmu dan tentu saja,.. Sharon. Kau Juga masih mencintai pria gagah itu," Shintya terbelalak. Memukul lengan bagian atas Milik Lisa dengan sedikit keras.

" Sharon ada di depan, Lisa" Gadis itu Memasang wajah terkejut yang dibuat-buat. Membuat Shintya bertambah kesal.

"Oh?. Benarkah?. Pria gagah itu ada di depan?.. Sharon!" Shintya terbelalak. Wanita itu bangkit dari duduknya saat Sharon memasuki Ruangan itu.

"Ada apa, Nona?" Lalisa memasang wajah Jahilnya. Menatap Shintya yang menunduk, Namun mata wanita itu masih menatapnya Tajam seolah berkata ‘Jangan macam-macam’ .

"Begini, aku ingin Pergi ke pesta ulang Tahun Sahabatku.. Dan aku menyuruh Shintya untuk membeli Gaun yang Cocok. Tapi sepertinya, Shintya Tidak begitu ahli mengemudi.. Jadi, Bisakah kau antar Dia?" Shintya Membulatkan Matanya Saat Sharon Mengangguk Dengan Cepat dan mantap.

" Ya sudah. Tunggu apalagi?. Sudah sana," Setelah Sharon dan Shintya keluar, Lalisa tertawa terbahak-bahak dengan Air mata yang menetes di sudur matanya.

"Dasar pasangan Es!" Lisa menghentikan tawanya ketika menyedari sesuatu.

" Astaga, Ayah!"


°°

Jungkook masih membelai pundak sang kekasih, Memberi ketenangan.

" Aku akan ke kamar," Jungkook mengangguk, Membiarkan Daya masuk kedalam kamarnya. Pria itu mendudukan diri di sofa, Memikirkan Lisa yang Berpura-pura baik-baik saja, Walaupun ia tahu, Gadis itu tak sedang baik-baik saja. Telapak tangan itu masih sangat lembut, Sama seperti dulu. Entah kenapa, Ia ingin Menggenggam tangan itu lagi. Tak ingin melepaskannya barang sedetikpun.

"Argh, sialan!" Umpat Jungkook masih dengan raut wajah frustasi.

"Lisa?"

.
.
.
.
.
.

TO BE CONTINUED......

|
|
|

Annyeonghaseo.. Kemaren ada yang DM aku, Nanya soal konsep THE NEXT ONE dan dia juga ngasih saran, Gimana kalo TNO ini di jadiin Project Khusus buat Cerita di akun Salalalala97_ .. Gini, Sweetest-kuh.. TNO udah aku siapin tepat di hari Aku ilang ingatan Tentang akun itu.. Jadi aku gak bisa rubah-rubah lagi.. Maafin zizi, Sweetest.. Hiks..

You Broke Me First | Lizkook✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang