" Alhamdulillah Pak, Bu. Perkembangan janinnya bagus." Ucap Dokter Della yang tengah memeriksa kandungan Indah.
Hari ini sesuai dengan jadwal periksa Indah pada biasanya. Kini mereka telah bersama Dokter Della untuk memeriksa kandungan Indah. Karena memang kehamilan yang dialami Indah bisa dikatakan perlu pengawasan ekstra dari Dokter, terlebih lagi dengan kejadian yang di alami Indah beberapa waktu yang lalu.
" Mau tau jenis kelaminnya?." Tanya Dokter Della .
" Emang udah bisa Dok?." Tanya Oniel.
Dokter Della mengangguk." Sudah Pak.
Oniel menatap Indah meminta pendapat." Gimana?.
Indah mengigit bibir bawahnya, lalu menganggukkan kepalanya." Boleh."
Dokter Della tersenyum." Jadi anak Bapak sama Ibu jenis kelaminnya perempuan Bu. Cantik pasti seperti Ibunya.
Oniel menatap layar monitor yang menampilkan tampilan anaknya dan Indah yang masih di dalam perut
" Perempuan Dok?." Tanya Oniel.
Dokter Della mengangguk." Selamat ya Pak, Bu."
Sesudah melakukan check-up dan USG kini mereka berdua tengah berada di jalan pulang menuju rumah Indah terus mengelus perutnya yang membesar dengan lembut membayangkan betapa bahagianya ia sekarang karena tak terasa nanti ia akan mempunyai anak.
***
Indah mengerjapkan matanya, ia meraba-raba di sampingnya lalu menoleh. Ia tidak mendapati Oniel ada di sana. Indah menengok pada jam dinding. 05.00Kemana Oniel, pikirnya.
Indah bangkit dari rebahannya.
Sayup-sayup ia mendengar suara berisik yang tak jauh dari kamarnya.Indah yang penasaran pun mulai berjalan keluar kamar dengan rambut yang diikatnya asal. Kini kehamilannya memasuki usia tujuh bulan. Dan tepat Minggu yang lalu, ia dan Oniel telah berbelanja keperluan untuk anak pertama mereka. Walaupun mungkin masih ada yang kurang, setidaknya mereka mempersiapkan terlebih dahulu.
Indah berjalan memasuki kamar yang tepat bersebrangan dengan kamar Olla. Ia membuka pintu kamar tersebut perlahan. Kamar yang bernuansa hijau muda itu masih sedikit berantakan, karena memang Indah yang tidak diperbolehkan oleh Oniel untuk merapikannya, bahkan Mba Ina pun tidak diperbolehkan oleh Oniel untuk merapikannya. Selain takut kelelahan, ia tidak mau Indah menjadi terbebankan dengan ini. Padahal cuma merapikan saja. Memang Oniel ingin ia sendiri yang merapikan kamar anaknya, kalaupun Indah membantu hanya beberapa saja.
Dan kini dilihatnya Oniel tengah merakit box bayi yang telah dibeli mereka Minggu lalu. Indah melipat tangannya memperhatikan Oniel yang tidak sadar kalau dirinya telah berada di sana, karena memang ia tepat berada di belakang Oniel. Oniel tengah serius merakit mainan yang terpasang di box bayi tersebut.
Setelah selesai merakit mainan tersebut, Oniel mulai memasangkan kelambu yang di khususkan untuk box bayi tersebut.
Indah yang melihat Oniel itu tersenyum kecil, Oniel menyambut anak pertama mereka dengan antusias. Bahkan sepagi ini ia merakit box bayi untuk anak mereka.
" Udah selesai " Oniel mundur beberapa langkah dari box bayi tersebut." Bagus hebat juga ya." Monolog Oniel dengan kekehannya.
" Rajin banget Mas." Ucap Indah yang membuat kaget Oniel."
Oniel menoleh." Ya ampun kamu ngagetin tau gak."
Indah tertawa kecil." Loh, kenapa? Kamu aja yang dari tadi gak sadar aku disini."
" Dari tadi?." Tanya Oniel menaikkan alisnya."
Indah mengangguk." Iya udah dari tadi," Indah berjalan mendekati Oniel, ia mengecup pipi Oniel." Ini hadiah dari aku, karena kamu udah semangat pagi-pagi gini."
Indah melihat box bayi yang telah diselesaikan Oniel, ia tersenyum kecil membayangkan nanti anak mereka tengah terlelap di sana.
Oniel perlahan mendekat ke belakang tubuh Indah, ia memeluk tubuh Indah.
" Mas?." Panggil Indah yang menyandarkan tubuhnya pada Oniel dan memegang tangan Oniel yang berada di perutnya.
" Ya?."
" Kamu udah ada nama untuk anak kita?." Tanya Indah.
Oniel terkekeh mengangguk." Udah ko kenapa emangnya?.
" Apa namanya Mas aku mau tau."
" Angelina Christy Gimana menurut kamu?." Tanya Oniel meminta pendapat.
Indah mengangguk." Namanya bagus Mas aku suka.
Oniel melepaskan tangannya karena kaget merasakan pergerakan di perut Indah, Indah yang tengah menyandarkan tubuhnya itu pun ikut terlonjak kaget.
" Kenapa sih Mas?." Tanya Indah sewot membalikkan tubuhnya.
" I-itu tadi perut kamu kayak ada yang gerak Ndah." Jawab Oniel gagap.
Dahi Indah mengernyit lalu ia tertawa kecil." Emangnya kamu kalau malam gak ngerasa ya?.
Oniel menggelengkan kepalanya." Enggak."
Indah tersenyum tipis." Yaudah sini. Christy pengen Papahnya ngelus perut Mamanya lagi."
Dengan takut-takut Oniel memegang perut Indah sedangkan Indah tertawa dalam hati melihat wajah Oniel yang gugup. Perlahan Indah menggapai tangan Oniel, meyakinkannya untuk memegang perutnya dan mengelusnya dengan lembut.
Tak berapa lama, terjadi pergerakan kembali di perut Indah yang dirasakan oleh Oniel.
" Gpp Mas berarti Christy seneng kalau gitu." Ucap Indah yang meyakinkan Oniel.
Oniel mengangguk dengan perlahan ia berjongkok dan wajahnya kini tepat berada di depan perut Indah." Selamat Pagi Peri Kecilnya Papah Oniel." Oniel mencium perut Indah.
Indah mengelus kepala belakang Oniel sambil memperhatikan Oniel yang tengah berinteraksi dengan anak mereka yang masih berada di dalam perutnya.
Pintu kamar pun terbuka mereka berdua menoleh, dan terlihat lah Olla dengan wajah baru bangun tidur sambil membawa boneka Tedy bear miliknya.
" Maaah, Aku laper." Rengek Olla.
Indah tertawa kecil, ia menoleh pada Oniel." Mas temenin Olla dulu ya biar aku masak buat sarapan dulu.
Oniel mengangguk." Ayo sini sayang sama Papah dulu."
Indah pun berjalan keluar kamar menuju dapur memasakkan sarapan untuk mereka bersama Bi Ina...
.
.
.
.
.
.Bersambung...
Terima kasih buat yang sudah mampir kesini jangan lupa vote dan komennya juga ya Terima Kasih 🙏 see you di next part selanjutnya ya!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionDisaat Oniel Sudah menemukan Kebahagiaan Baru Bersama Indah Dan Juga Olla anaknya Tapi Ariella datang kembali di kehidupan Oniel membawa luka yang dulu sempat Ia berikan pada Oniel dan juga Olla. Apa yang harus di lakukan Oniel? Bagaimana Ia mempert...