Tujuh hari berlalu. Sejak kejadian waktu itu Sosok Axelga Hedra belum saja menampakkan batang hidungnya begitupun dengan Haikal. Ia bak ditelan bumi yang hilang entah kemana.
Revika mengatakan sejak minggu kemarin nama Haikal Bramasta tak ada sautan ketika guru mengambil absen dikelas. Dan tak ada satupun yang tahu apakah kabar anak itu baik-baik saja atau sedang sakit.
Galang, Rayhan, dan Randy pun juga tak tahu atau mungkin mereka pura-pura tidak tahu kemana dua orang itu pergi. Terakhir Haikal mengatakan kepada Rayhan kalau dia pergi ke jogja untuk liburan bersama keluarganya. Sedangkan Agaa tak ada satupun yang tahu dimana ia berada.
Randy mengatakan jangan terlalu khawatir. Mungkin Agaa sedang menyelesaikan masalahnya dengan anak 42. "Besok juga bakal ada kok tuh anak. Dia mah emang gitu anaknya, suka ngilang kek pakboy wkwk. Jadi dibawa sans aja."
Tiga hari kemudian Haikal akhirnya menongolkan dirinya. "Pagi sayang ku." Menyapa gadis yang tak ia lihat beberapa hari terakhir. Ia sangat merindukannya.
"Sikal. Ini elu? Srius ini elu?" Mengucek matanya tak percaya melihat sosok cowo yang berdiri tepat didepannya tersebut. "Aigoo. Lu kemana aja sih selama ini? Kenapa baru nongol sekarang hah? Gua takut lu kenapa-kenapa. Gua pikir lu di apa-apain sama anak 42."
"Uhh babe.. sebegitunya banget cinta ama gua sampe bela-belain khawatirin gua segala."
"Anjir! Plase deh udah gausah ke pedean deh loh. Gua cuma kepo doang." Bisa-bisanya anak ini bercanda disaat seorang Revika Clauren sangat mencemaskannya walaupun tertutup gengsi setinggi menara Pisa.
"Aduh sakitt!"
Semua murid dikelas tertawa menyaksikan bu Nita guru matematika wajib memukul kepala seorang Haikal Bramasta menggunakan penggaris besar berbentuk segitiga yang terbuat dari kayu yang selalu ia bawa ketika mengajar.
"Aduh bu sakit buk. Ibuk ih ini kepala bukan kelapa yang seenak jidat bisa digetok gitu aja." Cerocos Haikal spontan kepada bu Nita tersebut.
"Banyak omong kamu ya. Bukannya duduk manis dikursi mu malah ngajakin murid lain ngerumpi pagi-pagi. gak dengar dari tadi bel masuk udah bunyi? Udah duduk cepat ditempatmu, jangan bikin mood saya ancur pagi-pagi gini."
"Iya buk maaf." Diiringi sorakkan dari teman sekelasnya.
Vika yang dari tadi menyaksikan hanya bisa diam pasrah tak mengerti lagi dengan sifat konyol temannya tersebut.
~ooo~
"Pulang sekolah kita kerumah sakit yuk"-
"Lu kenapa? Lu sakit sakit Kal? Sakit apa? Kok bisa gua gak tau? Kok lu gak bilang?"
"Hey hey tenang babe, makanya kalo orang ngomong itu didengerin dulu jangan asal motong. Gua tau lu perhatian banget sama gua." Ledek Haikal yang tak menyangka Vika sebegitu takut akan apa yang terjadi pada dirinya.
"Fix lu suka gua pastikan Vik. Jangan buru-buru gitu. Tenang gua juga suka sama lu, tapi harus sabar dulu ya. Tarik ulur dulu coy. Haha"
"Kenapa lu cengengesan gak jelas gitu. Cepat kasih tau ngapain pulang sekolah kerumah sakit?" Tanya Claa penasaran yang langsung mematahkan haluan tingkat dewa sang Haikal Bramasta.
"Mama Agaa dirawat dirumah sakit. Jadi pulang sekolah mari kita jengukin. Sekalian lu pasti juga mau lihat mama mertuakan, Acaa." Ledek Haikal yang berujung geplakan tangan melayang tepat didada bidangnya.
"Apaan sih lu Kal." Jelas terlihat salah tingkah Claa yang mebuat pipinya menjadi pink. "Emang mama Agaa sakit apa? Kok bisa dirawat?"
"Biasalah terlalu kecapean."
Ting!
Bunyi notifikasi pesan dari ponsel Claa.
Agaa
| Boleh minta tolong?Acaa
Boleh minta tolong apa? |Agaa
| Tolong rawat si Momo dulu, gua banyak yang harus di selesain. Kalo semuanya udah beres, bakal gua jemput.
| Sandi apartment gua 040315.
| Makanannya gak jauh dari kandangnya. Udah dulu ya, thanks Caa.Acaa
Oke Agaa |"Habis bales pesan dari siapa kok senyum-senyum sendiri lu." Vika yang dari tadi aneh melihat sahabatnya menatap layar ponselnya lama.
"Oh gak ada kok kepo amat vik." Yang dibalas cukup santai dari seorang Claa padahal di dalam lubuk hati yang paling dalam ia sudah terbang tinggi kelangit ketujuh. Haha lebay lu min.
"Kal nanti pas pulang dari rumah sakit sekalian mampir ke apart Agaa dulu ya, mau ngambil si Momo. Kasian kata Agaa gak ada yang ngurus." Claa melanjutkan kalimatnya kepada Haikal.
"Gila ya si Agaa. Emang gua yang udah sahabatan dari kecil gak di anggap? Hey biasanya iuga gua yang disuruh beresin tu eek nya si kucing." Tak menyangka dengan sahabatnya bisa-bisa dia menduakan seorang Haikal Bramasta.
~ooo~
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Crush"
Teen FictionBrugghh!! "Awh sakit" Aku terjatuh kelantai. "Eh sorry sorry, lu gak pa pa kan...?" mengulurkan tangannya kearah ku. Arghh, gilaaa gua gak mimpi kan ya, serius ini dia..? Ahh it's my crush!!" batin ku. ___________ Setelah cukup tenang aku melepask...