[ S2 ] ❝Bukber di luar, yok!❞

756 183 23
                                    

"Buka nanti masak apa?" tanya Satya ke Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Buka nanti masak apa?" tanya Satya ke Sean.

Sean ngangkat bahunya, "Nggak tahu. Tanya Bang Reyhan."

Satya noleh ke Reyhan, "Masak apa buka nanti?"

Reyhan geleng-geleng kepala, "Nggak tahu, tanya aja A' Hesa."

Satya noleh ke Mahesa, "A' Hesa, nanti buka puasa masak apa?"

Mahesa ngangkat bahu, "Belum mikir. Tanya aja sama kompor."

"A', jangan aneh-aneh deh.." Satya ngehela nafas.

Satya ngelihat ke arah jam, buka puasa tinggal tiga jam lagi tapi nggak ada tanda-tanda ada yang mau masak buat buka. Emang, sih, masih ada sisa tumis kangkung bekas sahur, tapi 'kan kurang.

Satya bikin pose mikir, "Hm... Guys,

Bukber di luar, yok!"

Azka ngernyitin dahi, "Bukber di mana?"

Satya naro tangan di pinggang, "Ya di mana kek, di resto kek, ayam geprek kek, ramen kek, nasi padang juga gapapa serius."

"Ayam geprek!" Riki tiba-tiba muncul di ambang pintu kamarnya.

"Giliran makan aja cepet, " cibir Azka.

Riki cengengesan, duduk di sebelah Mahesa.

"Ya udah, setuju nggak? buka pake ayam geprek?" tanya Satya.

"Setuju!" kata Sean sama Riki.

"A'a setuju sih," jawab Mahesa.

"Ngikut aja deh." Juan nyender ke sofa.

"Gue mah apa aja," kata Azka.

"Setuju, tapi bayar pake uang sendiri ya. Jangan minta traktir lo pada." Reyhan nunjuk Riki sama Satya.

Yang ditunjuk langsung manyun, tahu aja mau minta dibayarin.

"Otw nya jam lima weh. Bisi rame di sana nya terus nggak kebagian tempat duduk," kata Mahesa.

Yang lain ngangguk-ngangguk.

•••

"Panas banget..." Juan ngipas-ngipas diri sendiri pake buku tulis bekas.

Riki ngusap perutnya, "Perut gue udah bunyi, laper."

"Iya nih, haus." Sean megang lehernya.

"Ngeluh aja bisanya. Lakuin yang bermanfaat kek," komentar Reyhan.

"Ngapain? Males ah lagi pw," kata Juan.

Reyhan nunjuk bahunya, "Nih, pijetin. Lumayan dapat pahala."

Juan langsung ngedelik, "Dih, ogah."

Satya natap ke luar jendela. Matahari lagi super terik bahkan di jam empat sore ini. "Biasanya sih tanda-tanda mau hujan kalau panas banget kayak gini."

"Yah, jangan dong Bang. Nanti kita ke resto nya gimana," kata Riki.

Satya ngangkat bahunya, "Ya nggak gimana-gimana. Otw ya otw aja."

"Bukan gitu..." Bibir Riki maju sesenti.

"Emang kita jalan kaki ke sana?" tanya Reyhan.

"Ya naik apalagi, Bang? Mobilnya Bang Azka kan masih di bengkel sehabis nabrak tiang listrik pas Riki belajar ngendarain mobil," kata Sean.

Riki melotot sementara Reyhan ngangguk-ngangguk.

"Gapapa lah Rey, biar dikira rombongan cogan yekan," kata Satya sambil nyikut lengan Reyhan.

"Yang ada kita disuruh bubar nggak sih? Dikira mau demo," kata Juan yang bikin Sean sama Riki ketawa ngakak.

"Duh, gue ada uang nggak ya?" Sean masukin tangannya ke saku, nyari-nyari uang. Siapa tahu ada nyelip kan?

"EH ADA!" Sean keluarin tangannya, ada uang sepuluh ribu di tangannya, "ALHAMDULILLAH! LUMAYAN!!" Sean sampai sujud syukur karena nemu sepuluh ribu di celananya.

Bahagia tuh sederhana, nemu uang di saku pas lagi butuh contohnya.

"Yo guys! Gue udah siap." Azka keluar dari kamar. Dia udah pake jaket jeans dan topi. Tinggal pake sepatu aja.

"Masih lama Bang," komentar Riki.

Azka duduk di karpet, "Ya gapapa, siap-siap aja."

"Udah jam lima weh! Ayo otw!" kata Satya sambil nunjuk jam di dinding.

Juan naro tangan di pinggang, "Bang, gue liat lo mindahin jarum jam ya."

Satya cuman haha-hehe, benerin lagi jam dindingnya.

"Btw, kita bukber di resto ayam geprek yang mana?" tanya Azka.

"Itu lho,yang sebelah gedung karaoke," jawab Reyhan.

Azka ngangguk-ngangguk, "Sabi lah jalan kaki. Nggak jauh-jauh amat."

"Sambil nunggu jam lima, gue mau ngemil keripik aja deh," celetuk Sean.

"Heh!" Juan melotot ke Sean.

Sean ketawa, "Bercanda elah!!"

Mari kita skip ke jam lima aja biar cepet, kasian.

•••

"JAM LIMA NIH, OTW AYO," teriak Riki yang udah nggak sabar.

Anggota lain langsung berdiri, jalan bareng keluar kosan. Beberapa pakai sepatu dulu kayak Juan, Azka, sama Reyhan.

Riki duluan jalan, "Asik bukber!"

Crasshh

Hujan turun.

Riki ngerjap-ngerjap, kerahnya ditarik Juan yang bawa dia ke teras biar nggak kehujanan.

"YAAAH, BANG SATYA SIH DO'AIN HUJAN." Riki narik-narik kerah Satya.

"YA MANA GUE TAHU." Satya berusaha lepasin tangan Riki. Kuat juga tenaga ni bocah.

"Udah-udah, Azka, pesen Go-car sana," kata Mahesa.

Azka ngangguk, ngeluarin HP nya lalu pesen Go-car buat mereka.

Terpaksa mereka nunggu mobilnya dateng selama sepuluh menit.

"Alhamdulillah, dateng juga," gumam Sean waktu mobilnya dateng. Satu persatu naik ke mobil dengan tujuan resto ayam geprek.

Lagi-lagi nggak beruntung, restonya tutup.

Riki udah nangis lebay di pelukan Mahesa. Sementara yang lain muter otak supaya bukbernya tetep jadi.

"Kesitu aja deh, mau nggak?" Reyhan nunjuk ke salah satu pedagang kaki lima yang nggak jauh dari resto ayam geprek.

Akhirnya mereka bertujuh buka puasa sama pecel lele di pinggir jalan. Nggak apa-apa, tetep bahagia kok.

Minimal bukbernya bukan wacana doang, ya gak?

RAMADHAN「ENHYPEN」
[ SEASON 2 ]
❏ɪᴍɢʏᴜᴍɪɴ

[✓] Ramadhan「Enhypen」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang