-fate doesn't even want to separate us, even if it's only for a moment-
Krisan
-----------Gue menjadi manajer baru band 24 Second di mana Wina baru saja lolos menjadi vokalisnya kemarin. Yang lucu adalah, gue bahkan tidak melamar posisi tersebut.
Malam itu di restoran seafood, saat Wina sibuk melamun, gue sudah memberitahunya. Bahwa seorang staf perusahaan tiba-tiba menawari gue untuk menjadi salah satu anggota band. Saat gue bilang gue tidak bisa bernyanyi atau memainkan alat musik apapun, dia tetap saja bersikukuh ingin merekrut gue dan mengangsurkan sebuah kartu nama dengan logo TC Entertainment terpatri di sana.
"Kalau-kalau Masnya mau jadi manajer juga gak apa-apa, kebetulan manajernya 24 Second baru aja resign, dan kami belum ketemu penggantinya. Jadi kalau Mas berminat bisa hubungi nomor di sini." Perempuan itu menunjuk deretan nomor di kartu tersebut.
Sebenarnya, gue enggan sekali terikat dengan pekerjaan yang merepotkan sejenis ini. Tapi mengingat biaya kuliah dan biaya hidup yang tidak murah, gue menyetujui. Lumayan, kan. Selama ini bayaran menjadi fotografer freelance memang menjanjikan, tapi bukan bayaran tetap dan tidak setiap bulan bisa gue dapatkan. Jadi berdosa kalau gue menolak rezeki gaji bulanan yang lumayan.
Di band ini ada lima orang termasuk Wina-- sebagai vokalis baru mereka. Cowok dengan kulit kecoklatan yang bermuka menyebalkan itu memperkenalkan diri sebagai Hael, seorang drummer. Satu orang lagi dengan muka kalem tapi tipis kesabaran dan tidak terlalu tinggi bernama Raja, dia bilang posisinya sebagai pemain gitar elektrik dan biasa mengisi kekosongan vokal di band. Satu orang lagi yang terlihat tidak begitu peduli namun nyatanya banyak ngajak gue ngobrol bernama Caesar, dia pemain keyboard, kabarnya juga --ini informasi dari Wina-- Caesar adalah anggota terkaya di band ini, cucu konglomerat terkenal.
Orang terakhir yang sebenarnya sangat enggan gue bahas bernama Kaisar-- Caesar yang kasih tahu, karena orang itu tidak mau repot-repot memperkenalkan diri. Setelah berkenalan singkat dengan mereka gue menyadari sesuatu, band ini punya Raja dan Kaisar dalam satu tim... Iya, iya gak ada hubungannya memang, unik aja menurut gue tuh!
Kaisar menjadi satu-satunya orang yang tidak menyambut kedatangan gue dengan ramah.
"Dia biasanya memang cuek begitu." Hael berbisik.
"Gausah khawatir, kalau kalian udah akrab, Kaisar tuh orangnya care." Tambah Raja.
Gue sama sekali tidak khawatir. Gue bisa menganggap Kaisar tidak begitu penting atau bahkan tidak pernah ada, sama seperti yang dia lakukan ke gue saat ini.
Gue memilih duduk pada sisi sofa di mana Kaisar terlihat sibuk dengan gitarnya. Gue menunggu Wina, karena gadis itu tidak kunjung datang. Di hari perdana latihan mereka sebagai satu tim, Wina terlambat.
"Ini mana sih vokalis baru kita? Baru hari pertama udah telat begini?" Hael terlihat mengomel sementara yang lain kembali sibuk pada urusan masing-masing. Gue mulai menatap ponsel, berpikir untuk menghubungi Wina jika saja gadis itu tidak tiba-tiba muncul di depan pintu dengan wajah penuh peluh dan napas yang ngos-ngosan.
"Habis maraton lo?" Gue bisa melihat anak rambut yang ada pada jidat lebarnya itu basah karena keringat.
Gadis itu menghembuskan napas kasar sebelum membungkuk 90° sambil meneriakkan permintaan maaf. "Lain kali, saya tidak akan terlambat lagi." Ucapnya masih ngos-ngosan sebelum menyadari orang yang bertanya barusan adalah gue.
"Lho!" Wina membungkam mulutnya dengan satu tangan sementara tangan yang lain tertuju ke gue. "Lo ngapain di sini?"
"Kalian saling kenal?" Kaisar terlihat tidak suka, gue gak tahu kenapa. Dan itu menjadi kali pertama gue mendengar suara Kaisar hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANDING✔️
FanfictionSHORT STORY 18+ Krisan tidak pernah tahu sejak kapan ia mulai melihat Wina sebagai seorang wanita. Padahal dulunya, Wina tidak lebih dari sekedar teman masa kecil yang menjelma layaknya keluarga. I decided to land on you -Krisan Nagara Start; April...