-She is exactly what I need-
Krisan
------------Persetan dengan Hael. Nyatanya, dia menjadi satu-satunya orang yang paling banyak menyulitkan gue. Gue baru tahu kalau manajer adalah kata lain dari babu. Kenyang gue jadi jongos mereka berempat.
Peluh terasa meleleh turun dari dahi sebelum akhirnya menetes di ujung dagu. Cuaca hari ini panas, kelewat panas. Tapi yang lebih panas di sini adalah jiwa gue. Tahu gini gue tolak aja tawaran staf kemarin, berasa kerja jadi kuli, serius.
Selama ini hidup gue hanya berkutat di kuliah, organisasi, dan kamera. Selama gue melayani organisasi kampus, gak pernah tuh gue merasa secapek ini. Gue berhenti ikut organisasi saat sudah memasuki semester 4, sementara menjadi seorang fotografer sudah gue tekuni sejak masih duduk di bangku SMA--yaa, sebatas freelancer aja sih. Gue perlu mencari kesibukan baru, karena sebenarnya gue orang yang gampang merasa jenuh dengan rutinitas yang begitu-begitu saja, dan begitulah gue berakhir setuju untuk bekerja sebagai babu di sini.
Setidaknya ada Wina, kan. Jadi gue bisa terus baik-baik saja.
"Nih." Botol air mineral yang baru saja keluar dari lemari pendingin sedikit membuat udara sekitar tidak lagi terasa panas. Wina mengangsurkannya, dibarengi senyum yang... Sedikit ganjil.
"Kenapa lo?" Curiga gue.
Dia tidak segera menjawab, alih-alih membukakan tutup botol dan mengangsurkannya lagi ke gue. Masih dengan senyum yang sama ... bukan jenis senyum yang ada maunya sih. Apa, ya? Gak tahu juga gue.
"Sori, ya." Wina menepuk pelan bahu gue.
Gue masih merasa ada yang aneh, "Kenapa?" dengan bingung sedikit membuat jarak, dan Wina berdecak.
"Gue tuh gak tahu kalo ternyata lo lagi butuh duit."
Gue?
Gue menunjuk diri gue sendiri dengan raut bingung, mencari pencerahan kalau-kalau Wina salah sebut.
"Lo kenapa gak bilang lagi nunggak UKT sih? Ini pasti alasan lo out dari BEM juga, ya?"
Wina terus berbicara tanpa mau gue jeda. Padahal gue berusaha meluruskan kesalahpahaman yang tiba-tiba ini.
"Kenapa gak bilang? Ha? Sejak kapan lo jadi tertutup begini ke gue?"
Wina menepuk pundak gue lagi, kali ini sebanyak dua kali. Seolah dengan begitu ia bisa meruntuhkan beban berat yang membebani gue.
"Win, gue--"
"Iya gak usah cerita kalo lo gak mau." Potongnya. Kemudian mengelus punggung gue ringan masih dalam usahanya menguatkan gue.
"Harusnya lo terus terang kalau lagi butuh kerjaan, jadi kan gue gak mikir yang aneh-aneh. Cerita aja si, kalau ada apa-apa tuh, emang lo merasa harga diri lo tercoreng kalau bilang lagi nunggak UKT ke gue?"
Asumsi dari mana itu?!
Lagian sejak kapan gue jadi menunggak UKT, sih? Gimana bisa nunggak cobak? Emang UKT bisa ditunggak?
"Gak papa, gue juga sering gak punya duit. Bonyok kalau lagi resek suka tetiba gak kasih gue duit jajan. Tapi gak relate sama lo sih ya, masalahnya duit UKT gue udah pasti dibayarin."
Gue hanya sibuk mengernyit selama Wina nyerocos masalah yang tidak sedang gue alami. "Win, ini info dari mana sih? Gue--"
"Kak Malik telepon, bentar." Wina mengangkat sambungan telepon dengan wajah berbinar setelah memotong ucapan gue. "Iya, iya kak. Aku kesana, okay." Sambungan telepon terputus.
"Lo belum ketemu kak Malik kan ya? Dia komposer kita, nanti lo harus ketemu, asik banget orangnya. Lo tau gue suka banget dipuji 'kan? Dan kak Malik bilang range suara gue itu cocok banget sama warna band kita. Demi alek gue mau terbang rasanya--eh yaampun udah ditungguin, gue duluan ya mau latihan lagi."
Setelah selesai dengan kalimat panjang tanpa memberikan gue kesempatan bicara, Wina sudah berlari menjauh, tidak lupa dengan lambaian tangan dan ia berteriak. "Jangan mau di babuin Hael, dia emang suka usil. Semangat."
Kalimat itu membuat gue tersenyum, itu adalah bentuk pedulinya gadis itu ke gue. Meski seringnya gue sadar kalau Wina semakin bawel tiap harinya.
Setelah tubuh itu menghilang, ponsel gue bergetar.
Unknown number
Krisan, ini nomor Lynaa.
Staf yang rekrut kamu.Krisan Nagara
Oh iya mbak, terimakasih ya.Unknown number
Di simpan ya nomornya.
Panggil Lynaa aja, gausah mbak.
Traktir makan kapan-kapan, hehe.Dan, akhirnya gue tahu kenapa Wina tetiba punya asumsi ngawur begitu. Gue mendesah gusar. Kayaknya hari-hari gue kedepannya bakal lebih menyebalkan dari hari ini.
"WOY MANAGER, BELIIN KOPI LAGI DONG! LO SALAH BELI KOPI GUE, SELERA LO ANEH."
***
Afkar Malik
*
*
*
*
Greensihwhite <3
KAMU SEDANG MEMBACA
LANDING✔️
Hayran KurguSHORT STORY 18+ Krisan tidak pernah tahu sejak kapan ia mulai melihat Wina sebagai seorang wanita. Padahal dulunya, Wina tidak lebih dari sekedar teman masa kecil yang menjelma layaknya keluarga. I decided to land on you -Krisan Nagara Start; April...