Drunk

691 78 9
                                    

-I'll fall in love with the little things-

Krisan
--------

Empat hari tour akhirnya berakhir. Kami sedang dalam perjalanan pulang. Curut-curut itu sedang tidur saat ini, nampak sangat kelelahan. Gue juga lelah, amat sangat. Namun lagi-lagi karena gue Manajer alias babu band ini, gue harus menyetir untuk membawa mereka semua pulang.

Van yang gue kemudikan meluncur tenang di jalan tol, di sebelah gue ada Wina yang entah sedang tertidur juga atau hanya memejamkan mata karena sedari tadi senyum di bibirnya tidak juga meluruh.

Wina pasti bahagia, gue tahu. Gue bahkan sangat bangga saat melihat teman gue satu ini berdiri di tengah-tengah panggung dan bernyanyi dengan baik sebagai seorang vokalis. Reaksi publik juga cukup baik. Banyak yang menyambut Wina sebagai vokalis baru, bahkan memuji suara merdu dan stage presence gadis itu.

Beberapa kali gue menoleh hanya untuk memastikan Wina tertidur dengan nyaman.

"Gue gak tidur." Gadis itu menggumam, dan gue tersenyum.

Akhir-akhir ini gue sering tersenyum karenanya, turut bahagia. Karena gue tahu seberapa besar rasa suka gadis itu pada band ini.

"Kenapa gak tidur aja? Masih lama nyampe, gak capek?"

"Capek. Tapi seneng." Wina kembali memejamkan mata dan bibirnya kembali tersenyum, cantik.

Ponsel gue bergetar dengan dering yang lama, seseorang menelepon. Tadinya sempat gue abaikan sebelum akhirnya Wina mengangkatnya.

"Guntur." Ucapnya setelah membaca nama penelepon pada layar.

Panggilan itu dia atur menjadi loud speaker sehingga gue bisa dengan bebas mendengar tanpa harus memegang ponsel.

"Lo dimana?" Orang di seberang sana langsung bicara setelah panggilan terhubung.

"Masih di jalan gue, baru balik dari Bandung."

Guntur adalah seorang partner kerja. Baru-baru ini gue bukan hanya menjual hasil jepretan secara freelance, melainkan ada sebuah perusahaan yang tertarik merekrut setelah melihat portofolio di akun Instagram punya gue. Kami bertemu sesaat setelah gue menandatangani kontrak dengan perusahaan untuk mengadakan pameran. Mungkin jika tidak ada kendala, pameran bisa dilaksanakan sekitar tiga bulan ke depan.

"Waduh, masalahnya ini kita ada meeting dadakan jam empat. Sempet gak sih?"

"Selain meeting, cara lo kasih tahu gue juga dadakan banget." Guntur justru terkekeh diseberang sana. Pasalnya, saat ini saja sudah pukul empat kurang lima belas menit.

"Sori." Terdengar kekehan lagi. "Sebenernya tadi pagi sih staff-nya hubungi gue untuk bahas pameran."

"Dan lo baru bangun? Jadi baru cek?"

"Exactly." Guntur terkekeh lagi tanpa dosa. "Gue atur ulang jadwalnya deh. Setelah lo tiba kabarin ya, atau lo bisa langsung ke studio. Pokoknya harus hari ini meeting-nya"

Gue menghembuskan napas lelah. Padahal gue pengen langsung tidur setelah pulang.

"Oke."

***

Wina
-------

Pukul tujuh, kami sudah tiba di perusahaan. Bersama lenguhan Caesar, Raja, dan Hael yang kelelahan. Hanya aku yang masih tersenyum terang sampai saat ini. Bukannya aku tidak lelah, hanya saja terlalu bahagia membuatku lupa pada remuknya tulang punggung yang terasa.

LANDING✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang