A/n: Gaya menulisnya sedikit berubah karena aku baru lanjut bagian pertengahan episode setelah dua tahun aku anggurin kalau kalian ngeh tgl aku selesain eps :) terimakasih atas pengertiannya semoga enjoy membaca🌟🌟🌟
Lucius Abraxas Malfoy memiliki bakat dalam memprediksi kejadian-kejadian dan membuat keputusan yang tepat. Itu sebabnya dia berharap putranya juga memiliki bakatnya.
Namun, sekarang dia sedang gelisah, dia dan Narcissa telah melupakan keadaan Draco, dia juga baru saja menyadari, Draco telah meminun ramuan provokasi, ramuan yang akan membuat si peminum akan melakukan tindakan gila dan pasti berujung baku hantam.
Itu ramuan keributan yang Lucius siapkan untuk Menteri Prancis gila ini agar dia berkelahi dengan Monsieur Delacour, dia tidak menyadarinya sama sekali bahwa Draco telah menyesapnya sedikit.
Dia berbagi pandangan dengan Narcissa yang matanya terbelalak dan melotot kearahnya, meminta penjelasan masuk akal atau ancaman mengusirnya dari kamar utama.
Lucius menelan salivanya dengan gugup, ini sebabnya dia agak enggan bersama Narcissa, dia mengetahui wataknya yang akan mengalahkannya, tetapi dia sudah sangat mencintainya, sehingga dia akan pasrah jika mendapatkan kutukan tidak berakhlak dari istrinya tersebut.
Melirik sekitar, dia melihat putranya yang sudah kembali dalam keadaan normal dan baik-baik saja! Itu sangat melegakan, yah, walau melihat tatapan Narcissa kearahnya bahwa dia belum tentu dimaafkan....
Setidaknya dia bisa pulang dengan damai!
***
Draco berlatih ilmu sihirnya bersama Sirius, dia mengajarinya dengan keras dan terkadang main-main. Lama kelamaan dia gatal juga untuk mengetahui kabar Harry Potter.
"Bagaimana kabar putra baptismu?" tanyanya begitu sesi selesai, energi sihirnya seperti meluap-luap, kesegaran sihir seperti ini selalu dirasakan jika dia berlatih dengan teknik Sirius.
"Menunjukkan adanya pelecehan, tetapi sekarang dia hidup nyaman dan belajar bahwa dia bukan si aneh atau tidak ada yang mencintainya." Suara Sirius dipenuhi kepahitan, Draco meringis, bukan hal baik mendengar anak kecil mengucapkan hal seperti itu.
"Mungkin kau harus memperkenalkannya dengan anak-anak sebayanya, setidaknya dia bisa lebih membaur."
"Harry ..., enggan berpisah denganku," gumam Sirius dengan gusar, "Sekarang saja aku mengambil jam tidur siangnya."
"Apa tidak mengkhawatirkan? Ketergantungannya maksudku," ucap Draco, "Kau sudah mempertemukan nya dengan psikolog anak?"
"Belum untuk saat ini, karena aku saja masih harus bertemu psikiater akibat Azkaban." Sirius berkata dengan masam. "Orang-orang tak bertanggungjawab itu enggan membiayai kompensasi yang kuinginkan karena aku bermarga Black."
Draco memahami perasaannya, "Pasti menyebalkan."
Sirius mengangkat bahu tidak peduli, "Selama mereka tidak mengomentariku menghindari pajak sih bukan masalah."
"Kau memang pembuat kekacauan, Sirius."
"Jangan memujiku terlalu jauh, Little Drackie.
"Kutekankan itu hinaan, dan namaku Draco."
"Aku lebih menyukai memanggilmu itu."
"Aku tidak mau," jawab Draco dengan cepat, dia kadang sulit mengimbangi kejenakaan Sirius.
Hanya saja Draco teringat bagaimana kacaunya pertemuan pertama Sirius bersama keluarga Black, bahkan paman Regulus telah tertawa terbahak-bahak saat menceritakannya saat ibu yang dipenuhi kekesalan hanya bisa men-silencio Sirius selama pertemuan demi berlangsungnya dengan nyaman, damai dan sentosa.
![](https://img.wattpad.com/cover/265813678-288-k980740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Draco Malfoy?! [Bl]
FanfikceHarry Potter. Itu seru, bukan? Cerita yang ditulis dengan sangat baik membuat banyak orang menyukainya. Bagaimana jika kamu bisa masuk ke dunia Harry Potter? Senang? Nah, itu terjadi padaku. Ketimbang menjadi MC utamanya yaitu Harry Potter, KENA...