Andra sedang serius mengerjakan ujiannya. Dia tidak ingin mendapatkan nilai rendah yang berujung remedial. Dimana waktunya di sekolah akan bertambah dan di rumah akan berkurang. Ia tidak ingin itu terjadi. Dan sesekali melihat hpnya, tentu saja bertukar jawaban dengan Saga. Tidak peduli jawaban Saga benar atau tidak. Nilai Saga makanya nilainya juga.
Ditengah keseriuasannya, ada pesan dari mamahnya.
Mamah
Ndra, Nak Jan akan melahirkan. Mamah sudah membawanya ke rumah sakit. Ini Nak Jan sedang di persiapkan. Papah juga akan menyusul ke sini. Kamu juga cepatlah ke mari.Benarkah? Jantungnya mendadak berdegup kencang, suara tangis bayi sudah ada di kepalanya.
Andra
Aku segera datang, jaga Jan untukku, Mah.Ada beberapa soal belum terjawab. Sial. Dirinya tidak akan bisa lagi konsentrasi mengerjakan.
Andra
Ga, Jan mau lahiran. Gue mau nyusul ke rumah sakit. Tapi soal gue belum ke jawab semua. Jawabin ya?Saga
Siap! Titip salam bro buat keponakan.Andra
Aman-aman.Lalu Andra permisi ke toilet. Dengan diam-diam membawa lembar jawabannya. Kemudian dengan hati-hati, menyelipkan lembar jawabannya di meja Saga. Meskipun sekelas memperhatikan, tapi beruntungnya kelas mereka tidak ada anak yang cepu.
Setelah itu dirinya berlari ke jalan biasa yang dilaluinya bersama murid lain untuk bolos. Yaps, jalan belakang. Dan karena tadi ia terlambat, motornya terparkir tepat di tempat penitipan yang biasa digunakan anak-anak buat bolos. Seperti dirinya sekarang.
Tanpa berlama-lama, Andra memacu motornya dengan kecepatan penuh. Senyumnya tidak luntur. Bayangan-bayangan tentang keluarga kecilnya semakin membuatnya bahagia.
Tapi saat melihat kaca spionnya, ada banyak motor di belakangnya. Andra mencoba memacukan lebih kencang untuk memastikan apakah mereka mengikutinya atau memang kebetulan saja.
Dan benar saja, mereka mengikutinya. Sial! Apa-apaan ini? Diperlambatnya sedikit laju motornya. Tangannya merogoh sakunya mengambil ponselnya. Untung saja tidak pakai kunci segala.
Diteleponnya nomor Saga. Ingin menghubungi papahnya tapi ia tidak ingin membuat kericuhan, yang akan memengaruhi keadaan Jan nanti.
Tidak sampai sepuluh detik, Saga mengangkatnya. "Apa bro?"
"Gue diikuti sekelompok orang pake motor. Gue nggak tau mereka siapa. Kirim polisi ke jalan cemangi gue di sekitaran sini, cepat. Jangan hubungi orang rumah gue."
Tanpa menunggu jawaban Saga, Andra mematikan ponselnya. Karena susah menyimpan kembali ponselnya ke sakunya, tanpa ragu dibuangnya ponselnya ke jalan. Hancur.
Mau memacukan kembali motornya sudah lebih dulu ia dicegat tapi Andra tanpa ampun menerobos mengakibatkan tiga motor yang menghalngi jatuh. Yang lain tetap mengejar Andra.
Andra berulang kali menyumpah serapah. Kenapa harus sekarang? Jannya sedang melahirkan anaknya. Apa takdir sebercanda ini? Ayolah, dirinya sedang tidak ingin bercanda dengan takdir.
Keseimbangan Andra roboh saat salah satu dari mereka menunjangnya dari samping sehingga dirinya terlempar. Dirinya jatuh dengan kasar ke aspal berbatu. Motornya menabrak pohon dengan keras. Ia ragu motornya bisa digunakan sekarang.
Keningnya berdarah, salahnya karena tidak memakai helm. Seragamnya bagian lengan kanan sobek, ada darah yang mengalir. Sialan! Kakinya juga sepertinya terkilir. Sialan! Sialan!
![](https://img.wattpad.com/cover/307017135-288-k392836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's like You [end] [republish]
Teen FictionMencari kasih sayang? Hah .... "Jan ingin disayangi!" - 09/04/22 10/04/22