"Senja itu milik bumi, kalau kamu milik aku"
-Zayyan Daffa Al-Fakhri.
Hidup ini dipenuhi dengan misteri yang tak terduga. Dan sesuatu terkadang terjadi begitu saja. Seperti saat ini, langit yang tadi nya terlihat sangat terang tiba-tiba saja hujan turun dengan deras.
Akhir-akhir ini hujan memang selalu turun, dan selalu turun di sore hari.
Entah kenapa hujan kali ini benar benar terlihat begitu indah. Kilatnya yang terus menghiasi langit gelap ditengah rintikan hujan membuat seorang gadis yang sedang bersantai di balkon kamarnya menatap takjub ke arah langit.
Walaupun ada rasa sedikit kesal dihatinya, karena sore hari ini terlihat sama seperti sore sebelumnya. Dirinya tidak bisa melihat senja di sore hari.
Jika menurut orang lain senja adalah tanda dari perpisahan. Maka menurut nya senja itu hebat. Dia tak pernah menyerah. Senja hanya akan beristirahat sejenak dengan meredupkan cahayanya dan kembali lagi di esok hari dengan cahaya yang indah.
Dirinya ingin seperti senja. Tidak pernah menyerah terhadap masalah yang datang kepada dirinya, dan hanya akan beristirahat sejenak jika dirinya benar-benar lelah.
Ia hanya ingin sekuat senja, namun dirinya tidak bisa. Dirinya merasa iri terhadap senja yang bisa kuat dalam menghadapi masalah, sedangkan dia tidak bisa seperti itu.
Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar. Pandangan kembali tertuju kepada langit yang dipenuhi kilat itu. Dan pikiranya kembali bekerja.
Sepertinya dia tidak hanya ingin menjadi senja saja. Ia juga ingin menjadi kilat. Mengapa?
Dia dengan hebatnya dapat menghiasi langit yang sedang bersedih dan suasana hatinya yang sedang tidak baik. Ia juga selalu ada disaat langit sedang bersedih. Yah, Setidaknya kilat berguna bagi langit.
Apakah bisa dirinya seperti itu?
Lagi-lagi gadis itu menghembuskan nafasnya kasar. Gadis itu memandangi langit dengan dalam, sampai ia tak sadar ada lelaki yang sedang meneriakinya dibawah sana.
"WOY! NAZ! NAZLA!!" itu sudah yang keempat kalinya lelaki itu berteriak dibawah sana dengan air hujan yang terus membasahi tubuhnya.
"NAZLA!!!" teriak lelaki itu sekali lagi.
Gadis yang bernama Nazla itu akhirnya tersadar dan mengalihkan pandangannya ke bawah. Disana ia melihat lelaki yang sudah lama menjadi temannya dan baru-baru ini berganti statusnya menjadi pacar ada di depan gerbang dengan motor Jalu peninggalan bapaknya.
Nazla terkejut dengan tangan yang menutupi mulutnya. Ia segera bergegas lari ke bawah dan mengambil payung untuk membukakan pintu gerbang.
Lelaki itu menyalakan mesin motornya dan memasuki halaman rumah Nazla. "Bodoh! Ngapain hujan hujan datang kesini?!" Tanya nya saat keduanya telah berada di teras rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA [ Wong Lucas ] ✓
Short StoryTakdir. Apakah kita bisa mengubah takdir? Bisakah cahaya itu bersinar kembali? Bisakah cahaya itu bertahan lebih lama lagi? Tentu saja tidak. Dirimu sama seperti senja. Disaat Senja datang di sore hari, cahaya yang mulanya terlihat begitu indah mula...