Seperti Senja

20 15 20
                                    

Saat tangan Nazla ingin menerima air itu, ada yang membuat nya mengurungkan untuk meminum air itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tangan Nazla ingin menerima air itu, ada yang membuat nya mengurungkan untuk meminum air itu. Suara itu, seseorang itu kini memanggil nya.

Nazla langsung mendekati Daffa, dan melihat kilatnya yang ternyata benar membuka matanya. Dirinya langsung menghapus air matanya dan kembali menatap Daffa. Tangan Daffa terangkat untuk mengelus pipi gembul Nazla yang kini lembab.

"Jangan nangis, aku baik-baik aja sekarang. Operasi aku berhasil tadi, mamah yang bilang. Kamu jangan khawatir oke. Maaf bukannya aku pengen nyembunyiin sesuatu dari kamu, hanya saja aku gak mau bikin kamu khawatir terus sama aku" Nazla menatap lekat wajah Daffa dengan mata yang kembali berlinang.

"Sekarang aku mau jujur sama kamu, aku di diagnosis tumor otak dari waktu tahun kemarin. Awalnya tumor aku belum ganas, tapi akhir-akhir ini aku sering ngerasain pusing yang berlebihan. Dan itu juga penyebab aku bisa ada di rumah sakit ini" ujar nya dengan suara yang begitu lemas.

"Kamu jangan nangis terus dong, masa princess nya Daffa nangis sih. Senyum dong, kan sekarang aku masih bisa liat kamu" lanjut nya sembari tersenyum manis. Nazla membalas senyuman nya tak kalah manis.

Mata Daffa tertuju ke arah pintu utama ruang ICU, kemudian kembali menatap gadis yang berada di samping nya.

"Aku sebelum nya udah bilang kan Naz? Jangan lupa buat tersenyum, jangan lupa buat bahagia kalau kamu gak mau hidup kamu gelap. Jangan sering-sering telat makan, kalau kamu gak mau sakit kayak aku. Jangan banyak pikirin hal yang gak berguna, jangan gampang overthinking. Gak baik buat otak kamu. Rajin-rajin belajar nya, semester depan kamu bakal naik ke kelas 11. Buktiin kalau kamu bisa buat menghadapi tantangan itu. Jangan pernah nyerah ataupun putus asa Naz. Kamu masih punya keinginan dan cita-cita buat dicapai kan?" Tangan Daffa mengusap air mata yang terus keluar dari mata nazla.

"Ada daf, aku masih punya keinginan. Aku mau ngelakuin nya bareng kamu. Aku pengen jalan-jalan malam keliling Jakarta sama kamu. Jadi aku mohon, jangan dulu pergi" ujar Nazla sambil memegang tangan Daffa yang berada di pipinya.

Daffa menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Gak bisa Naz. Buat kali ini aku minta maaf gak bisa nurutin kemauan kamu, maaf. Tapi kamu inget kan apa yang aku bilang sebelumnya. Bahwa langit setelah hujan itu lebih indah dari pada langit disaat hujan turun. Emang mungkin pelangi gak datang disaat langit sedang bersedih. Tapi percayalah, pelangi pasti punya cara tersendiri untuk menghibur langit. Karena kamu juga tau kan? Gak semua orang itu memiliki sifat dan cara yang sama? Termasuk kilat dan pelangi, mereka memiliki cara nya tersendiri untuk menghibur langit"

"Di dunia ini laki-laki yang baik bukan cuman aku Naz"

"Tapi yang kayak kamu cuman ada satu di dunia ini" jawab Nazla sesenggukan.

Daffa menganggukkan kepalanya. "Iya aku tau. Aku itu cuman ada satu di dunia ini. Tapi masih ada orang yang lebih baik dari pada aku, yang gak penyakitan kayak aku di dunia ini, yang masih bisa nemenin kamu, mungkin selamanya. Kalau kamu udah nemuin orang itu, inget kata-kata aku. Dia tetaplah dia, dan aku tetaplah aku. Kita beda Naz. Jangan karena hampir semua sifatnya mirip kayak aku kamu malah mikirnya dia itu aku. Jangan Naz, itu bisa bikin hati dia tersakiti. Kamu boleh sama orang itu, asal kamu harus tetep inget aku walaupun aku bukan rumah lagi buat kamu" Daffa berhenti sejenak untuk menahan air matanya.

SENJA [ Wong Lucas ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang