Tiba-tiba?

15 16 6
                                    

Jarinya dengan perlahan berhenti memetik senar gitar milik Nazla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarinya dengan perlahan berhenti memetik senar gitar milik Nazla. Pandangannya tak beralih sedikitpun dari wajah Nazla. Senyumannya terus mengembang, dan tangannya beralih menggenggam erat tangan Nazla.

"Kamu kayak nya hari ini lagi seneng banget ya?" Nazla terheran-heran karena sejak keberadaan Daffa tadi, dirinya terus tersenyum lebar.

"Iya kayak nya. Aku seneng masih bisa liat kamu senyum, aku seneng masih bisa jadi sandaran kamu, aku seneng bisa jadi kilat kamu, aku juga seneng udah jadi pacar kamu" jawabnya.

"Sering-sering senyum kayak gini Naz, jangan pas ada aku aja. Ke semuanya, keluarga kamu, siapapun itu intinya jangan berhenti tersenyum. Kalau aku gak ada emang kamu bakal cemberut terus gitu? Jelek dong kalau cemberut terus, hidup kamu juga bakal lebih hampa kalau cemberut terus" ujar Daffa.

"Inget Naz, apapun keadaanya kamu harus inget buat tersenyum. Entah itu terpaksa atau nggak, senyum aja gak apa-apa. Dan ternyata Naz pura-pura bahagia juga penting, bahkan dengan berpura-pura bahagia lama-kelamaan kita bakal lupa kalau kita lagi berpura-pura" lanjutnya.

Tangan yang mula nya menggenggam tangan Nazla kini perlahan naik memegang tekuk gadis itu. Wajahnya maju secara perlahan-lahan dengan mata yang tertutup.

Nazla yang mengerti pun langsung memejamkan matanya. Jarak antara keduanya sudah sangat dekat, dan berakhir benda kenyal itu menempel pada dahi Nazla. Daffa menciumnya agak lama, dan sangat menghayati moment nya.

Perlahan wajah mereka mundur secara perlahan, kedua matanya saling memandang satu sama lain. Bola mata Daffa mengarah ke bibir gadis itu. Dan Daffa pun mendarat bibirnya tetap di bibir Nazla.

Nazla agak terkejut, namun Nazla tak memberontak. Yang Daffa lakukan hanya kecupan manis dengan waktu yang agak lama, setelah nya Daffa memundurkan tubuhnya.

"Maaf tiba-tiba banget ya?" Daffa bertanya karena dirinya tau kedua nya belum pernah melakukan itu.

Nazla mengedipkan kedua matanya salah tingkah, Nazla agak malu untuk memandang Daffa sekarang. "Lihat aku Naz" Nazla pun memandang Daffa dengan gugupnya.

"Bahagia itu penting buat hormon tubuh kita, itu berarti bahagia juga penting buat kesehatan kita. Jadi jangan lupa buat bahagia terus oke"

"Kecupan tadi, aku lakuin karena jujur aku sayang banget sama kamu. Dan aku gak tau kapan kita mati, bisa aja kan besok aku udah gak ada di dunia ini"

"Makanya sebelum aku menghilang bagaikan senja, aku mau kasih kecupan itu dulu sama kamu. Sampai akhirnya mungkin itu bisa aja jadi kenangan terindah yang pernah kita alami" ujar Daffa.

Tangannya bergerak mengusap kepala Nazla, dan kembali membenarkan helaian rambut Nazla yang menghalangi wajah cantik itu sembari tersenyum.

"Kamu ngomong nya aneh tau gak? Kamu kenapa sih sebenarnya?" Heran Nazla.

Daffa hanya tersenyum menanggapi nya, lalu menarik tubuh Nazla kedalam dekapannya. "Aku pergi ya Naz" pamitnya.

"Kamu mau pergi kemana?" Tanya Nazla sambil melepas pelukannya.

"Berak" seketika tawa Nazla pun buyar, kemudian tawanya diikuti oleh Daffa.

"Yang bener ih kamu mah bercanda terus" kesal Nazla sambil menyeka air matanya karena tertawa.

"Ya mau pulang lah sayang" Nazla mengangguk dengan mulut yang membentuk huruf o.

Gadis itu kemudian tersenyum. "Kamu hati-hati dijalan nya ya. Jalanan nya masih licin walaupun udah gak hujan" ujar Nazla sembari bangkit dari duduknya.

"Iya sayang. Udah udah, kamu gak usah nganterin aku ke luar. Diem aja disini, capek tau naik turun tangga tuh. Kamu jangan capek capek oke. Nanti ikan nya aku yang bawa sendiri" suruh Daffa menghentikan Nazla yang ingin mengantarkan nya ke depan.

"Serius?"

"Iya. Bye Nazla!" Ucapnya sembari melambaikan tangannya dan menutup pintu kamar Nazla.

Nazla kembali duduk di balkon. Sedangkan Daffa sekarang kakinya sedang melangkah ke arah dapur untuk mengambil ikan miliknya, lalu berjalan keluar rumah. Dikarenakan hujan nya sudah mereda, jadi dirinya tidak akan kebasahan lagi.

Daffa tidak memakai helm nya, mungkin memang jarak rumah diantara keduanya sangat dekat. Jadi daffa langsung menyalakan mesin motornya dan berjalan membuka gerbang rumah Nazla. Setelah motor di luar ia turun sebentar untuk menutup nya kembali.

Matanya memandang balkon kamar milik nazla yang berada di lantai dua itu. Wajah nya terlihat sangat bahagia melihat gadis itu.

Daffa melambaikan tangannya sembari menaiki motor Jalu peninggalan bapaknya itu. Dan Nazla membalas Daffa dengan senyuman dan lambaian tangan.

"Hati-hati ya sayang!" Daffa terkekeh mendengar teriakan Nazla. Tiba-tiba dia bilang sayang?

"Siap sayang!" Jawabnya, kemudian melajukan motornya menjauh dari rumah Nazla.

tbc.

—tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENJA [ Wong Lucas ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang