42 - Deadly Little Kiss

605 57 2
                                    

Kepalaku benar-benar seperti habis menaiki komidi putar, rasanya tidak enak.. mual dan pusing. Tapi kenapa mimpi itu rasanya sangat nyata, apakah itu adalah potongan memoriku?

Terkadang, mimpi seperti itu terasa sangat nyata dan membuatku merasa ketakutan. Seperti saat kau memimpikan orang tua mu pergi meninggalkanmu, atau bertemu dengan ular di mimpimu.

Mimpiku saat itu.. terasa seperti mimpi buruk bagiku.





"Chaeyoung-a! kau sudah sadar? Chaeyoung-a! kau dengar aku?" Teriak seseorang padaku dengan sedikit sentuhan di pundakku.

"Ah.. aku dimana?"

"Kau dirumah sakit, kau bisa melihatku?"

"Jungkook-ssi, aku bisa melihatmu. Kenapa aku disini?"

"Kau pingsan, aku sangat panik jadi aku membawamu ke rumah sakit. Aku panggilkan dokter ya, kau tunggu sebentar."

Aku hanya bisa memegangi kepalaku dan bertanya-tanya apakah mimpi itu benar kenyataan atau hanya sebuah mimpi belaka. Kupikir Jungkook tidak akan sejahat itu padaku, ia tidak mungkin memberikan kenangan buruk, maksudku ia adalah sosok malaikat penuh dengan kesempurnaan.

"Chaeyoung-a, ini dokternya sudah datang.." ia memegang bahuku dan akupun seketika menoleh kearah mereka.

Setelah dokter memeriksaku, ia bilang bahwa aku kelelahan dan kurang asupan nutrisi. Ia bilang juga bahwa aku harus di infus dan baru dibolehkan pulang ketika infusku sudah habis.

Jungkook juga sudah menungguku sampai aku bangun, hari sudah berganti menjadi malam.

Ia terus memegangi tanganku dan melihat apakah aku masih sadar. "Seharusnya kau bilang, seharusnya aku lebih peka terhadap dirimu yang sekarang, aku salah. Aku yang salah karena kurang menjagamu.. kau bodoh Jungkook!"

"Kau tidak bodoh." gumamku.

"Kau sudah bangun? bagaimana keadaanmu? masih pusing?"

"Jungkook-a.. aku mendengar semua yang kau bicarakan. Aku tidak apa-apa, kau dengar sendirikan, aku hanya sedikit kelelahan makanya aku pingsan seperti ini." ucapku menjelaskan dengan lembut.

Jungkook tiba-tiba mencium keningku, entah apa yang ada dipikirannya. "Maafkan aku.."

Aku membalasnya dengan senyuman kecil, "Tidak apa-apa, jangan terlalu khawatir."

"Ngomong-ngomong, kau memberitahu Taehyungie?" tanyaku dengan memegang lengannya. "Tidak, kau mau bertemu dengannya?"

"Ah kalau begitu jangan, aku hanya ingin pulang dengan tenang.." balasku.

1 Jam kemudian, dokter sudah membolehkan aku untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Sebenarnya aku ingin sekali bertanya apakah mimpi yang diperlihatkan padaku adalah kenangan nyata atau tidak. Tapi waktunya yang tidak tepat, aku harus memikirkan bagaimana caranya aku bercerita tentang mimpi itu kepada Jungkook.

Jungkook harus tau, aku juga tidak mau menyembunyikan apa-apa lagi padanya.

Kau tau, semenjak aku bertemu dengannya lagi.. aku tidak bisa menghilangkan dirinya di pikiranku. Aku terus memikirkannya, tapi ketika aku di perlihatkan mimpi itu.. Jungkook yang ada di depanku ini rasanya berubah menjadi seseorang yang jahat.

Entahlah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika itu benar. Bagaimana jika Jungkook memang brengsek?


. . .

Beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar bahwa aku diterima di Bighit Ent. yaitu perusaan agensi yang sedang populer. Kata eomma, aku pernah bekerja disana. Mungkin ini adalah alasan kenapa aku bisa diterima lagi.

We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang