8. We Meet Again

522 111 11
                                    

"Sorry?" Bingung Jeongyeon.

"Kak Jeongyeon, ini aku!" Ucap Mina.

"Apakah saya mengenal nyonya?" Tanya Jeongyeon.

"Berhenti panggil aku nyonya. Aku Mina! Myoi Mina dari SMA. Aku adik kelas kakak di tahun pertama. Kita bertemu sebelum kakak pergi ke inggris!" Ucap Mina.

"Myoi Mina? Astaga kau Myoi Mina?!" Kaget Jeongyeon sambil menutup mulutnya.

"Iya! Gadis yang dulu kakak pinjami topi waktu datang terlambat! Kita makan es krim bersama, ingat??" Tanya Mina.

"Astaga kau benar benar Myoi Mina!! Kemana poni imut dan rambut lurus hitam legam milikmu? Kau terlihat jauh berbeda dengan rambut pirangmu! Aku kira kau adalah orang asing!" Jeongyeon begitu senang.

"Kakak ingatkan??" Tanya Mina.

"Tentu saja! Kau adik kelas yang sangat baik! Aku kira aku takkan pernah bertemu denganmu lagi." Jeongyeon menghampiri Mina dan memeluknya.

*Greb.

Mina pun membalas pelukan Jeongyeon sambil memejamkan mata.

"Astaga kalau aku bau orange juice, itu salahmu." Candaan Jeongyeon berhasil membuat Mina yang menitikan air mata pun tertawa.

"Hey, kau menangis?" Kaget Jeongyeon saat melepaskan pelukan mereka.

"Maaf, aku sangat merindukan kakak. Aku kira, aku takkan pernah bisa bertemu kakak lagi." Ucap Mina.

"Astaga.." Jeongyeon pun kembali memeluk Mina.

"Kita baru mengenal 3 hari, tapi selama 3 tahun masa SMA ku, dirimulah yang paling aku ingat." Ucap Jeongyeon.

"Benarkah?" Tanya Mina.

"Tentu saja tidak, aku lebih ingat teman temaku. " Canda Jeongyeon.

"Ih kakak!" Mina memukul pundak Jeongyeon.

"Hahaha." Jeongyeon terkekeh.

"Kakak mau pulang bersamaku? Aku membawa mobil kesini." Tawar Mina.

"Tentu saja! Tolong antar aku pulang, aku tidak dapat menahan bau ketiak orang orang di kereta bawah tanah. Karna aku tidak bau ketiak, aku bau orange juice." Angguk Jeongyeon.

"Hahaha baiklah ayo ke tempat parkir." Ajak Mina.

"Aku harap kau tak masalah jika mobilmu bau jus jeruk." Ucap Jeongyeon.


.
.
.


"Maaf telah mengacaukan makan malammu." Ucap Jeongyeon.

"Sejujurnya kakak adalah penyelamat." Ucap Mina.

"Benarkah? Seburuk itu pria tadi?" Tanya Jeongyeon.

"Ughh.. Sangat menjijikan.." Jawab Mina.

"Hahaha, darimana kau mengenalnya?" Tanya Jeongyeon.

"Anak dari rekan kerja mamaku. Aku terpaksa datang karna mama meminta pertolonganku untuk menggantikannya." Jawab Mina.

"Ahh, aku kira pacarmu." Angguk Jeongyeon.

"Ewhh! Seleraku tidak seburuk itu, kak." Ucapan Mina membuat Jeongyeon terkekeh.

Mina pun sedikit menoleh untuk menatap Jeongyeon.

"Maaf telah membuat hari kakak buruk." Sesal Mina.

"Well, sekarang tidak lagi. Senang bisa kembali bertemu denganmu." Ucap Jeongyeon.

"Bagaimana kalau kita ke apartemenku? Aku berjanji untuk memasakan kakak chiken katsu dan kare, bukan? Aku juga punya beberapa kaleng beer dan soju." Tawar Mina.

"Wow, tentu saja aku mau." Angguk Jeongyeon.

Mina pun mengangguk senang.

"Kau banyak berubah, Mina." Ucap Jeongyeon sambil memandang Mina.

"Well, people changes. Memories don't." Balas Mina.

"Yeah.. Aku senang kau berbicara lebih lantang sekarang. Kau lebih banyak berekspresi dibandingkan dulu." Ucap Jeongyeon.

"Ya, begitulah.." Mina tersenyum.

"Sekarang sudah bukan lagi beautiful japanese girl. Sekarang kau lebih cocok dipanggil beautiful, georgeous, and hot as heck japanese girl." Pujian Jeongyeon membuat Mina tertawa.

"Kakak juga terlihat lebih dewasa sekarang." Puji Mina.

"Ya, begitulah.. Stress membuatku cepat tua." Jeongyeon menghela napasnya.

.
.
.

"Tunggu, kau tinggal disini?!" Kaget Jeongyeon.

"Yeah, sejak 8 bulan lalu." Angguk Mina.

"Aku juga tinggal disini!" Ucap Jeongyeon.

"Benarkah? Di gedung ini??" Kaget Mina.

"Ah bukan di gedung ini. Aku tak mampu membayar sewa semahal itu. Aku tinggal di gedung seberang jalan. Lantai 5, kamar nomor 518." Ucap Jeongyeon.

"Astaga dunia ini sangat sempit." Mina terkekeh.

Keduanya pun Turun dari mobil dan berjalan memasuki gedung apartemen tempat Mina tinggal. Keduanya menaiki lift dan sama sama bersadar besebrangan.

"Kenapa?" Tanya Mina sambil tersenyum tipis saat Jeongyeon menatapnya.

Jeongyeon hanya tersenyum dan menggeleng.

"Aku masih tidak yakin kau Myoi Mina." Jawab Jeongyeon yang membuat Mina terkekeh.

"Kau yakin kau bukan selebriti?" Tanya Jeongyeon.

"Oh ayolah, aku tidak secantik itu." Sangkal Mina.

"Ya, kau sangat sangat cantik." Puji Jeongyeon.

"Oh ayolah." Jantung Mina semakin tidak kuat saat Jeongyeon memujinya bertubi tubi sejak tadi.

*Ting.

"Yap, ini dia lantaiku." Ucap Mina sambil berjalan beriringan dengan Jeongyeon. Begitu kedunya masuk ke dalam apartemen Mina, Jeongyeon terkagum dengan luas dan interiornya.

"Kamar mandinya ada di dalam kamarku, yang didepan hanya toilet. Kakak pergilah mandi, aku akan taruh bajunya diatas kasur nanti." Ucap Mina.

"Ne, baiklah." Angguk Jeongyeon.

Setelah menyiapkan baju untuk Jeongyeon, Mina memakai apron dan memulai masak untuk makan malam sederhananya bersama dengan orang spesial.

*Klek

30 menit kemudian, Jeongyeon keluar dari kamar Mina.

"Kau langsung memasak??" Alih alih menjawab pertanyaan Jeongyeon, Mina terpaku dengan penampilan wanita itu dengan baju rumahan.

"Kakak punya tattoo?!" Kaget Mina.

"Ah, begitulah." Jeongyeon terkekeh.

"Sial! Selain terlihat dewasa, dia terlihat sangat sangat hot!" Pekik Mina dalam hati.

"Apakah kau tidak lelah?" Tanya Jeongyeon sambil mengambil alih pekerjaan Mina yang sedang menggoreng chiken katsu.

"Mandilah, aku akan melanjutkannya." Ucap Jeongyeon.

"Tapi aku mau masak untuk kakak." Tolak Mina.

"Percayalah kau kelihatan sangat cantik dengan dress itu. Tapi akan lebih baik jika kau mandi dan istirahat sejenak. Gantilah bajumu sebelum kita makan malam." Ucap Jeongyeon sambil mengelus singkat tangan Mina.

"Hmm, baiklah.." Mina menurut dan pergi mandi.

"Sial, dia sangat sangat cantik." Jeongyeon menggelengkan kepalanya.






























If Only You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang