"Tak bisakah kau paham isi hatiku?!! 10 tahun, Jeongyeon!!! 10 Tahun aku tidak bisa jatuh cinta kepada orang lain semenjak aku jatuh cinta padamu!!! Aku menunggu keajaiban agar aku bisa bertemu lagi denganmu, dan ternyata doa itu menjadi kenyataan. Aku sangat bahagia bisa bertemu dan lebih dekat dengamu!! Harapanku sangat besar untuk akhirnya bisa menjalin hubungan denganmu!! Tapi kau menganggapku Adik!! Semua itu omong kosong!!! Aku ingin menjadi wanitamu, Jeongyeon! Aku ingin menjadi kekasihmu, menjadi pacarmu!! Bukan adik kecilmu yang imut!!!" Amarah Mina membuat Jeongyeon tak bisa berkata kata.
"AKU SANGAT SANGAT MENCINTAIMU, YOO JEONGYEON!! TAK BISAKAH KAU LIHAT ITU!! TAK BISAKAH KAU RASAKAN ITU!!" Mina melemparkan Jeongyeon dengan sebuah gelang sebelum akhirnya ia pergi menuju mobilnya dan meninggalkan Jeongyeon.
"Huft... Sial..." Jeongyeon berjongkok dan menenggelamkan kepalanya.
"Haishhh." Ia mengambil gelang yang dilemparkan Mina, yang mana adalah gelang pemberiannya dulu.
.
.
.*Tok tok tok..
"Mina.." Jeongyeon sudah lebih dari 1 jam berdiri di depan pintu apartemen Mina.
Ia tak menyerah hingga wanita yang berada di dalam membukakan pintu untuknya.
"Mina aku akan menunggu hingga kau membukakan pintu untukku." Ucap Jeongyeon sebelum mendudukan dirinya disamping pintu.
"Huft.. Lihat betapa bodohnya diriku ini.. Membuat seorang wanita menangis karena aku tidak dapat merasakan rasa cintanya yang sudah sangat jelas ditunjukan kepadaku." Gumam Jeongyeon.
Sementara itu di dalam kamar, Mina menangis tanpa henti. Menangis karena kesal dan karena menyesal telah mengungkapkan semuanya pada Jeongyeon.
"Huft." Jeongyeon memeluk lututnya hingga tak sadar dirinya tertidur semalaman di koridor yang sepi dan dingin.
*Klek.
Pada pagi hari, saat Mina hendak pergi berbelanja bahan makanan, ia terkejut saat menemukan Jeongyeon yang masih berada di situ.
"Jeongyeon.." Mina menghela napasnya.
"Dia benar benar disini semalaman?" Pikir Mina.
"Heyy, bangunlah.." Panggil Mina.
"Oh, hey.. Mina.." Jeongyeon segera bangkit berdiri dan menatap Mina.
Mina merasa tak tega saat melihat mata merah Jeongyeon yang terlihat begitu lelah dan kedinginan.
"Matamu bengkak.." Saat hendak meraih wajah Mina, Jeongyeon pun menyadari sesuatu dan menarik kembali tangannya.
"Pulanglah, kau hanya membuang buang waktu disini." Pinta Mina.
"Kita perlu bicara, Mina." Bujuk Jeongyeon sambil hendak meraih tangan Mina, namun Mina lebih dulu menghindar.
"Kumohon pergilah, aku tidak ingin bertemu lagi denganmu." Pinta Mina.
"Mina maafkan aku-" Ucapan Jeongyeon terpotong.
"Pergi." Tegas Mina.
Jeongyeon menatap nanar mata Mina dan perlahan menitikan air mata.
"Baiklah." Jeongyeon mengangguk angguk.
"Jagalah dirimu baik baik." Lanjutnya sambil menyeka air matanya dan menepuk nepuk pundak Mina.
Setelah kepergian Jeongyeon, Mina mengurungkan niatnya untuk berbelanja keluar dan kembali masuk ke dalam apartemennya.
"Dia menangis karenaku.. Hiks.." Mina kembali menangis.
"Aku takkan pernah bisa lagi bertemu dengannya.. Hikss.. Hiks.." Sesalnya.
.
.
.Keesokan harinya Mina memutuskan untuk pergi ke rumah neneknya di Jepang untuk menghilangkan patah hatinya. Wanita muda itu disana hingga 3 bulan lamanya. Menenangkan diri di pedesaan.
"Oba-chan, Mina akan ke supermarket yaa." Pamit Mina.
Siang itu ia pergi berbelanja kebutuhannya dan juga neneknya ke supermarket.
"Permisi maaf, bolehkah aku meminjam dongkrakmu? Dongkrak milikku rusak, dan mobilku bocor." Seorang wanita dengan pakaian tentara menghampiri Mina begitu ia turun dari mobil.
"Ahh, ya tentu." Angguk Mina.
Ia mengambil yang wanita itu butuhkan, dan meminjamkannya.
"Apakah kau butuh bantuan?" Tanya Mina.
"Ah, jangan khawatir, aku hanya butuh meminjam dongkrakmu saja. Itu sudah sangat membantu." Jawab wanita itu.
"Ahh.. Baiklah." Mina mengangguk angguk.
"Maaf, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Anda terlihat familiar." Tanya Mina.
Wanita itupun bangkit berdiri dan menatap Mina.
"Namaku Park Jihyo, mungkin kau mengenalku." Jawab Jihyo.
"Astaga kak Jihyo, aku Myoi Mina! Kita sekolah di SMA yang sama!" Ucap Mina.
"Myoi Mina? Astaga kau terlihat berbeda! Apakah kau model atau semacamnya?" Tanya Jihyo.
"Ahh, aku hanya penulis lagu." Jawab Mina.
"Wow, kau sungguh sungguh berubah dari yang dulu seperti yang Jeongyeon katakan." Ucapan Jihyo membuat ekspresi Mina sedikit berubah.
"Ah, tidak seharusnya aku mengatakan itu." Sesal Jihyo.
"Aniyo, tidak apa apa. Apakah kalian masih berkomunikasi?" Tanya Mina.
"Setiap hari." Jawab Jihyo.
"Saat ini aku sedang bertugas kunjungan ke Jepang dan ingin membeli beberapa bahan makanan. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini. Tentu Jeongyeon tidak taukan? Karena yang dia lakukan adalah mengeluh padaku karena tak bisa menemukan dirimu dimana pun." Lanjutnya.
"Kak Jeongyeon mencariku?" Tanya Mina.
"Dan.. Selain itu.. Huft sesungguhnya aku akan dipukul olehnya karena mengatakan ini padamu, tapi dia menangis seperti anak kecil berhari hari saat kalian bertengkar." Jawab Jihyo.
"Well, agak sulit untuk membicarakan masalah itu sekarang dengannya." Ucap Mina sambil sedikit menunduk.
"Tapi kau belum mencobanya, bukan?" Tanya Jihyo.
"Ne?" Bingung Mina.
"Seperti ban mobil ini, jika aku tidak berusaha meminjam dongkrak kepada orang lain dan memperbaikinya sendiri, takkan terjadi keajaiban aku dijemput oleh mobil limousine bukan?" Tanya Jihyo yang sedari sibuk mengganti ban mobilnya.
"Huft.." Mina menghela napasnya.
"Aku hanya merasa itu percuma. Cintaku bertepuk sebelah tangan, untuk apa aku memperjuangkan hal ini?" Tanya Mina.
"Pfftt.. Kau sungguh yakin cintamu bertepuk sebelah tangan." Jihyo terkekeh.
"Sorry?" Tanya Mina.
"Well, jangan tersinggung. Tapi kau bahkan belum mencoba untuk mendengar dari sisi Jeongyeonkan?" Jawab Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only You Know
FanfictionFull Chapter. Kisah cinta SMA yang klasik versi tijik✌