8- KOTA PUSAT 12

6 1 3
                                    

Komen dan vote, okay?

8.) KOTA PUSAT 12.

Bintajaga menepuk pundak Luan, "Ayo semuanya buka mata kalian," pinta Bintajaga dengan sedikit berteriak.

Secara bersamaan ketiga remaja yang menutup mata itu kembali membuka matanya. Mereka bertiga menatap dengan kagum dengan kota yang sedang mereka lihat ini.

Kota pusat 12, kota yang penuh dengan bangunan-bangunan besar yang berbentuk seperti lingkaran yang tinggi. Ada juga kendaraan yang lalu lalang di jalan raya kota pusat 12.

Mereka berempat sedang berada di taman umum yang sepi. Sea dan yang lainnya menuruni kuda, kuda putih itu menghilang ketika Bintajaga menepuk tangan.

"Wow,"

"Ini adalah kota pusat 12.." ucap Luan takjub dengan apa yang sedang dilihatnya.

"Menakjubkan bukan?" Tambah Bintajaga menepuk pundak Narendra. Narendra yang terbengong langsung tersadar.

"Ini hebat!" Takjub Narendra. Bintajaga hanya tersenyum hangat melihat ketiga remaja yang tampak semangat itu.

"Kota ini cukup unik. Maksudku banyak bangunan yang berbentuk lingkaran dan juga tinggi. Biasanya kan berbentuk seperti- ah susah dijelaskan." Ujar Luan yang tidak bisa berkata-kata lagi.

Sea mundur beberapa langkah meng sejajarkan tubuhnya disamping Bintajaga. "Jadi tunggu apa lagi?" Tanya Sea. Bintajaga menoleh sambil tersenyum hangat.

"Kita tunggu tuan Briliano," jawab Bintajaga. Sea mengangkat kedua alisnya, "siapa tuan Briliano?" Tanya Sea lagi.

"Tuan Briliano adalah pemerintah yang mengatur kota pusat 12. Tuan Briliano lah yang membuat kota ini menjadi kota yang maju seperti ini." Jawab Bintajaga lagi. Sea hanya menjawabnya dengan "oh,"

"Dan bagaimana caranya kita bisa secepat ini sampai?" Tanya Sea dengan rasa penasaran yang tinggi.

"Hm... Kami para Bintakara bisa mempercepat hewan dari yang mereka bisa." Jawab Bintajaga seadanya, sejujurnya Bintajaga sendiri tidak tau bagaimana harus menjelaskan nya.

"Itu keren," puji Sea sambil mengangguk. "Ya, semua orang bilang begitu." Balas Bintajaga.

Luan dan Narendra masih memandang pemandangan kota dengan tenang. Mereka berdua bahkan tidak memperdulikan keberadaan Sea dan Bintajaga.

"Oh ya, aku dengar kamu kenal dengan anak tetua Bintakaja ya?"

Sea mengangguk, "ya dia guru ku disekolah." Jawab Sea.

Bintajaga mengernyit, "apa itu sekolah?" Tanya Bintajaga yang tampak kebingungan. Mulut Sea seolah membeku karena pertanyaan mengejutkan dari Bintajaga.

"Ini pertanyaan yang cukup mengejutkan, haha. Sekolah itu semacam lembaga untuk mengajar siswa. Yang mengajar adalah guru, guru itu juga seorang pengawas. Di tempat ku, pendidikan itu penting." Jawab Sea seadanya. Sea sendiri kebingungan seperti apa cara menjelaskan nya.

"Oh tidak beda jauh dengan ujian," ujar Bintajaga yang memahami jawaban Sea.

"Maksudnya?"

"Ya bedanya kami langsung ujian tanpa belajar, jadi kami benar-benar belajar dirumah. Jika ingin dengan guru harus bayar sendiri, kamu tau kan les?" Jelas Bintajaga.

"Oh ya aku tau, terus nilai kamu berapa??" Tanya Sea yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Rata-rata 80 keatas," jawab Bintajaga sambil menyengir.

"Itu hebat!" Puji Sea dengan lantang.

Bintajaga tertawa datar, "itu nilai yang sangat jelek." Jujur Bintajaga. Sea menatap Bintajaga dengan tatapan : yang bener aja.

In Time ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang