Chapter 5: Rumah

1.2K 178 66
                                    

Kamu tumpahkan seluruh kesedihanmu dalam pelukan Jake, tak peduli walau banyak orang yang berlalu lalang di depan rumah makan tersebut. Jake bahkan sengaja menukar posisi berdiri kalian agar dapat menyembunyikan wajahmu yang penuh air mata. Lelaki itu terus mengelus belakang kepala hingga punggungmu, berharap dapat membuatmu merasa nyaman dan tenang dalam pelukannya. Cukup lama kamu tumpahkan seluruh kesedihanmu, hingga Niki dan Jungkook datang menghampiri kalian lalu bertanya tentang keadaanmu pada Jake. Jake tahu kamu sedang berkelahi dengan Jay karena tak sengaja lelaki itu mendengar percakapan mu dan Minju dalam panggilan telepon. Walau terdengar samar, tapi Jake yakin kalau temanmu itu sedang bersama pujaan hatimu.

Awalnya, Jake tak mengenal Minju, hingga suatu hari secara tak sengaja Minju memergoki Jake yang sedang memperhatikanmu diam-diam di sebuah rumah makan. Minju tahu Jake pernah menculik mu, itulah sebabnya gadis cantik itu memberikan penawaran untuk bekerja sama memisahkan hubungan kalian berdua. Jake yang mendapatkan ajakan aneh dari anak muda semacam Minju pun menolaknya, karena pikir Jake itu berlebihan. Jake hanya tak menyangka, gadis itu benar-benar nekat mengambil Jay dari sisimu. Jake sedikit merasa bersalah atas kesedihan yang kamu rasakan, tapi secara tidak langsung Minju membantunya untuk lebih dekat denganmu, walau harus menyakiti hatimu.

Setelah merasa tenang, Jake tangkup wajahmu dan nekat bertanya di depna Niki dan Jungkook yang madih memperhatikan kalian berdua di depan pintu rumah makan tersebut. Kamu yang tak menyadari keberadaan mereka pun hanya diam saat Jake gunakan jemarinya untuk menyeka air matamu.

"Mau daddy antar pulang?" tawar Jake dengan suara yang begitu lembut. Kamu beranikan diri menatap matanya lalu menjawab, "Aku tak punya rumah". Jake tahu, tapi ia akan berpura-pura untuk tidak mengetahui segalanya.

"Rumahmu yang lama?" tanya Jake lagi. Jungkook yang merasa kamu dan Jake memiliki hubungan yang spesial pun kembali duduk di kursinya. Melanjutkan acara makan yang sempat tertunda akibat dirimu.

"Sudah digadai oleh Heeseung oppa." jawabmu, tanpa sadar menampilkan sisi lemah lembut yang sangat Jake sukai. Entahlah, saat bersama Jake, kamu bawaannya ingin patuh dan menurut saja pada lelaki itu. Seperti memiliki aura yang berbeda dari kebanyakan lelaki yang kamu temui. Kamu merasa mendapatkan perlindungan saat bersama lelaki itu.

Jake ingin tersenyum saking bahagianya dapat menangkup wajahmu lagi setelah sekian lama, tapi ia sadar ini bukan waktu yang tepat. "Jadi, selama ini kamu tinggal dengan kekasihmu?" tanya Jake yang langsung kamu jawab dengan anggukkan kepala.

Perlahan tapi pasti, senyuman tipis terukir di wajah lelaki itu, "Yasudah, ikut daddy pulang saja ya?" tawar Jake kembali menempatkan mu dalam posisi sulit, bahkan jantungmu terus berdegup kencang walau sudah kamu alihkan pandanganmu dari mata indahnya.

Kamu yang erasa tak enak karena terus menyusahkan orang lain pun menjawab dengan gelengan kepala.

"Kenapa? Kita pulangnya ke rumah daddy yang kemarin bukan yang pertama," jelas Jake tetap tidak merubah pendirianmu. Pilihanmu hanya ada dua saat ini, entah mencari motel mewah untuk ditempati selama beberapa hari atau menginap di rumah sahabat masa kecilmu, Sunghoon.

"Tak usah, daddy. Aku merepotkan, biar aku menginap di rumah Sunghoon saja." agar tidak membuat Jake khawatir, kamu katakan saja begitu.

"Apa bedanya dengan kamu menginap di rumah Sunghoon? Daddy tak merasa direpotkan sedikitpun, Y/n. Daddy malah senang jika kamu bersedia pulang ke rumah itu lagi." sungguh, kamu ingin terbang rasanya setelah mendengar ucapan itu dari seorang Jake Sim. Kamu sedih, namun tak bisa berlama-lama karena Jake Sim sedang membujukmu untuk kembali padanya saat ini. Kamu hanya diam, dipenuhi pikiran tentang kemungkinan baik dan buruk atas tawaran Jake tersebut. Kamu hanya takut Jake memanfaatkan kesedihanmu untuk menidurimu lagi, lalu setelah puas Jake kembalikan kamu pada keluargamu tanpa pertanggung jawaban sedikitpun. Ah, kamu lupa kalau kamu tak punya keluarga lagi saat ini.

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang