"Apakah sudah bisa terbaca lokasinya?" tanya Jay pada seorang temannya yang bekerja di bidang IT untuk mengetahui posisimu berdasarkan jaringan perangkat handphonemu. Saat ini mereka sedang bertemu di sebuah rumah makan disela pekerjaan teman Jay yang begitu padat. Ia perlihatkan lokasimu yang sedang berpindah dari sebuah cafe ke minimarket dekat kampusmu. Jay sempat mengingat jadwal kuliahmu dan hari ini kamu tak memiliki jadwal apapun, sangat bertepatan dengan mobil yang telah Jay beli sejak lama akhirnya datang ke rumah kalian. Sebuah mobil porsche panamera supercar impian lelaki itu.
Kalian telah merencanakan banyak hal jika mobil tersebut sampai, tetapi akibat rasa takut yang tidak mendasar, Jay malah terjebak dalam lingkaran kesalahan yang melibatkan dirinya dan sahabatmu, Minju. Lelaki itu begitu menyesali perbuatannya, Jay bahkan tak bisa tidur semalaman penuh karena khawatir atas keberadaan mu, Jay takut kamu kembali terlena oleh godaan yang Jake berikan.
"Dia masih berada disekitaran kampusnya. Kau tak ingin menyusulnya? Nanti aku berikan terus update lokasinya jika kamu masih belum menemukannya." usul teman Jay yang akhirnya menyadarkan lelaki itu dari lamunannya. Benar yang ia katakan, apalagi yang Jay tunggu? Langsung Jay berikan beberapa lembar uang untuk membayar makanan yang telah mereka pesan dan bergegas menyusul mu menggunakan mobil baru miliknya. Jarak antara rumah makan tersebut dengan kampusmu lumayan jauh, sehingga posisimu sempat berpindah ke arah halte bus yang berada tepat di depan kampusmu.
Jay lajukan mobilnya untuk menembus kemacetan kota, hingga tibalah ia di sekitaran kawasan kampusmu, tujuan utaman Jay adalah halte bus. Setelah berada dekat dengan halte tersebut, perhatian Jay sedikit teralihkan oleh ramainya suasana di halte itu.
Buru-buru, Jay parkirkan mobilnya di tempat yang aman, sebelum ia mencoba membaur dengan para mahasiswa yang sedang menonton perkelahian antara dirimu dengan Minju. Terlihat, kamu yang berdiri dalam keadaan kacau di pelukan Sunghoon, sedangkan Minju berdiri dalam posisi memunggungi Jay. Baru Jay ingin menembus keramaian tersebut, "Asal kau tahu saja, kekasihmu itu sempat menjual diri untuk menebusmu dari Jake Sim, Y/n. Dasar wanita gila! Kalian lihat, bahkan keluarga Y/n saja tak ada yang waras. Bapakmu mengemudi dalam keadaan mabuk yang membuat ibumu meninggal dunia kan? Lalu sekarang, kakakmu yang pergi dengan meninggal hutang yang banyak? Aku tahu kau bertahan dengan Jay hanya untuk menggantungkan kehidupan pada uangnya, jika tidak kau pasti akan berhenti kuliah dan menjadi gelandangan!" sukses menghentikan niat lelaki itu. Jay sadar benar mereka berkelahi karena memperebutkan dirinya.
"Yak!! Kim Minju berhenti!!" Sunghoon berteriak tidak terima atas ucapan Minju tersebut, karena Jay sadar kamu mau hidup bersamanya bukan karena kamu ingin bergantung uang pada Jay melainkan karena kamu sangat mencintai lelaki itu.
"Wae? Kau ingin membela sahabat baikmu itu, gay? Apa kalian tahu Park Sunghoon selama ini adalah seorang gay?" teriak Minju memancing permasalahan yang terjadi semakin rumit. Perlahan, Sunghoon lepaskan pelukan di tubuhmu lalu berbalik badan untuk menatap Minju penuh kekesalan."Sunghoon bukan seorang gay! Lebih baik kau jahit saja mulut kotormu itu, Minju! Kau selalu menebar fitnah ke banyak orang!" teriakmu, berusaha membela sahabatmu tersebut.
Jantung Jay semakin berdegup dengan kencang saat Sunghoon mengatakan, "Aku bukan gay, haruskah aku menyatakannya disini agar semua orang mempercayaiku, kalau aku sebenarnya menyukaimu, Y/n. Tapi kau tak pernah memandang aku lebih dari sekedar sahabat!!" ungkap Sunghoon sukses mengejutkam semua orang termasuk dirimu yang berdiri di samping lelaki itu. Kalian hanya bertukar tatapan sebentar, sebelum kamu tambahkan ucapan lelaki itu, "Iya, Sunghoon dulu pernah jujur padaku, kalau dia menyukaiku. Kau tak usah mengalihkan pembicaraan ya, bangsat!!".
Tidak, Jay tahu benar tentang hubungan persahabatan kalian dan orientasi seksual Sunghoon yang berbeda. Hanya saja, kejadian ini tak pernah terpikirkan oleh lelaki itu saat kalian melakukan drama untuk menutupi kenyataan sesungguhnya. Pikir Jay, kenapa harus Y/n, Sunghoon kan bisa menggunakan wanita lain untuk membuat kebohongan itu? Atau memang semuanya telah berubah?
Prittttttt!!
Suara peluit menghambur lamunan Jay dan keramaian di halte tersebut. Semua orang langsung kabur melarikan diri saat beberapa orang satpam datang sambil membawa pentungan untuk melerai perkelahian. Minju yang tak sengaja menyadari keberadaan Jay pun mengadu, "Oppa, lihat apa yang Y/n lakukan padaku? Sampai luka-" belum selesai Minju berbicara, Jay langsung mengejar Sunghoon yang menarik tanganmu kabur menjauhi area kampus. Jay tak memperdulikan mobilnya, yang hanya lelaki itu inginkan saat ini hanyalah bertemu denganmu dan meminta penjelasan atas segalanya, tetapi Sunghoon pandai sekali membawamu bersembunyi. Jay kehilangan jejak kalian padahal lelaki itu hanya mengajak dirimu bersembunyi di sebuah lorong yang sempit.
Posisinya saat ini kamu dan Sunghoon berhadapan dengan tubuh yang saling bersentuhan, lorong tersebut sangatlah sempit namun aman untuk kalian jadikan tempat bersembunyi jika berdiri di bagian paling dalam lorongnya. Kamu tahan napasmu saat mendengar suara langkah kaki yang terdengar mendekat, kalian sadar ada seseorang yang masih mengejar kalian, tapi kalian tak tahu jika lelaki itu adalah Jay. Setelah memastikan jalan di depannya buntu, Jay tinggalkan tempat tersebut tanpa melihat ke lorong yang berada tak jauh darinya.
"Huft!" Akhirnya kamu dan Sunghoo dapat bernapas lebih lega. Kamu sandarkan wajahmu pada dada lelaki itu sedangkan Sunghoon sandarkan kepalanya pada puncak kepalamu. Kalian sempat terdiam beberapa saat untuk mengatur napas dan degup jantung yang tidak beraturan akibat berlari. Kalian bahkan tak menyadari masih menggenggam sebelah tangan satu sama lain.
"Benarkah itu?" tanya Sunghoon sedikit berbisik, kamu yang bingung pun bertanya balik, "Apanya?" pada lelaki itu.
"Jay berselingkuh darimu?" tanya Sunghoon yang hanya kamu jawab dengan desahan kasar. "Aish, brengsek satu itu!" kesal Sunghoon sekalian mengumpat kasar. Kamu yang tak menyangka atas respon tersebut pun mendongakkan wajahmu, "Maaf kamu juga ikut kena imbasnya," sambil bertukar tatapan dengan Sunghoon.
"Pertunjukan keren, apanya yang keren?!! Kamu babak belur dan lengket begini kok keren?" seperti biasa, Sunghoon selalu mengomeli mu jika melakukan suatu kesalahan. Ia sengaja melakukan itu sekalian melepas genggaman di tangan kalian. "Bagiku keren loh, biasa aku selalu menghindari pertengkaran, ternyata jambak-jambakan seru juga apalagi lawannya dakjal seperti Minju." kamu begitu bangga atas pencapaian tersebut, membuat Sunghoon memutar bola mata malas. Kamu pun tertawa pelan melihat ekspresi lelaki itu walau tremor di tubuhmu kambuh lagi.
"Tapi kenapa harus aku yang kau jadikan contoh? Bagaimana jika mereka mengira kita terjebak friendzone? Padahal aslinya kamu belum bisa move on dari Domin?" Akhirnya pertanyaan itu bisa juga terlontar dari bibirmu. Kini, bergantian Sunghoon yang menghembuskan napas kasar.
"Kau tahu, alasan sebenarnya aku putus dengan Domin karena dirimu." jujur Sunghoon begitu mengejutkanmu. "Kok aku?" tanyamu sedikit tak terima dengan alasan tersebut, "Karena ibu dan ayahku mengatakan akan menjodohkan kita saat makan malam bersama Domin. Alasannya karena mereka sangat mengenalmu, padahal aku sadar kalau mereka mengetahui hubungan terlarang kami." sungguh, alasan yang tak pernah terbayang dalam pikiranmu. Kamu bawa tubuh lelaki itu ke dalam pelukanmu. Padahal, alasannya bukan hanya karena telah mengenalmu dekat, tapi juga merasa kasihan atas jalan hidupmu yang mengenaskan. Sunghoon hanya tak ingin membuatmu semakin terpuruk.
"Kalau kamu mencintai Domin, kamu usahakan cinta tersebut." hanya kalimat penyemangat itu yang bisa kamu berikan pada Sunghoon. "Entahlah, aku rasa ini bukan diriku yang sesungguhnya. Aku tak ingin terlihat berbeda." Kamu paham benar dengan maksud lelaki itu.
"Aku hanya bisa memberikanmu semangat, Sunghoon. Sisanya tinggal kau tentukan sendiri, tak selamanya kamu harus menuruti keinganan orang tuamu terus, bukan? Lagipula kau tak akan mungkin menyukaiku." ucapmu diakhiri tawa, sambil melepaskan pelukan di tubuh lelaki itu. Menyadari wajah Sunghoon yang memerah kamu bertanya, "Sudah pergi belum ya, mereka? Panas banget disini!" langsung kamu berusaha untuk beranjak dan mengintip keluar lorong tersebut, setelah memastikan aman, kamu ajak lelaki itu keluar dari lorong tersebut.
TBC
AN: Maaf, aku upload ff dewasa jni saat jam puasa tapi aku usahain upload chapter yang berisi scene ranjangnya di malam hari kok, tak bermaksud tak menghargai orang yang berpuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECSTASY
Fanfiction[🔞] "Anak manis, mengapa kau tak menuruti kata Daddy?" - Jake Sim