Krietttt..
Pintu ruangan terbuka dengan perlahan. Derap langkah kaki terdengar mendekat ke arah seorang gadis yang terikat kuat di sebuah kursi dengan keadaan setengah sadar. Hanya terdapat satu penerangan di ruangan tersebut yang berada tepat di atas gadis itu. Pengaruh obat penenang yang disuntikkan ke tubuhnya, tak terlalu bertahan lama sehingga gadis itu hanya tertidur selama dua jam sejak kejadian penculikan yang menimpanya.
"Bangunlah!!" Lelaki bersurai hitam melayangkan sebuah pukulan keras ke wajahmu guna menyadarkan dari pengaruh obat yang kekasihnya suntikkan. Begitu keras, hingga bunyi pukulannya terdegar memenuhi ruagan yang gelap ini.
"Akh!!!" Kamu berteriak kesakitan dan langsung sadar sepenuhnya saat lelaki itu kini meremas wajah cantikmu
"Buka matamu!!" perintah lelaki yang tak lain bernama Choi Beomgyu.
Kamu menurutinya, netramu terbuka perlahan, yang langsung bertemu dengan netra tajam milik Beomgyu. Kebencian dan rasa dendam tergambar jelas dalam tatapan Beomgyu saat ini. Ia masih tak bisa melupakan kejadian di mobil tadi, saat kekasihnya selalu mencari kesempatan untuk menyentuh tubuhmu. Beomgyu diam-diam diliputi rasa cemburu yang besar, semenjak kejadian itu.
Kriettt
Pintu ruangan kembali terbuka. Jantungmu semakin memacu kencang saat Beomgyu tiba-tiba melepaskan remasan di wajahmu dan berlari menjauhi sumber cahaya.
Suasana mencekam semakin terasa saat kamu dengar suara langkah kaki yang mendekat. Tubuhmu bergetar hebat, ketakutan semakin menyelimutimu saat melihat sosok seorang lelaki tampan yang kini sudah berdiri di hadapanmu. Lelaki itu tersenyum dengan manisnya padamu, senyuman yang malah membuatmu semakin ketakutan karena aura dominan terpancar jelas dari lelaki itu. Alhasil, kamu memilih untuk menundukkan kepalamu guna menghindari kontak mata dengan lelaki tampan itu. Kamu yakin, lelaki itu adalah otak dari penculikanmu ini.
"Annyeong." sapa lelaki tampan berlutut dihadapanmu. Diangkatnya wajahmu agar tatapan kalian dapat bertemu.
"Aku mohon lepaskan aku..." lirihmu, dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kau berharga, sayang. Tak mungkin aku lepaskan begitu saja." Tangan dingin lelaki itu terulur ke wajahmu dan saat itu juga, atensi kalian bertemu. Kamu begitu terpukau atas ketampanannya apalagi setelah kamu perhatikan dalam jarak sedekat ini.
Wajah tampan penuh kharisma dengan senyuman yang manis memabukkan. Wajah seperti dialah yang kamu idamkan untuk menjadi pendampingmu kelak.
"Yak!! Apa ini??!!" bentak lelaki yang tak lain adalah Jake Sim secraa tiba-tiba saat melihat luka goresan di pelipis kananmu. Refleks, kamu menutup mata dengan tubuh yang menegang hebat seiring perasaan takut semakin memenuhimu. Kamu begitu terkejut saat Jake berteriak refleks di depan wajahmu seperti itu, walau kamu tahu bentakan itu bukanlah ditujukan untuk dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECSTASY
Fanfic[🔞] "Anak manis, mengapa kau tak menuruti kata Daddy?" - Jake Sim