Chapter 12: Kabur

1.3K 161 31
                                    

"Dimana Y/n?" seorang wanita mengamuk di keheningan malam pada anaknya yang tak becus menjaga pujaan hatinya. Sunghoon yang kembali kecolongan untuk kedua kalinya pun hanya bisa menundukkan kepala seraya memainkan jemarinya di atas pangkuan dengan kaki yang bergetar.

"Masa kau tak bisa menahan lelaki itu, Sunghoon?!! Kenapa kau biarkan Y/n kembali pada kekasihnya itu?!!" ibu Sunghoon tak henti memarahi anaknya karena ia melihat dengan jelas saat Jay menarik tanganmu kasar tanpa menggunakan jaket untuk keluar dari rumah Sunghoon. Saking takutnya kamu pada lelaki itu, sampai tak menyadari keberadaan ibu Sunghoon yang duduk di ruang tamu sambil memikirkan banyak hal tentangmu.

"Maaf eomma.." Sunghoon hanya bisa meminta maaf karena ia sendiri pun tak tahu harus berbuat apa. Ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan Jay tapi tenaga lelaki itu kuat sekali. Bahkan, kamu sendiri tak dapat melepaskan diri dari lelaki itu. Ibu Sunghoon juga tak bisa menahan kalian karena kalian keburu menembus hujan yang sangat deras tanpa pakaian yang tebal. Ibu Sunghoon bahkan sudah berteriak untuk menghentikan Jay tapi suaranya termakan oleh suara hujan yang sangat kencang.

Merasa tak habis pikir dengan anaknya sendiri, ibu Sunghoon pun kembali mendudukkan diri di atas sofa samping suaminya lalu mengusap wajah kasar. Mereka tahu, yang mengenalkan mu pada para anak buah Jake yang ingin menculik mu adalah Sunghoon, lalu sekarang Sunghoon harus kebobolan lagi atas sikap kasar yang kekasihmu lakukan padamu. Ibu Sunghoon merasa sedih dan bersalah atas segala yang terjadi, harusnya anaknya dapat menjadi pelindung untuk anak sahabatnya tapi malah menjadi pengacau segalanya.

"Yasudah, besok kau datang saja ke rumah mereka, pastikan kalau keadaan Y/n baik-baik saja!" pasrah ayah Sunghoon, setelah mengetahui kenyataan sesungguhnya kalau dirimu sebenarnya tinggal bersama kekasihmu, bukan mengontrak sendirian. Ada sedikit rasa kecewa karena kamu masih menganggap keluarganya seperti orang asing, namun lelaki itu mulai membuka pikirannya atas segala alasan yang melatarbelakangi kebohongan mu tersebut. Kamu hanya tak ingin terlihat buruk di depan orang tua Sunghoon.

"""""""""""""""""""

Jay mandikan tubuhmu dengan air hangat dan membantumu mengenakan pakaian tebal sebelum mengajakmu tidur bersama. Lelaki itu ingin sekali tidur dalam keadaan memeluk tubuhmu, tapi kamu tak ingin melakukannya karena luka di sekujur tubuhmu begitu menyiksa. Bahkan setelah melalui permainan kasar dan panjang yang Jay lakukan, tidak dapat membuatmu terlelap tidur. Kamu lelah setengah mati, tapi matamu memaksa untuk tetap terbuka sebagai bentuk perlindungan diri karena merasa takut akan lelaki yang tertidur di sampingmu itu, kamu takut ia melakukan hal buruk yang dapat mengancam nyawamu.

Kamu hanya terus memandang langit kamar dengan tatapan kosong, berharap tuhan menurunkan pertolongan saat ini juga. Tapi kamu sadar, tak ada yang bisa menolong selain dirimu sendiri. Itulah sebabnya kamu bertekad keras untuk mencoba kabur dari rumah ini.

Setelah memastikan Jay telah tertidur nyenyak, kamu bangkit dengan sisa tenaga yang kamu miliki, lalu mengendap untuk mengambil beberapa barang, kamu manfaatkan pencahayaan yang minim dari lampu tidur untuk mengambil beberapa barang seperti laptop milikmu, perhiasan, beberapa potong bajumu kemudian memasukkannya ke dalam sebuah koper kecil. Tak lupa dengan casan handphone dan handphone milikmu yang ternyata telah Sunghoon berikan sebelum kalian turun menemui Jay. Handphone tersebut dalam keadaan mati karena kehabisan baterai.

Setelah kamu rasa cukup, kamu kenakan baju tebal, tak lupa membawa jaket dan beberapa bungkus roti untuk mengganjal lapar. Kamu berusaha tak membuat suara sekecil apapun agar tak membangunkan Jay yang berada di dalam kamar. Setelah berhasil membuka pintu rumah, kamu ambil payung yang tersedia karena cuaca pagi ini masih hujan namun tak sederas semalam.

Kamu langkahkan kaki penuh keyakinan untuk keluar dari rumah tersebut menggunakan payung, berjalan secepat mungkin untuk menjauh dari rumah Jay. Namun, kamu tak memiliki tujuan. Kamu juga tak enak dengan keluarga Sunghoon setelah Jay membawamu paksa tanpa berpamitan dengan ibu dan bapaknya. Kamu tak ingin mereka ikut terseret dalam permasalahan hidupmu yang rumit, sehingga kamu gunakan uang tabunganmu untuk membuka sebuah kamar motel untuk beristirahat.

Motel tersebut tak berada jauh dari rumah Jay karena kamu tak kuat jika harus berjalan lebih jauh lagi. Setelah masuk ke dalam kamar, kamu istirahatkan diri seharian penuh sekaligus memulihkan kondisi tubuhku. Begitu banyak kejadian yang terjadi kemarin, hari ini kamu memutuskan untuk menghilang sesaat dari semua orang, sekaligus mengistirahatkan diri dari peliknya kehidupan

"'"""""""""""""""""""""

Keesokan harinya..

Kondisi tubuh dan suasana hatimu tak kunjung membaik, malah semakin parah dengan kondisi luka yang sedikit terinfeksi karena tak mendapat pengobatan apapun. Kamu kenakan masker dan topi untuk menutupi semua luka di wajahmu lalu turun menuju lobi motel untuk sekedar memperpanjang waktu menginap dan membeli beberapa mie instan pengganjal lapar.

Kamu tak mengaktifkan data dan lokasi di handphone milikmu, sehingga saat kamu melangkahkan kaki keluar dari motel tersebut tak perlu merasa takut akan ancaman apapun. Kamu masuki sebuah supermarket lalu mengambil beberapa barang yang kamu inginkan disana. Setelah membayarnya, buru-buru kamu kembali ke gedung motel tempatmu menginap, namun dering handphone di saku jaket sukses mengejutkanmu.

Walau tidak mengaktifkan data, seseorang masih bisa menghubungi nomor milikmu. Ada lebih dari 50 panggilan tak terjawab dari Jay dan 20 panggilan tak terjawab dari Sunghoon beserta anggota keluarganya, sehingga kamu pikir panggilan tersebut dari mereka, namun setelah kamu lihat nama pemanggilnya di layar handphonemu. Langsung kamu angkat panggilan dari kakak kandungmu tersebut.

"Annnyeonghaseyo, benarkah ini nomor Lee Y/n-ssi, adik kandung Lee Heeseung?" itu bukan suara kakakmu

Kamu pun menjawab dengan ragu, "Ne, benar, itu saya".

"Lee Heeseung telah kami tangkap atas tuduhan pembunuhan yang ia lakukan pada seorang wanita bernama Kim Soyeon. Anda bisa ke kantor polisi daerah Gangnam untuk mengurus beberapa administrasi yang kami butuhkan, kami tunggu kedatangannya-"

Seperti petir di siang bolong, berita tersebut semakin menempatkan mu dalam posisi paling rendah di kehidupan.

TBC

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang