Chapter 3: Cemburu

1.7K 185 52
                                    

Awalnya, sang pemilik cafe tak menyadari kalau salah seorang pelanggannya merupakan ahli waris sebuah perusahaan besar di negeri ini, hingga Niki yang begitu penasaran dengan ekspresi malu di wajahmu saat lelaki itu kembali memesan minuman pun membuat Jungkook tersadar, "Kau mengenalnya nuna?" tanya Niki yang langsung kamu jawab dengan anggukan kepala. Pandanganmu masih tertuju pada Jake sampai lelaki itu keluar dari cafe tersebut. Kamu bahkan tak menyadari kalai Niki sudah berusaha mengakrabkan diri dengan memanggilmu dengan sebutan, nuna.

"Siapa yang tak mengenal Jake Sim?" tanyamu balik yang membuat Niki terdiam. Buktinya, lelaki itu tak mengetahui siapa Jake Sim sebenarnya? Mungkin, karena faktor Niki merupakan warga negara asing yang tidak terlalu mengikuti berita di negara ini. Niki berasal dari Jepang, ia sedang mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan pendidikan sekolahnya dan mengejar cita-citanya menjadi seorang idol yang terkenal. Mendengar nama Jake Sim, Jungkook akhirnya sadar atas keberadaan orang penting tersebut dalam cafenya. Ia mengatakan, "Seorang Jake Sim datang ke cafe ini? Sungguh keajaiban!" sambil fokus membuat kopi di cabinet kerjanya.

Kamu hanya tersenyum tipis sambil berusaha menghilangkan banyak sekali pikiran yang menganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu hanya tersenyum tipis sambil berusaha menghilangkan banyak sekali pikiran yang menganggu. Jika Jungkook berkata seperti itu, berarti ini pertama kalinya Jake datang ke cafe tersebut, lalu bagaimana bisa momen pertemuan kalian pas dengan hari dimana kamu memutuskan untuk bekerja? Kamu yakin, pasti lelaki itu yang merencanakan pertemuan ini agar terlihat sangatlah natural dan kamu tak menaruh curiga padanya.

Cafe tersebut tutup pada pukul sepuluh malam. Setelah membantu Niki membersihkan seisi cafe tersebut, kamu putuskan untuk menghubungi Jay melalui panggilan telepon. Cukup lama kamu menunggu, namun panggilan tersebut tak diangkat olehnya. Kamu hembuskan napas kasar dan kembali teringat masalah pedan yang Minju kirimkan pada lelaki itu. Janjinya sih akan datang mengunjungimu, tapi sampai cafe tersebut ditutup, Minju tak kunjung datang yang membuatmu tak bisa lagi berpikiran jernih.

"Hari ini ramai sekali, pengunjungnya naik hingga dua kali lipat dari hari biasanya. Ini pasti berkat Y/n!" ujar Jungkook menghambur lamunanmu. Lelaki itu baru saja menghitung uang yang masuk dari penjualan hari ini. Kamu pun mendudukkan diri di hadapan lelaki itu, diikuti Niki yang telah bersiap untuk pergi meninggalkan cafe.

"Bukan bos, memang rejeki untuk hari ini saja yang meningkat." kamu tak enak dengan ucapan seperti itu. Niki yang merasakan pegal di sekujur tubuhnya pun menambahkan, "Pantes rasanya badan ini seperti remuk, ternyata lebih ramai dari biasanya!" semakin membuatmu bingung harus merespon apa. Jungkook berikan satu amplop yang menjadi gaji untukmu hari ini, namun sebelum kamu mengambilnya lelaki itu kembali membujuk, "Kenapa tak jadi bekerja tetap di cafe ini? Tak papa, kamu bisa ijin jika ada keperluan kampus mendadak. Sayang loh, kalau cuma sehari aja." agar kamu melanjutkan kontrak yang sebelumnya kamu setujui. Kamu tersenyum paksa, "Saya inginnya begitu bos, tapi kakak saya meminta saya untuk tidak bekerja part time. Saya juga bingung." terpaksa kamu memberikan alasan tersebut pada Jungkook.

Lelaki itu hembuskan napas kasar lalu mengutarakan alasannya ingin menarikmu menjadi karyawan dalam cafe tersebut, "Saya tak ingin menuduh seseorang, tapi semenjak Minju bekerja di cafe ini, kami sering mengalami kerugian, banyak struk gaib dan beberapa bahan yang hilang di gudang." Jungkook sedikit berbisik saat mengatakan itu sambil melirik ke arah Niki yang duduk tak nyaman di sebelahmu.

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang