Jake sedang menikmati sarapan di rumah miliknya sambil menyaksikan ulang video yang menampilkan dirimu menumpahkan milkshake ke atas kepala Minju. Video tersebut direkam oleh seorang anak buahnya yang sengaja Jake tempatkan untuk memantau segala pergerakan mu selama ia bekerja.
Senyuman bangga terukir di wajah Jake setelah melihat dirimu begitu berani membalaskan perbuatan orang-orang yang telah menyakitimu. Jake bahkan telah memastikan kalau kalian berdua pulang dalam keadaan selamat ke rumah Sunghoon setelah perkelahian. Itulah sebabnya Jake tak ingin bertindak apapun setelah mendengar Sunghoon yang mengangkat teleponmu. Jake tahu orientasi seksual Sunghoon, jadi ia tak begitu ambil pusing perihal ucapan lelaki itu.
Baru Jake ingin menyuapkan satu potong roti ke mulutnya. Sebuah panggilan masuk dari seorang anak buahnya.
"Bos, kakak kandung Y/n, Lee Heeseung ditangkap pihak berwajib karena membunuh kekasihnya di apartemen mereka!" Jake sedikit terkejut setelah mendengar berita tersebut. Sejenak, ia terdiam dipenuhi pikiran buruk akan dampak dari kasus tersebut.
"Kau ikuti terus kasusnya, mereka pasti akan memanggil Y/n sebagai keluarga pelaku, beritahu aku jika kalian melihat Y/n!!" perintah Jake jang langsung anak buahnya jawab dengan, "Baik bos, laksanakan!!".
Jake hentikan kegiatannya lalu menelpon seorang pengacara ternama untuk menanyakan banyak hal yang bisa saja menariknya dalam kasus kakakmu tersebut. Jake hanya tak ingin seluruh kejahatannya terbongkar walau telah ia sembunyikan sedemikian rupa.
""""""""""""""
Kesedihan sepertinya sangat menyukai kehidupanmu, sehingga tak sedikitpun terpikir untuk pergi menjauh. Ada saja masalah yang terjadi, walau sudah berusaha kamu hindari dan perbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tapi, ada jenis masalah yang tidak dapat kamu kendalikan seperti berbagai permasalahan yang kakakmu buat, mulai dari hutang yang menumpuk hingga kasus pembunuhan yang ia lakukan kepada kekasihnya sendiri.Kamu datangi kantor polisi tempat kakakmu ditahan untuk sementara waktu. Setelah mengurus beberapa administrasi kamu dipersilahkan bertemu dengan Heeseung di sebuah ruangan. Lelaki itu begitu terkejut atas kehadiranmu dalam ruangan tersebut. Tak ada pembatas yang menghalangi kalian. Kamu duduk tepat di hadapan Heeseung yang meletakkan kedua tangannya di atas meja dalam keadaan terborgol.
"Y/n?!! Ba-bagaimana keadaanmu?! Maafk-" belum selesai Heeseung berbicara, kamu buka topi dan masker yang menutupi luka di wajahmu. Sukses mengejutkan kakak kandungmu tersebut.
"Kamu baik-baik saja? Siapa yang memukulmu sampai seperti itu?!" tanya Heeseung seolah peduli atas keadaanmu. Memecah tawamu penuh keterpaksaan.
"Ternyata, seorang Lee Heeseung masih mengingat nama adik kandungnya. Bagaimana, apa oppa puas telah menghancurkan hidup kita?" tanyamu penuh penekanan namun masih terkesan sopan pada kakak kandungmu tersebut.
"Y/n-ah, maafkan oppa.." Mendengar ucapan tersebut, Heeseung hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Untuk apa kau membunuh wanita itu oppa? Bukankah oppa sangat mencintainya sampai nekat menjadikan adik kandungmu sebagai pelunas hutang untuk memanjakan kekasihmu?!" Kini, kamu tak bisa lagi menahan gejolak emosi yang kamu rasakan.
"Oppa tak tahu harus mencari uang darimana lagi untuk menebusmu, Y/n. Akan oppa ganti uang yang telah Jay keluarkan untukmu, oppa berjanji." Heeseung berusaha menjelaskan apa yang ia rasakan, namun penjelasan itu tak berarti apapun bagimu. Malah, kamu semakin muak setelah mendengar nama Jay terucap dari lelaki itu.
"Itu urusan kalian berdua, oppa. Kalian berdua sama saja, membuat hidupku menderita." ucapmu, akhirnya sedikit membuka mata lelaki itu.
"Kenapa Jay? Apa ia yang membuat luka di wajahmu itu??!!" tanya Heeseung langsung mengenai sasaran.
"Bukan urusan oppa, aku kesini hanya ingin mengatakan, terima kasih atas segala penderitaannya, aku berharap kita tak bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Jangan muncul di hadapanku lagi!" Setelah mengatakan itu kamu keluar dari kantor polisi dengan tidak lagi menutupi luka di wajahmu.
Baru kamu ingin keluar dari kantor polisi tersebut, seorang wanita mencegat mu dan menanyakan, "Kamu adik kandung Heeseung ya? Kakakmu sudah menceritakan semuanya termasuk kisah hidup kalian yang dililit utang karena wanita yang kakakmu bunuh. Dia cerita kalau kamu sempat dijadikan sandera oleh Jake Sim sebagai pelunas hutangnya? Benarkah demikian." cecar polisi wanita itu malah semakin membuatmu pusing. Kamu tak menjawab pertanyaannya dan berniat meninggalkan kantor polisi tersebut secepatnya, tetapi polisi wanita itu begitu kekeuh ingin menggali informasi lebih banyak darimu.
"Y/n, ayo ikut kami."
"""""""""""""""""""""
Di sebuah ruangan..
Kamu mainkan jemari mu di atas pangkuan saat polisi wanita itu terus mencecar mu dengan berbagai macam pertanyaan mengenai Jake Sim dan hutang kakakmu. Merasa kamu begitu gugup dan tak mau berbicara apapun, akhirnya polisi wanita itu menjelaskan, "Kami menemukan potongan mayat dua laki-laki yang diduga anak buah Jake Sim bernama Choi Yeonjun dan Choi Beomgyu. Dari kasus tersebut, kami menemukan banyak sekali kejahatan yang beliau lakukan termasuk menculik anggota keluarga yang memiliki hutang dengannya untuk dijadikan ancaman. Sama sepertu yang menimpa keluarga kalian, alasan Heeseung membunuh kekasihnya karena wanita itu terus meminta Heeseung menjualmu pada Jake Sim agar mereka mendapatkan uang. Jika kamu bersedia menjadi saksi, kami akan menutupi identitasmu sehingga kamu tak perlu takut." kamu terkejut setengah mati atas alasan pembunuhan yang kakakmu lakukan. Bahkan sampai akhir hayat hidupnya wanita itu terus memoroti Heeseung dan keluarganya, wanita titisan iblis. Kamu berdoa agar bertemu dalam bentuk paling mengerikan dengan wanita itu di neraka nanti. Lalu, Beomgyu dan Yeonjun? Pantas saja mereka tak terlihat lagi setelah malam itu. Kamu pun mau angkat bicara untuk membela lelaki itu.
"Saya yakin, bukan Jake Sim pembunuhnya. Dia orang baik dia tak pernah sedikitpun menyakitiku, dia selalu memberikan aku banyak kemudahan dan dia.. Saya yakin bukan Jake pelakunya.." Kamu bingung ingin menyusun kalimatnya seperti apa, sehingga ucapan mu terdengar sangat mencurigakan bagi polisi wanita itu.
"Iya, tak mungkin pengusaha sekelas Jake Sim nekat mengotori tangannya sendiri, pasti ia menyuruh orang lain untuk melakukannya dan hal itu yang akan kami selidiki lebih lanjut. Memang tidak berpengaruh banyak atas kasus kakak kandungmu, tapi setidaknya bisa mengungkap lebih banyak kejahatan yang dia lakukan. Saya dengar ada belasan sandera yang dia jual di pasar bebas, puluhan orang yang dia sekap, dan banyak juga terduga korban yang tiba-tiba menghilang." ucap polisi wanita itu.
Kamu gigit bibir bawahmu, dipenuhi banyak pikiran yang membuatmu bingung ingin membela kebenaran atau Jake Sim. Namun, setelah begitu banyak hal yang Jake lakukan untukmu, kamu rasa dia bukanlah orang yang jahat. Kamu juga sedang tak ingin dibuat pusing oleh cecaran banyak sekali pertanyaan oleh polisi sehingga kamu putuskan untuk, "Saya tak bisa menjadi saksi".
Polisi wanita itu tersenyum ramah, seperti sudah menduga jawaban yang akan keluar darimu. "Lalu, lebam di wajahmu karena apa?" ia berusaha mengalihkan pertanyaan ke topik lain, namun masih bersangkutan denganmu.
"Saya berkelahi dengan teman saya." jawab mu, memang kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
"Sampai separah itu, kamu yakin?" tanya polisi itu berusaha meyakinkanmu.
"Tak apa, katakan saja jika ada seseorang yang memukulmu. Kau bisa membuat laporan untuk menuntut mereka." tambah polisi malah semakin membuatmu takut. Kamu tak ingin berurusan dengan kekasihmu itu lagi.
"Tidak perlu, biarkan saja." jawab mu semakin tak ramah.
"Kalau kamu berubah pikiran, bisa hubungi nomor saya ya." Setelah memberikan kartu nama miliknya. Polisi wanita yang menginterogasi kamu pun akhirnya mengizinkan keluar dari ruangan tersebut.
Baru beberapa langkah kamu keluar dari ruangan interogasi, keberadaan seorang laki-laki beserta ibu dan bapaknya begitu mengejutkanmu. Lelaki itu tersenyum seraya berjalan menghampirimu untuk membawamu ke dalam pelukannya.
"Sunghoon-ah.." lirihmu tak bisa lagi menahan tangisan yang ingin tumpah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ECSTASY
Fanfic[🔞] "Anak manis, mengapa kau tak menuruti kata Daddy?" - Jake Sim