Keping Sebelas

4.6K 623 49
                                    

Liora terus memperhatikan Raka yang sedang serius menyetir. Dia memikirkan ucapan Raka yang memintanya untuk terbuka dan jangan merahasiakan hal apa pun lagi pada cowok itu.

Liora terus menimang-nimang apakah ia harus jujur tentang identitasnya, atau ia tetap menyembunyikan hal itu karena dirinya pun belum siap menceritakan kebenarannya kepada Raka.

Yang Liora takutkan adalah, cowok itu akan langsung lari kocar-kacir ketika tahu gadis yang baru saja dicium habis-habisan olehnya ternyata anak bosnya sendiri.

Ya Tuhan! Liora memijat pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut. Pusing memikirkan kebohongan yang dia ciptakan sendiri.

"Lio."

Liora terkesiap mendengar panggilan Raka. Dia berusaha menetralkan kembali emosinya sebelum menoleh pada cowok itu. "Iya," sahutnya, menatap bingung Raka yang sedang menatapnya dengan kernyitan di dahi.

"Udah sampai," ujar Raka.

Liora seakan baru tersadar. "Oh, sampai mana?" Dia memperhatikan keadaan sekitarnya dan baru menyadari Raka sudah memarkirkan mobilnya di depan minimarket.

"Kamu lagi mikirin apa, sih?" tanya Raka, menatap lurus ke arah gadis di sampingnya itu.

"Nggak mikirin apa-apa. Cuma... aku nggak enak aja karena Mas Raka harus turunin aku di sini lagi." Liora menjelaskan ringkas sambil terbata-bata. Ketara dia sedang gugup karena harus berbohong lagi.

"Memangnya kenapa nggak langsung turun di depan rumah? Kamu takut ketahuan habis jalan sama cowok kalau aku antar kamu sampai depan rumah?"

Mas Raka, orang tuaku nggak masalah aku jalan sama cowok. Yang aku takutkan itu kalau Mas Raka tahu siapa papa aku. Gumam Liora dalam hati. Namun, gadis itu tetap berusaha menutupinya dengan ceria.

"Papaku agak old-fashioned orangnya, Mas. Sebelum umur aku legal sampai 21 tahun, aku nggak boleh punya pacar. Makanya, sebisa mungkin kita hindari Papa, ya? Jangan sampai Mas Raka ketemu papa aku."

Raka mengernyitkan dahi, merasakan ada sesuatu yang ganjil. Namun, dia tidak terlalu memikirkan hal itu. Raka berpikir mungkin itu memang risiko yang harus ia hadapi saat dirinya memutuskan menjalin hubungan dengan anak ABG.

Setelah basi-basi singkat, Liora keluar dari mobilnya dan berpindah menaiki ojek yang mangkal di depan minimarket.

Raka tidak langsung beranjak dan sengaja menunggu Liora hingga ojek yang dinaiki Liora berlalu menuju suatu tempat di antah berantah yang tidak dirinya ketahui.

~~~~

Tidak sampai setengah jam, Raka sudah memarkirkan mobilnya di parkiran tempat kos. Seorang temannya menyapa sewaktu Raka baru saja menapaki kakinya di lantai dua.

"Baru balik, Ka?" tanya Boy, teman satu kos Raka yang menempati kamar kos tepat di samping kamar Raka.

"Iya, nih. Habis jalan dulu sama cewek gue."

"Lah, barusan cewek lo habis dari sini."

Raka langsung menghentikan langkahnya. "Maksud lo Agni?" tanyanya.

"Iya, Agni. Emang lo punya cewek selain Agni?"

"Jam berapa dia ke sini?" Raka kembali bertanya tanpa menghiraukan pertanyaan Boy.

"Kurang lebih setengah jam yang lalu."

"Oke. Makasih, Boy."

Raka langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mendapati ada banyak panggilan tidak terjawab dari Agni. Sehabis meeting siang tadi, ponsel Raka masih dalam mode silent sehingga dia tidak menyadari Agni meneleponnya.

Sebatas Angan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang