02

2.3K 251 16
                                    

Jisung bangun dari tidur nya dengan kepala yang sangat terasa berat, ia mencoba berjalan keluar kamar, dan menuruni tangga.

Mata Jisung menatap sekeliling dapur, tapi ia tak menemukan sosok sang adik dimana.

"chenle? "

Orang yang dipanggil namanya keluar dari kamar mandi dengan senyum di wajah manis nya, walau agak susah tersenyum karena luka diwajahnya belum terlalu kering, tapi Chenle paksakan dirinya tersenyum pada sang kakak.

Tanpa sadar Jisung tersenyum kecil saat melihat sosok Chenle, tentu Jisung lega, ia pikir Chenle akan nekat pergi dari rumah karena kejadian kemarin.

'kakak ingin makan? '

Chenle menepuk kepalanya sendiri, ia segera membungkuk meminta maaf, lalu berjalan kearah meja makan dan menyiapkan sarapan pagi disana.

Jisung tak menghiraukan, ia ikut duduk didepan Chenle, lalu mulai memakan sarapan nya dengan tenang.

Masakan Chenle benar benar enak! Bahkan restoran bintang lima saja akan kalah dengan masakan sang adik.

→→→

Chenle memasuki sekolah nya untuk ke dua kalinya, tapi kali ini Chenle tak ingin hanya berjalan jalan saja, ia akan mencari ruang guru dengan usahanya sendiri!

"pasti ketemu! Semangat! "

Saat kakinya hendak melangkah lebih jauh, pundaknya di tepuk oleh seseorang, Chenle berbalik dan menatap takut pada kedua orang itu.

Jeno dan Mark.

Ingatan tentang kejadian kemarin malam terlintas dikepalanya, Chenle benar benar malu pada dirinya sendiri karena tak bisa melawan pada kedua orang sinting itu.

"kok sendirian aja? Ga takut?"

Jeno mengangkat dagu Chenle, karena sedari tadi Chenle hanya menundukkan kepala.

"no, lo nakutin dia" Mark menepis tangan Jeno yang berada di dagu Chenle.

"yang laen masih lama? "

Mark nampak sibuk dengan ponsel nya.

"udah pada di markas, bawa aja"

Chenle ingin memberontak tapi percuma, karena kepala nya terasa terkena hantaman dan kegelapan mengambil alih semuanya.

Mark mengusap lembut rambut Chenle, sebelum Chenle benar benar kehilangan kesadaran, Mark mengecup bibir ranum milik pria manis yang jauh lebih muda dari dirinya.

"mimpi indah sweety"

Akhirnya kesadaran Chenle benar benar hilang.

→→→


(++) bisa skip aja yaa sampe bacaan (off)


Flashback

Chenle terus mundur sampai tak sengaja tubuhnya terhimpit dinding dan tubuh kedua pria aneh itu.

Chenle menggelengkan kepala kuat kuat, air matanya menetes tapi itu tak membuat Jeno dan Mark mengurungkan niat.

'jangan, chenle mohon'

[√] Krisan <jichen>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang