05

2.5K 225 10
                                    

Jisung tersungkur saat tongkat bisbol itu menyentuh permukaan wajah nya, Jisung menggeram kesal saat terdengar tawa mengejek dari Jeno dan adik adiknya.

"lo lemah jung"

"siapa? Gue? "

Jisung bangkit lalu mencengkam kerah seragam Jeno, lalu meludahi wajah sialan nya itu.

"disini gue main bersih, ga kaya lo"

Jisung tersenyum meremehkan, lalu meninju perut Jeno karena dirasa Jeno sedikit lengah.

Jisung berjongkok dihadapan Jeno yang sedang berusaha bangkit itu.

"lee lemah jeno"

Jisung mengambil tongkat bisbol yang terletak dipinggir Jeno, lalu melayang kan nya.

Jeno sudah pasrah jika ia harus kalah ditangan Jisung, tapi beberapa menit ia menutup mata, ia tak merasakan hantaman tongkat ditubuh maupun wajahnya.

Jeno membuka mata, lalu melihat Jisung yang tersenyum sambil mengulurkan tangan.

"bangun"

"gue menang kan? Balikin chenle hari ini"

Jisung pergi dari ruangan itu.

Mark menendang perut Jeno, tak hanya tendangan, pukulan, bahkan kata kata makian terlontar dari mulut Mark, dan Jaemin.

Haechan yang dari diam, kini membantu Jeno agar bangun.

"lo bener bener ga guna lee"

"mark lee? Lee jeno? "

Renjun membuka suara sambil menatap Haechan yang masih memegangi tangan Jeno.

"renjun lee"

Haechan menjawab dengan malas, yang membuat suasana jadi cair, terdengar tawa disana, Jeno juga ikut tertawa walau sulit karena luka yang diterima nya terlalu banyak.

→→→

Jisung tersenyum saat melihat adik nya turun dari mobil para bajingan itu. Jisung terus tersenyum dan melebarkan tangan nya berharap Chenle akan memeluk nya erat erat.

1
2
3
Bahkan 4 detik, Jisung tak merasakan tubuhnya mendapatkan pelukan ataupun ciuman dari sang adik, Chenle melewati nya begitu saja, dan meninggalkan Jisung dengan Haechan dan Jaemin.

"jangan merindukan kami sweety"

Chenle melepas alat bantu dengar nya lalu membuang nya asal, setelah mendengar ucapan Haechan barusan, lalu mengacungkan jari tengah nya tinggi tinggi, dan akhirnya menghilang di balik pintu.

Jaemin dan Haechan terkekeh saat melihat dan mendengar suara bantingan pintu yang sangat keras itu.

"serem, tapi lucu"

Jisung tak mengucapkan sepatah kalimat pun, ia memilih untuk menghampiri Chenle, dan bersujud meminta maaf, dari pada mendengarkan binatang berbicara.

Jisung jadi merinding.

"mending lo semua tobat, gue baru aja denger binatang bisa ngomong"

"ngaca"

Jaemin menatap punggung Jisung yang juga menghilang dibalik pintu.

"mau gue suruh mark beliin kaca? "

"untuk? "

"kasih tuh bocah"

Jaemin mengangguk kan kepala.

"sepertinya harus"

→→→

[√] Krisan <jichen>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang