07

2K 181 5
                                    

Flash back (jisung dan chenle kecil) 2/2



Pintu kamar diketuk yang membuat tidur Jisung terganggu, dengan malas Jisung membukakan pintu kamar nya, dan menampakkan sosok benalu yang sangat ia benci.

Tatapan nya jatuh pada sebuah mangkuk berisikan kue kering, Jisung juga menatap baju yang digunakan oleh Chenle sangat kotor dan dipenuhi oleh terigu.

"apa ini? "

Chenle tak menjawab ia hanya menyerahkan mangkuk berisikan kue itu pada Jisung lalu bergegas pergi dari sana dengan sedikit berlari.

Jisung menatap mangkuk itu, lalu mulai mencoba satu kue dari sana, walau bentuknya tak meyakinkan tapi rasanya lumayan enak dilidahnya.

Jisung terkekeh, nampaknya ia sedikit mengurangi rasa benci nya terhadap benalu- adiknya itu.

→→→

Disini lah mereka, didalam mobil menuju kebun binatang, sudah lama sekali mereka tak ke kebun binatang, mungkin disana ada sesuatu yang menarik.

Posisi duduk mereka :
Jisung dan Jaehyun berada di bangku depan, sedangkan Taeyong dan Chenle berada di kursi belakang.

Sebenarnya Jisung ingin duduk bersama bubu namun Jisung tak boleh egois.

Selama diperjalanan mereka bernyanyi, tertawa bersama, dan menikmati hari ini dengan rasa yang gembira.

'hari ini chenle sangat senang bisa berlibur bersama kakak!'

"chenle bilang dia sangat senang berlibur dengan icung"

Taeyong menerjemahkan setiap kalimat yang dilontarkan oleh Chenle.

Jisung hanya menganggukan kepala tanpa mau membalas, ini juga kali pertamanya ia berlibur bersama anggota keluarga barunya, walau agak asing dengan suasana baru ini tapi Jisung tetap gembira karena ada ayah dan bubu disamping nya.

"nanti ayah akan jadwalkan les bahasa isyarat, icung mau? "

Jisung menggelengkan kepala.

"tidak perlu, itu pasti merepotkan"

Senyum Chenle luntur ketika mendengar kan lontaran kalimat kakak nya barusan.

"nanti kamu akan sulit berbicara dan memahami adik mu"

"masih ada ayah dan bubu, untuk apa icung repot repot belajar?"

Taeyong tersenyum pada Chenle, lalu melepaskan alat bantu dengar yang terpasang ditelinga Chenle agar Chenle tak mendengarkan kalimat Jisung yang menyakitkan itu, dan Chenle hanya tersenyum.

Senyum yang memilukan.

Chenle harus sadar diri, ia hanya lah orang asing yang masuk kedalam kehidupan Jisung dan keluarga nya, pasti sakit membayangkan Chenle berada di posisi Jisung, anak mana yang mau melihat kasih sayang orang tuanya terbagi pada orang asing yang bukan anak dan tak memiliki hubungan darah?

"icung, masih ada chenle adik mu disini, bukan kah kalimat mu barusan akan menyakitkan didengar oleh nya?"

Jisung hanya memandang Taeyong dari kaca, tanpa mau menjawab.

Suasana yang tadinya cerah redup seketika, Jisung hanya diam dan memilih untuk tidur saja.

Taeyong kembali memasangkan alat pendengar itu pada salah satu telinga Chenle.

'kakak sangat membenci chenle? '

Taeyong menggelengkan kepala.

'kakak mu hanya malu mengakui bahwa dia sangat menyayangi mu sayang'

[√] Krisan <jichen>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang