5. Family Time

505 22 0
                                        

"Sepertinya Mark sangat mengenal Daddynya dengan baik. Ia langsung mengenali-ku, sewaktu pertama kali kita bertemu." Ujar Jaehyun, dengan senyuman dan tatapan menuju ke depan, melihat sang anak yang tengah bermain mandi bola dengan sangat riang.

"Itu karena aku menceritakan siapa diri-mu." Ujar Taeyong, yang langsung membuat Jaehyun menoleh.

"Kau tenang saja. Aku tidak menceritakan kejelekan-mu sama sekali. Kau lihat sendiri respon Mark bukan? Kalau aku menceritakan hal jelek kepada Mark tentang dirimu, Mark tidak mungkin menyambut-mu dengan hangat. Ia akan mengusir-mu, atau tidak mau bertemu dengan-mu." Ujar Taeyong, seakan tau arti dari tatapan Jaehyun.

Jaehyun bernafas lega, begitu mendengar ucapan Taeyong. "Terima kasih. Tapi kenapa kamu melakukan hal itu?" Tanya Jaehyun, yang sangat penasaran kenapa Taeyong menceritakan dirinya kepada Mark.

Katanya Mark tidak ada sangkut pautnya dengan Jaehyun. Katanya Mark itu bukan anak Jaehyun, dan anak Jaehyun sudah meninggal. Tapi kenapa Taeyong bercerita tentang Jaehyun kepada Mark?

"Jangan merasa senang hati dan berpikiran kalau aku menceritakan itu semua, karena Mark anak kamu. Bukan seperti itu! Aku terpaksa menceritakan diri-mu kepada Mark. Mark terus menanyakan tentang siapa dan di mana Daddynya. Aku yang bingung dan tidak tau siapa Daddy-nya Mark, langsung asal sebut kalau kau adalah Daddy dari Mark. Nama-mu terlintas saja di otakku, begitu Mark bertanya tentang Daddynya." Sarkas Taeyong, agar Jaehyun tidak terlalu percaya diri.

"Tidak mungkin kan kalau aku bicara terus terang ke Mark. Kalau aku tidak tau di mana Daddynya, karena Mark merupakan anak hasil one night stand-ku, atau anak hasil perzinahan." Sambung Taeyong.

"Aku tidak suka kau berbicara seperti itu." Peringat Jaehyun, yang membuat Taeyong langsung menoleh, dengan alis yang saling bertautan heran.

"Tidak suka kenapa? Tapi itu emang kenyataannya." Ujar Taeyong, yang merasa heran akan reaksi Jaehyun.

"Aku tidak suka kamu bilang kalau Mark anak hasil perzinahan. Dia--"

"Tapi memang itu kenyataannya tuan Jung. Coba kau pikir sekali lagi tuan Jung. Mark lahir karena ketidak sengajaan. Aku melakukan sex di luar pernikahan, dan mengandung Mark di luar pernikahan. Tidak ada pernikahan di dalam hidupku. Ayahnya Mark juga tidak tau di mana keberadaannya, tidak tau keberadaan Mark. Lantas kalau bukan di sebut pernikahan itu apa?" Tanya Taeyong.

"Cinta." Jawan Jaehyun dengan lantangnya, dan membuat Taeyong terkekeh mendengarnya.

"Cinta?" Tanya Taeyong, memastikan kembali ucapan Jaehyun, serta memastikan pendengarannya. Apakah pendengarannya salah tangkap atau tidak.

Dan dengan penuh keyakinan, Jaehyun menganggukkan kepalanya. "Anak itu ada karena cinta, dan lahir di dunia ini karena cinta." Ujar Jaehyun, yang langsung tersenyum, begitu melihat Mark yang juga tersenyum ke arahnya.

"Tidak ada cinta di dunia ini Tuan Jung." Ujar Taeyong.

"Tentu saja ada." Ujar Jaehyun, membantah ucapan Taeyong.

"Kalau memang benar anak itu ada karena cinta, dan lahir karena cinta. Ayahnya Mark pasti sudah ada di sini. Dia tidak mungkin hilang dan acuh terhadap Mark." Ujar Taeyong, berusaha untuk menahan emosi yang tiba-tiba muncul, di kala membahas masalah ini.

"Dia tidak mungkin hilang dan acuh. Dia tidak mencari Mark, karena dirinya tidak tau kalau kau sedang mengandung. Apakah kau sudah bilang kepada ayahnya kalau Mark itu anak kandungnya? Bukankah kau katakan bahwa kau langsung pulang? Dan lagipula keadaan kalian sama-sama sedang mabuk." Ujar Jaehyun.

Taeyong terdiam, nenatap netra Jaehyun dengan lekat. 'Aku sudah bilang kepadanya. Tapi dia malah mengusirku, dan menyuruhku untuk mengugurkan kandunganku. Dia mau membunuh anaknya sendiri.' Batin Taeyong, dengan sekuat tenaga untuk tidak emosi di hadapan Jaehyun.

"Kalau memang Mark lahir karena cinta. Lantas kenapa kedua orang tua-ku malah mengusirku, ketika mereka tau kalau aku sedang mengandung Mark?" Tanya Taeyong.

"Mereka terkejut---"

"Kalau memang setiap anak di buat dan lahir karena cinta. Lantas kenapa kau malah berniat membuang dan membunuh Mark?" Tanya Taeyong, yang membuat Jaehyun bungkam.

Taeyong tersenyum, begitu melihat keterdiaman Jaehyun. "Aku tidak percaya yang namanya cinta. Cinta yang aku tau hanyalah cintanya Tuhan kepada Umatnya. Kalau cintanya manusia, aku tidak yakin. Bahkan orang tuaku saja membuang diriku dan anakku, karena kesalahan yang aku perbuat." Sambung Taeyong, yang langsung beranjak dari duduknya. Menghampiri Mark yang sudah selesai bermain bola.

"Kamu mau kemana lagi sayang?" Tanya Taeyong, yang saat ini sudah mensejajarkan tingginya, dan berniat ingin menggendong Mark. Tapi Mark malah menghindar, dan berlari ke arah Jaehyun.

Jaehyun langsung menyambut Mark. Memasukkan Mark ke dalam gendongannya. "Anaknya Daddy mau main apa lagi?" Tanya Jaehyun.

"Markeu udah gak mau main. Markeu ingin makan saja sama Daddy dan Mommy." Ujar Mark.

"Oke, ayo kita makan." Balas Jaehyun, yang langsung menggandeng tangan Taeyong.

Mereka bertiga pun bergegas menuju restaurant yang ada di dalam mall.

"Sayangnya apa mau makan apa?" Tanya Jaehyun, di sepanjang jalan.

"Mie tarik!" Seru Mark dengan semangat.

"Tidak ada mie Mark Lee. Kau sudah makan mie." Ujar Taeyong, menolak permintaan Mark, yang ingin makan Mie.

Raut wajah Mark berubah murung, karena tidak di izinkan makan mie.

"Sekali--"

"Tidak ada sekali lagi tuan Jung!" Tolak Taeyong dengan tegas, ketika Jaehyun ingin membela Mark.

Jaehyun menghela nafasnya kasar. "Mark makan yang lain saja ya. Nanti Daddy belikan mainan sebagai gantinya." Seru Jaehyun, memikirkan cara agar raut wajah Mark tidak murung, serta Mark ingin makan selain mie.

Dan benar saja. Wajah Mark langsung berubah seketika, begitu mendengar penawaran Jaehyun. "Benarkah Daddy?" Tanya Mark dengan binar mata.

"Benar sayang. Jadi ganti ya, Mark ingin makan apa selain mie?" Tanya Jaehyun.

Mark berfikir sejenak, sebelum dia mengutarakan apa yang ingin dia makan. "Aku ingin steak!" Seru Mark.

"Baiklah, kita makan steak." Final Jaehyun, yang langsung melangkahkan kakinya menuju restaurant steak yang ada di dalam mall.

Sampai di resto, mereka langsung di antarkan duduk di tempat yang tersedia. Mark di samping Daddynya, sementara Taeyong berada di hadapan Jaehyun.

Jaehyun mulai memesan makanan yang Mark inginkan. Memesan makanan untuk dirinya dan juga untuk Taeyong.

"Apakah ada mainan yang Mark inginkan?" Tanya Jaehyun, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Mark.

"Apa itu?" Tanya Jaehyun penasaran.

"Hot wheels." Seru Mark.

Jaehyun menaikkan kedua alisnya, begitu mendengar jawaban Mark. "Hot wheels, kau suka memainkannya?" Tanya Jaehyun.

"Aku suka memainkan dan mengoleksinya. Tapi tentu koleksi yang murah saja Dad." Seru Mark.

"Lantas apa yang hot wheels yang kamy inginkan?"

"Larry Wood World Tour Purple VW Bug Beetle Limited." Sebut Mark tanpa tanggung, yang langsung di sahuti Taeyong.

"Tidak Mark Lee." Sahut Taeyong.

"Loh kenapa?" Tanya Jaehyun penasaran. Sementara Mark sudah cemberut.

"Itu terlalu mahal Jaehyun. Harga mobil itu sekitaran 1,4 juta. Hanya untuk mobil mainan sekecil itu." Jelas Taeyong. Lebih baik uangnya di pakai untuk keperluan lain.

"Tapi Mommy. Itu mobil--"

"Tidak akan!" Tolak Taeyong.

"Tenang sayang. Daddy yang akan membelikannya." Ujar Jaehyun, menengahi perdebatan antara ibu dan anak ini.

"Jaehyun--"

"Ini uang-ku. Jadi terserah aku ingin membelikannya atau tidak."

MISSION - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang