9. Did You See?

388 17 0
                                    

"Bagaimana kalau kita lakukan tes dna? Kalau seperti ini, semua orang bisa mengakui ayah dari anaknya Taeyong." Tantang Jaehyun, yang langsung di terima Taehyung tanpa pikir panjang.

Taeyong yang sedari tadi menyimak pun panik bukan main. Jaehyun yang lebih mempercayai bukti daripada omongan orang lain. Melawan Taehyung yang suka mencari perkara.

Masalahnya, kalaupun di tes dna? Hasil akan tetap berpihak kepada Jaehyun. Orang Jaehyun ayah dari Mark, jadi Taeyong sangat takut dengan hasil itu.

Tau sendirikan kalian niatnya Jaehyun? Dia akan mengambil Mark  kalau Mark sudah terbukti anaknya. Ia sangat tidak mau kehilangan Mark. Ia ingin memisahkan Jaehyun dengan Mark. Tapi Taeyong tidak tega. Mark terlihat sangat nyaman dan senang berada di samping Taeyong. Jaehyun juga bisa memberikan apa yang Mark mau. Berbeda dengan dirinya yang suka melarang keinginan Mark, karena uang yang ia punya tidak cukup untuk memenuhi keinginan Mark. Beda sekali dengan Jaehyun yang tanpa pikir panjang, memberikan kartu atmnya kepada Mark.

Tapi balik lagi! Sebaik-baiknya kebutuhan anak tercukupi, seorang ibu tidak akan mau berpisah kepada anaknya. Dia yang mengandung, yang melahirkan, dan bahkan membesarkan Mark, tanpa campur tangan Jaehyun sedikit pun. Jadi, mana ada wanita yang rela di pisahkan oleh anaknya?

"Kau ingin kapan melakukan tes dna itu? Bagaimana kalau sekarang?" Tantang Taehyung, yang langsung mendapat cacian serta makin oleh Taeyong. Tentu saja dalam hati Taeyong! Kalau secara langsung, Jaehyun bisa tau yang sebenarnya.

Baru saja Jaehyun ingin membalas perkataan Taehyung, kalau dia menyanggupi tes dna yang akan di adakan sekarang juga, Ucapan Mark mengurungkan niatnya. "Daddy sama Uncle berbicara apa sih sedari tadi?" Tanya Mark yang sangat penasaran apa yang di katakan Jaehyun dan Taehyung.

Mereka bertiga langsung tersadar kalau ada Mark di antara mereka. "Tidak membicarakan apapun sayang." Jawab Jaehyun.

"Benarkah? Kalau begitu ayo kita pergi. Daddy sudah janji ingin mengajakku pergi bukan?" Ujar Mark, memperingati Jaehyun kembali.

Jaehyun yang mendengar itu pun senang. Ia langsung menatap Taehyung dengan tatapan remehnya. "Kau dengar sendiri bukan? Aku harus menghabiskan waktu dengan anakku dan Taeyong. Jadi, kita lakukan ini di lain waktu." Ujar Jaehyun, yang langsung menggenggam tangan Taeyong, dan ingin mengajak Taeyong pergi. Tapi begitu hendak pergi, tangan Taeyong malah di cekal oleh Taehyung.

"Sayangnya Taeyong tidak bisa ikut. Dia ada rapat penting bersama-ku. Jadi, dia harus pergi--"

"Taeyong tidak akan pergi. Aku yang akan menanggung konsekuensinya. Termasuk membayar denda, karena ketidak profesional-lan Taeyong dalam bekerja." Ujar Jaehyun, memotong segala omong kosong yang keluar dari mulut Taehyung.

"Termasuk jika Taeyong di keluarkan dari perusahaan?" Tanya Taehyung, dengan seringaiannya.

Tanpa pikir panjang, Jaehyun menganggukkan kepalanya. "Termasuk itu. Taeyong bisa bekerja di perusahaan-ku sebagai gantinya. Lagipula, perusahaan-mu tidak sebesar perusahaan-ku." Balas Jaehyun dengan senyuman remehnya.

"Bagaimana pun juga, anak lebih penting daripada pekerjaan bukan?" Tanya Jaehyun, seraya menatap Taeyong.

"Jadi bagaimana Taeyong? Kau ingin melewatkan momen kebersamaan-mu dengan anak kita demi pekerjaan, atau ikut bersama dengan kita?" Tanya Jaehyun sekali lagi, yang tentunya membuat Taeyong bingung.

Tatapan Taeyong jatuh kepada Mark yang tengah menatapnya, dengan tatapan polos yang penuh binar.

"Taehyung, maafkan aku. Mark lebih penting dari segalanya." Ujar Taeyong, yang langsung melepaskan cekalan Taehyung, dan langsung masuk ke dalam mobil Jaehyun.

Jaehyun tersenyum penuh kemenangan. "Did you see? I'm The Winner." Ujar Jaehyun, lalu ikut masuk ke dalam mobil.

Setelah masuk, memasang seatbelt untuk dirinya dan juga Mark, serta memeriksa seatbelt yang telah di pasang Taeyong. Jaehyun pun langsung menjalankan mobilnya. Meninggalkan Taehyun sendirian dengan perasaan kesalnya.

"Aish! Itu anak memang susah di kasih taunya! Awas saja kalau akhirannya dia nangis karena Jaehyun? Aku tidak akan segan-segan memukuli Jaehyun!" Ujar Taehyung, sebelum pergi dari tempatnya berada.

---

"Mommy, Daddy dimana? Katanya Daddy ingin mengajak aku jalan-jalan di hari liburnya?" Tanya seorang anak kecil berparas cantik, menatap sang Ibu yang tengah bingung harus menjawab apa.

"Maafkan Daddy ya sayang? Tadi Daddy bilang kalau dia ada pekerjaan yang harus di urus." Ujar seorang wanita bernama Naeun, kepada anaknya yang bernama Naehyun. Buah hati yang ia hasilkan bersama dengan Jaehyun.

"Pekerjaan? Tapi kemarin Daddy bilang kalau hari ini, hari liburnya Daddy. Daddy juga sudah berjanji kepadaku." Ujar Naehyun dengan mata yang berkaca-kaca.

Naeun panik begitu melihat mata yang berkaca-kaca dari sang anak. Ia tidak mau anaknya menangis! Ia takut kalau asma-nya Naehyun kambuh, karena kebanyakan menangis.

"Jangan menangis ya sayang? Daddy bilang kalau hari ini, Daddy akan pulang cepat kok. Jadi, kamu sama Daddy masih bisa bermain bersama, setelah Daddy pulang kerja." Ujar Naeun, berusaha menenangkan sang anak.

"Tapi Naehyun tidak mau Mommy! Naehyun ingin menghabiskan waktu bersama dengan Daddy! Dari Naehyun bangun tidur, sampai Naehyun kembali tidur!" Rengek Naehyun dengan mata yang sudah mengeluarkan air matanya.

Naeun panik setengah mati. Ia langsung menyamakan tingginya dengan Naehyun. Mengusap air matanya, seraya mengeluarkan beberapa kalimat untuk menenangkan Naehyun. Namun tetap saja hasilnya nihil! Naehyun tetap merengek, menangis, serta meracau. Memanggil nama Daddynya di setiap tangisan.

"Sayang, berhenti nangisnya ya? Bagaimana kalau sekarang kita ke kerjaannya Daddy? Apakah kamu mau ikut ke kerjaan Daddy bersama dengan Mommy? Sekalian membawa bekal makan siang untuk Daddy?" Tawar Naeun, agar tangisan sang anak berhenti.

Dan benar saja! Tangisan Naehyun berhenti, begitu mendengar penawaran sang Ibu. Ia langsung menganggukkan kepalanya, dengan pernapasan yang masih tersenggal karena menangis.

"Sekarang kamu atur dulu pernapasan kamu ya... tari nafas, lalu buang. Sampai kamu merasakan enakan." Ujar Naeun, seraya memberikan contoh, agar Naehyun bisa bernafas lebih nyaman.

"Sudah?" Tanya Naeun, memastikan anaknya sudah lebih nyaman apa belum. Kalau di lihat dari gerakan pernafasannya sih sudah normal.

"Sudah Mommy." Balas Naehyun, seraya mengangguk kecil.

Naeun mengusak surai rambut Naehyun gemas. "Kalau begitu, ayo kita ganti baju terlebih dahulu! Masa iya ingin ke kantor Daddy, serta ingin bertemu dengan Daddy, pakaian-mu seperti ini!" Seru Naeun, yang langsung menuntun Naehyun ke ruang kamar Naehyun.

Sampai di ruang kamar, Naeun langsung menggantikan baju Naehyun, serta mendadani Naehyun supaya rapih dan cantik. Setelahnya, barulah dia yang berganti dan berdandan.

Setelah semuanya siap. Mulai dari pakaian serta bawaan yang ingin mereka bawa. Mereka pun mulai bergegas menuju perusahaan Jaehyun.

---

"Apa?" Tanya Naeun kepada sang resepsionis perusahaan Jaehyun, begitu dia tiba.

"Tuan Jaehyun tidak pergi ke perusahaan sejak pagi Nona. Hari ini dirinya mengambil libur. Jadi, dia tidak masuk ke kantor hari ini."

MISSION - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang