7. Yes, He's Back

416 19 0
                                    

"Mark, Makan-lah. Ini sudah lebih dari jam makan malam, tapi kamu belum juga makan." Pinta Taeyong, yang tidak ada lelahnya untuk membujuk Mark, supaya Mark mau makan malam.

Dan lagi-lagi gelengan kepala yang Taeyong dapatkan dari Mark. "Markeu tidak mau makan terlebih dahulu Mom. Mark ingin menunggu Daddy. Mark ingin makan malam bersama dengan Daddy. Katanya Daddy akan pergi menemui Mark lagi. Daddy juga udah janji dengan Mark. Bahkan Mommy juga foto pinky promise kami. Tapi kenapa Daddy belum juga datang?" Pertanyaan yang akhirnya keluar dengan lancarnya dari mulut Mark, di sertai helaan nafas kecewa.

Ya, sedaritadi Mark tidak menanyakan tentang Jaehyun. Kapan Jaehyun datang dan sebagainya. Mark hanya diam di meja makan, dan dengan sabar menunggu Jaehyun datang, tanpa bertanya banyak hal kepada Taeyong.

Dan baru kali ini Taeyong mendengarkan keluh kesah Mark mengenai daddy-nya.

"Mommy kenapa diam aja? Daddy bohong ya sama Mark?" Tanya Mark, menatap Taeyong dengan sorot mata kecewa.

Taeyong menggeleng panik. Ia tidak mau Jaehyun terlihat jelek di mata sang anak. Jadi ia harus melakukan berbagai cara agar Jaehyun tidak di lihat jelek oleh anaknya.

"Mommy lupa sayang." Ucapan yang entah kenapa keluar dari mulut Taeyong.

"Lupa?" Tanya Mark dengan raut wajah kebingungan.

"Daddy-kan tidak tau alamat rumahnya Mark. Mark juga tidak memberi taukannya kepada Daddy kan?" Ujar Taeyong, yang membuat Mark tersadar.

"Oh iya! Mark belum memberi tau alamat rumahnya Mark! Mungkin sekarang Daddy sedang kebingungan mencari rumah Mark!" Seru Mark, yang langsung beranjak dari kursinya, lalu mengambil ponsel yang ada di kamarnya.

"Apakah Mommy punya nomor hp-nya Daddy?" Tanya Mark, dengan binar kata polosnya.

Taeyong mendesah pelan lalu menggelengkan kepalanya. "Mommy tidak punya Markeu." Jujur Taeyong.

Taeyong memang tidak mempunyai nomor ponsel Jaehyun. Terakhir kali Jaehyun menghubunginya untuk bertemu di salah satu cafe, Taeyong malah langsung menghapus momor teleponnya. Karena dirinya tidak mau berurusan lagi dengan Jaehyun.

Dan helaan nafas kasar juga keluar dari mulut Mark, begitu mendengar jawaban dari Taeyong. "Mark juga lupa meminta nomor telepon Daddy." Seru Mark.

"Bagaimana kalau misalkan Daddy kesasar? Kasihan Daddy, sudah malam seperti ini." Gumam Mark.

Perlahan Taeyong mendekati Mark. Mensejajarkan tingginya dengan tinggi Mark. Lalu menangkup wajah Mark dengan kedua tangannya, di sertai elusan kecil di wajah Mark.

"Mark tenang saja. Daddy itu orangnya sangat hebat. Dia bisa menemukan alamat rumah Mark, tanpa Mark beri tau. Meskipun tidak langsung dapat. Tapi Daddy akan menemukan Mark. Jadi Mark tidak usah khawatir. Mark hanya perlu bersabar sedikit lagi--"

*ting nong.* suara deringan bel rumah Taeyong, sukses membuat ucapan Taeyong terhenti.

Berbeda dengan Mark yang sudah berseru kegirangan. "Daddy!" Seru Mark yang sangat antusias, seraya menghampiri sumber suara.

Sampai di depan pintu rumahnya, Mark langsung membukakan pintu rumahnya.

"Dadd-- loh Uncle Taehyung?" Ujar Mark yang perlahan mengecil, begitu melihat Taehyung yang ada di hadapannya.

Taehyun langsung tersenyum melihat Mark. Ingin menggendong Mark, namun gagal karena Mark yang menghindar. Hal itu pun membuat Taehyung menatap Mark dengan penuh keheranan.

"Loh Mark? Kenapa kamu menghindar? Apakah uncle ada salah sama kamu?" Tanya Taehyung yang sangat keheranan akan tingkah Mark.

Belum sempat menjawab, Taeyong sudah lebih dulu datang, dan Mark pun bersembunyi di belakang Taeyong. "Loh Taehyung? Ada apa kemari? Ayo masuk dulu." Tawar Taeyong yang langsung menarik Taehyung masuk ke dalam rumahnya.

"Mau minum apa?" Tanya Taeyong.

"Apapun yang kamu punya, asalkan air yang layak untuk di minum manusia." Ujar Taehyung yang membuat Taeyong terkekeh.

"Baiklah. Kalau begitu tunggu dulu." Ujar Taeyong, yang langsung pergi meninggalkan Taehyung bersama dengan Mark.

"Mark kenapa heum?" Tanya Taehyung yang melihat raut wajah kecewa Mark, begitu melihat Taehyung yang datang.

"Mark gapapa uncle." Jawab Mark, di sertai senyuman tipis.

Taeyong selalu mengajarkan Mark untuk menjawab semua pertanyaan seseorang yang ia kenal. Serta jangan membalasmya dengan jawaban ketus, atau tampang yang kesal.

"Beneran gapapa? Tapi kok Mark terlihat sedih begitu melihat Uncle yang datang? Mark gak suka ya uncle datang?" Tanya Taehyung, yang langsung di balas gelengan kepala oleh Mark.

"Gak kayak gitu kok uncle." Jawab Mark yang panik, akan ucapan Taehyung.

"Lalu kenapa? Ada seseorang yang Mark tunggu?" Terka Taehyung, yang sepertinya tau akan gerak-gerik Mark.

Mark menganggukkan kepalanya dengan lemah, di iringi helaan nafas kasar. Raut wajahnya pun langsung berubah muram, begitu mendengar ucapan Taehyung.

"Siapa?" Tanya Taehyung, yang masih memancing Mark, agar Mark mau melepaskan semua masalah yang ada di pikirannya. Taehyung gak mau Mark menutup diri terhadap suatu masalah.

"Daddy-nya Mark." Jawab Mark yang nambah muram.

Sementara Taehyun terkejut akan ucapan Mark. Daddy-nya Mark? Berati Jaehyun? Apa Mark sudah bertemu dengan Jaehyun?

Banyak pertanyaan yang masuk ke dalam pikiran Taehyung, begitu mendengar jawaban dari Mark.

"Daddy-nya Mark? Daddy Jaehyun maksudnya? Mark sudah bertemu dengan Daddy?" Tanya Taehyung dengan hati-hati, yang langsung di balas anggukkan antusias oleh Mark.

"Iya Uncle! Tadi Mark sudah bertemu dengan Daddy! Mark di ajak main sama Daddy sama Mommy juga. Udah gitu, kita bertiga makan bersama di restaurant kesukaan Mark. Benar-benar seperti keluarga harmonis yang sering Mommy nonton di tv." Seru Mark dengan antusias, begitu menceritakan kejadian tadi bersama dengan Jaehyun.

"Ah begitu, syukurlah kalau Mark sudah bertemu dengan Daddy." Ujar Taehyung dengan senyumannya juga. Ia tidak mungkin membalas dengan wajah yang tidak tersenyum, begitu mendengar cerita antusias Mark, dengan binar mata yang terpancar dark mata Mark, begitu Mark bercerita.

"Terus Daddy-nya kemana sekarang? Daddy sudah pulang karena Mark sudah puas bermain, atau karena sudah malam?" Tanya Taehyung dengan hati-hati lagi. Sebenarnya ia tidak mau melukai perasaan Mark dengan pertanyaannya. Namun ia sangat ingin tau di mana keberadaan Jaehyun saat ini, untuk memastikan keselamatan Taeyong.

"Daddy sudah pulang sewaktu kami makan bersama di restaurant. Katanya Daddy akan kembali menemui Mark. Tapi nyatanya Daddy belum kembali sampai saat ini. Mana Mark lupa meminta nomor ponselnya Daddy. Sedangkan Daddy juga tidak tau alamat rumah Mark." Ujar Mark, yang langsung kembali menjadi muram.

Taehyung meringis begitu melihat perubahan mimik wajah Mark. Karena tidak mau melihat Mark sedih, Taehyung langsung mengeluarkan sebuah hadiah yang ia bawa.

"Uncle bawakan hadiah untuk Mark, supaya Mark tidak sedih lagi. Ini mobil hot wheels yang Mark mau." Ujar Taehyung, seraya memberikan hadiah itu kepada Mark.

Mark memang mengambil mainan itu. Namun seperkian detik, ia langsung mengembalikan hadiah itu kepada Taehyung. "Uncle maaf. Bukannya Mark tidak suka dengan hadiah pemberian uncle. Mark tidak bisa menerima ini, karena Daddy sudah berjanji akan memberikan mainan ini kepada Mark. Mark takut kalau Mark menerima hadiah ini dan Daddy tau, Daddy bakalan sedih. Jadi Uncle simpan saja mainan ini." Ujar Mark dengan tatapan polosnya.

Baru saja Taehyung ingin membalas ucapan Mark, suara Taeyong sudah lebih dulu mengintrupsinya.

"Kalian sedang apa? Membicarakan Mommy ya?" Tanya Taeyong, yang langsung menaruh nampan yang berisi 3 buah minuman, dan juga beberapa makanan ringan, ke atas meja. Lalu Taeyong pun ikut duduk di samping Mark, serta di hadapan Taehyung.

"Taeyong, dia sudah kembali?" Tanya Taehyung.

Taeyong yang mengerti akan maksud dari pertanyaan Taehyung, langsung menganggukkan kepalanya. Membenarkan pertanyaan Taehyung. "Ya, dia sudah kembali."

MISSION - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang