3. It's You?

112 99 94
                                    

Happy Reading All♡










Di  kediaman keluarga Kim. Mereka, Kim Doyoung-Kim Yuri. Kini sedang menikmati sarapan yang  desertai dengan kicauan burung di pagi hari “Kamu susunya diabisin ya, biar tinggi, tuh badan juga biar  gak kurus kurus amat makan yang banyak” katanya memulai pembicaraan

Yuri yang mendengarnya lalu mengangkat kepalanya menoleh sang kakak “Ishh kakak mah, aku tuh berusaha keras banget tau buat jadi kurus” tuturnya dengan makanan yang memenuhi pipinya. Lucu

Doyoung tersenyum menghela “Ya kamu juga jangan kurus kurus amat, ntar disangka kakak gak bisa besarin kamu dengan baik, mama sama papa kan liat. Lagian mana ada orang yang berusaha kurus sih” ucapnya, lalu mengoleskan selai pada roti yang sudah di panaskan

Gadis berambut sebahu itu mengerucutkan bibirnya “Ih kakak, ini tuh namanya body goals” bangganya “Laki laki tuh gak pernah bakal ngerti” gerutunya dengan suara yang agak berbisik

Doyoung lalu tertawa teduh mendengar penuturan adiknya. Terdengar menyejukkan “Iya deh iyaa, percaya kakak sama kamu. Yang kek gitu tuh namanya body goals” lanjutnya dengan nada yang meledek di akhir

Beginilah pagi hari di kediam Kim, meski memang penghuni rumah ini hanya mereka berdua, tapi Doyoung merasa rumah ini sangat hangat karena kehadiran adiknya, begitupun dengan Yuri

Terkadang Doyoung berterimakasih kepada ibunya yang telah melahirkan seorang adik perempuan yang memiliki sifat dan karakter ceria, seperti Yuri ini, bayangkan jika Yuri seorang anak yang jarang bicara dan menutup dirinya, dia pasti akan kesepian

Adiknya yang mempunyai mulut seperti alat pemotong rumput itu diduga pasti turunan dari sifat  ibunya, karena dia ingat betapa cerewetnya sang ibu padanya maupun Yuri

Sekilas dia rindu pada kehidupannya di masa kecil dengan sang ayah dan ibu yang ada disisinya. Namun kini semuanya berbeda, orang tuanya telah lebih dulu meninggalkannya dalam sepuluh tahun lalu, saat dia masih berumur 12 tahun dan sang adik baru menginjak usia 9 tahun

Setelah kepergian kedua orang tuanya, dia bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya dan juga sang adik, dan bekerja paruh waktu menjadi pilihannya untuk membiayai sekolahnya juga kebutuhan sehari hari

Lalu Doyoung menyingkirkan hal itu dari ingatannya dan kembali ke kenyataan “Dek, nanti sepulang kamu dari kampus kita bekunjung ke makam mama papa yuk” ajaknya tiba tiba. Dia rindu

Mata Yuri langsung membulat mendengar penuturan sang kakak kemudian mengangguk antusias “Ayo ayo, aku mau bercerita banyak hal ke mama papa, kangen mereka juga” lanjutnya dengan senyuman yang mengembang

Doyoung mengangguk mengiyakan “Kamu pulang jam berapa nanti? Biar kakak jemput kamu ke kampus” tanyanya kemudian

Yuri terlihat menyipitkan matanya dan menyimpan telunjuknya di dagu lancipnya itu “Kira kira jam dua siang aku udah pulang deh, karena ada salah satu dosen yang gak masuk hari ini” lanjutnya

“Oke kalo gitu, nanti kakak jemput kamu ya” finalnya

Yuri mengangguk dan meneguk susu putihnya sampai tak meninggalkan jejak “Yu berangkat, Mark gak jemput hari ini, katanya dia ngampus siang” ucapnya, lalu tangannya bergerak untuk mengelap bibirnya yang meninggalkan jejak susu tadi dengan ujung kain pakaian lengannya

Tapi Doyoung dengan cepat menarik lengan Yuri dan membuat gadis itu mengangkat kedua alisnya.

Kemudian Doyoung mengambil tissue yang ada di meja makan “Gimana sih kamu ini, nanti kotor dong bajunya” lalu mengelap bibir sang adik dengan hati hati, telaten.

I Love U Doctor!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang