Hi hi!
Hwappy Lweadingg😗♡
Duk!
Duk!
Yuri terus menerus meninju dada Jeno dengan kesal dan juga air mata yang masih membasahi pipinya.
“Turunin gue Jen!” kesalnya lalu menarik kerah Jeno.
Jeno tetap pada pendiriannya, dia tidak menghiraukan apa yang dikatakan Yuri, ya..meskipun kelakuan Yuri membuatnya sedikit risih.
“Aku tidak akan menurunkanmu, jangan memukul mukul dadaku rasanya sakit, lebih baik kamu berpegangan pada leherku agar tidak jatuh” tutur Jeno dengan pandangan yang masih lurus kedepan.
Yuri mendengus, dia sangat emosional hari ini, entah kenapa air matanya terus menerus turun membasahi pipinya yang membuatnya terlihat kacau.
Lama kelamaan -karena dia juga malu menjadi pusat perhatian orang- dia menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang pria dan mengalungkan kedua lengannya di leher Jeno.
Ingat! Yuri malu, bukan mencari kesempatan.
Sepasang manusia itu menarik perhatian mahasiswa lain yang kini dengan terang terangan memerhatikan mereka berdua dari kejauhan, tidak sedikit pula dari mereka yang menggunjing pasangan itu.
Orang orang ini, seperti tak ada asupan jika tak menggunjing orang sehari saja.
Menyebalkan.
Jeno tidak peduli akan itu, yang dia khawatirkan sekarang adalah Yuri, dia takut pergelangan kaki kiri anak itu semakin parah.
Jeno membawa Yuri ke ruang unit kesehatan kampus, dia bertanya tanya kenapa Yuri telah melepas perbannya padahal kakinya belum sembuh betul.
Tolong jangan lupa Tuan Lee Jeno yang terhormat, Yuri kan keras kepala.
Kalau tidak keras kepala, berarti bukan Yuri.
Jeno menundukkan kepalanya menatap Yuri yang menangis di dekapannya “Berhenti menangis” titahnya "Aku tidak suka melihatmu menangis." Katanya lagi.
Yuri memekik tertahan, lalu mendongakkan kepalanya dan mendengus keras keras, kemudian menenggelamkan kepalanya lagi di dada sang pria.
Nyaman.
Sebentar, Yuri kau sudah gila!.
Oh yaampun, tapi gadis itu merasa nyaman. Sungguh!
Mungkin karena proposi badan Jeno yang bagus, membuat dadanya enak untuk dijadikan sandaran seperti ini.
Sesampainya di ruang kesehatan, Jeno mendudukkan Yuri di salah satu ranjang yang ada di ruangan itu dan-
“LO KENAPA SIH PAKE DATENG?!”
Yuri tiba tiba berteriak yang membuat Jeno menutup kedua telinganya.Hhh! dasar. Baru saja dia mengakui bahwa berada dalam dekapan pria itu rasanya sangat nyaman. Dan lihat! Sekarang dia membentaknya lagi.
Kim Yuri yang labil. Catat!.
Yuri mengusap kasar air matanya “Lo tau gak?!, gue jadi keliatan lemah didepan Nayeon!” pekiknya.
Jeno melihat Yuri dengan sendu, dia paling tidak bisa melihat seorang perempuan menangis, apalagi dia adalah Yuri. Jeno mendudukkan dirinya diatas ranjang berhadapan dengan Yuri.
Jeno mengusap pucuk kepala Yuri dengan lembut “Aku tidak bermaksud seperti itu, maafkan aku ya...” tuturnya “Lagipula, hanya manusia berhati batu yang akan membiarkanmu diperlakukan seperti itu olehnya tadi” lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U Doctor!
Fanfiction"Bunuh aku jika kelak aku mengingkari janjiku untuk menjagamu selamanya."