• III. (B)

119 8 0
                                    

Vote dulu😡😡
CW//Kiss







Satu minggu setelah kejadian itu hubungan keduanya membaik. Chan mulai menghubungi Minho, setiap hari ia akan mengabari mantannya itu sekalipun ia sibuk karena ia tidak mau kejadian tahun lalu kembali terulang dan ia akan kehilangan Minho untuk yang kedua kalinya. Tidak, Chan tidak akan membiarkannya.



Chan sedang berada di studio nya sekarang, mengerjakan beberapa track yang belum rampung dengan deadline kurang lebih seminggu yang akan datang. Tentu saja itu bukan waktu yang lama mengingat jumlah track yang belum rampung mencapai 3 track belum dengan revisi, tapi semoga saja tidak ada revisi.

Chan akan menghabiskan waktu berjam-jam di studionya hingga ia melupakan segalanya tapi tidak dengan Minho, ia akan mengingat pria itu kapanpun, bulol. Hingga tak terasa setetes darah mengalir dari hidungnya, ah bahkan Chan lupa kapan terakhir kali ia makan, mungkin kemarin pagi? Entahlah ia tak ingat. Karena dirasa kepalanya pening, Chan beristirahat sejenak. Berbaring diatas sofa yang memang disediakan di studionya, cukup nyaman.

Tak lama kedua temannya datang, Changbin dan Jisung. Mereka sedikit lega melihat Chan yang sedang beristirahat. Chan itu sulit untuk disuruh istirahat, banyak sekali alasannya entah itu tanggung karena sedikit lagi selesai atau ia tidak ingin merepotkan kedua temannya itu, padahal ya memang itu pekerjaan mereka, mereka bekerja bersama, harusnya Chan mengerti itu. Tapi Chan tetaplah Chan yang keras kepala.

"Bang, lo liat gak sih mukanya Kak Chan pucet gitu?"

"Dari kemaren juga gitu kali, Ji. Emang tu anak satu susah bener disuruh istirahat. Kerja terus sampe lupa waktu, lupa makan."

"Bang, gue punya ide."

Changbin yang sedang sibuk dengan layar monitor komputernya menoleh, ia penasaran ide apa yang akan diusulkan Jisung mengingat anak itu sedikit tidak beres.

"Apaan ide lo? Jangan aneh-aneh ya lo, capek banget gue sama lo."

"Gitu lo ama gue. Tapi santai bang, kali ini ide gue pasti berhasil."

"Terakhir lo bilang begitu juga gimana coba akhirnya??"

Jisung mendecih, memang seburuk itukah ide-idenya selama ini? Dia pikir bagus-bagus saja, yaa walaupun tidak pernah ada yang berhasil.

"Tch. . . Yang ini beda, bang."

"Yaudah apaan ide lo? Kalo aneh-aneh gue bogem ntar."

"Bawa bang Minho kesini."

Satu cengiran Jisung berikan kepada Changbin. Baiklah, idenya tidak seburuk itu. Karena mereka tau Chan itu bulol, bisa dipastikan bahwa pria itu akan menurut apa kata Minho.

"Lo punya nomor nya Minho?"

Changbin bertanya kepada Jisung, sebenarnya mereka sudah mengenal Minho sejak lama, tapi semenjak Chan putus dengan Minho mereka tidak pernah berkomunikasi dengannya lagi.

"Kagak bang, lo kan tau hp gue baru jadi pada ilang."

"Gue juga kagak punya, dia ada twitter kan?"

"Setau gue ada, stalk aja akun si bulol ntar juga nemu."

"Nah pinter juga lo."

Changbin mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja komputer lalu membuka aplikasi berlogo burung berwarna putih dengan dasar warna biru. Ia mencari akun Chan lalu ia ketuk tombol following dan benar saja, Changbin menemukan akun Minho, dia stalk sedikit sampai ia menemukan tweet Minho yang mengatakan bahwa ia bosan, kebetulan sekali.

Tweet Minho

Tweet Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Short Story of BanginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang