Dua adek

90 7 0
                                    

***

Hari ini gak tau kenapa Jungkook bangun kepagian. Perutnya laper pengen sarapan, yaudah dia pun turun ke bawah. Di dapur gak ada bibi yang selaku pembantu di apartemen ini, mungkin lagi ke pasar. Jungkook buka tudung saji di atas meja, kosong kaya hati dia.

"Njir, gue laper banget. Mana belum ada makanan" gerutunya. Jungkook pun berpikir sebentar. Lelaki itu kemudian masuk ke dapur.

"Gue buat roti aja kali, ya? Tapi mana selainya? Kan gak asik kalo gak pake isian" Jungkook bergumam sendiri sambil membuka kulkas. Senyumnya timbul kala melihat ada nutella.

"Enak kayanya, nih" Jungkook membawa satu bungkus roti dan juga nutella lalu membuatnya sendiri. Habis itu dia ngap sendiri juga sampai puas.

"Beneran enak ternyata. Kulkas sultan emang gak pernah kosong. Eh, ada yang kurang nih. Susu mana susuu!" serunya terus ngibrit ngambil susu kotakan yang dituang ke gelas. Simple banget kan hidup ini.

Jungkook asik menikmati sarapannya seorang diri. Sampai dia gak nyadar kalo ada suara mobil yang dateng, terus derap langkah kaki juga mulai memasuki apartemen.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan satu koper yang ada di tangannya, kini menatap Jungkook yang sedang ngasoy sarapan di meja makan. Mana kakinya naik satu udah kaya makan di warteg. Lelaki itu mengerutkan kening bingung karena merasa gak kenal.

"Hei, siapa kamu?"

Jungkook kaget tiba-tiba ada suara. Sampai akhirnya dia baru nyadar ada seorang lelaki yang berdiri di pintu terus perlahan jalan mendekatinya. Jungkook berhenti ngunyah, terus merasa gugup karena gak kenal siapa orang itu.

"Kenapa ada di apartemen saya?" lanjut lelaki itu kembali. Tapi Jungkook bingung harus jawab apa, mungkin ini keluarga Taehyung.

"Hm, sa-saya--"

"Bang Seokjin!"

Suara pekikan itu mengalihkan atensi Jungkook. Dilihatnya Taehyung yang menuruni anak tangga terus peluk erat lelaki tadi dengan senyumnya. Jungkook ngerti sekarang, lelaki itu kakaknya Taehyung yang pernah dia ceritain.

"Bang, kok gak bilang Tae kalo balik pagi ini?" tanya Taehyung. Lelaki bernama lengkap Kim Seokjin alias kakak kandung Taehyung itu hanya tersenyum sambil ngusap lembut kepala adeknya.

"Hehe maaf. Kemarin abang lupa ngabarin" jawab Seokjin. Tapi atensinya kembali memperhatikan Jungkook yang masih berdiri di dekat meja makan.

"Tae, dia siapa? Kenapa seenaknya makan disini?"

Taehyung yang mendengar langsung melihat ke arah Jungkook yang kelihatannya gugup.

"Yaampun, lupa ngasih tau. Dia adek Taetae. Namanya Jungkookie"

"Ha? Adek?" Seokjin menatap Taehyung dengan tatapan tak paham.

"Kookie, ayo kesini" panggil Taehyung. Jungkook awalnya ragu karena ditatap gak enak sama Seokjin, tapi dia tetap mendekat. Berdiri di samping Taehyung terus dirangkul.

"Bang, mulai sekarang abang punya dua adek. Taetae sama Kookie!" serunya. Tersenyum kotak sembari merangkul bahu Jungkook yang hanya canggung.

Seokjin memijat dahinya yang mulai pening. Gak tau, gak ngerti, gak paham.
"Ikut abang. Kita bicarain di kamar"

Lengan Taehyung ditarik oleh abangnya pergi ke atas lagi. Sedangkan Jungkook, lelaki itu menghela nafasnya.
"Kenapa abangnya Taehyung harus balik, sih?"

"--haish, bodoamat. Gue gak perduli, mau abangnya yang dateng, emaknya, neneknya, buyutnya. Yang penting gue lanjut sarapan" gumam Jungkook dan duduk anteng kembali. Naikin satu kaki kaya sebelumnya. Jiwa-jiwa makan di warteg emang gak bisa hilang walaupun udah jadi sultan.

Rich Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang