👑 TKoTI Εννέα 👑

1.1K 149 113
                                    

😭 akhirnya update lg🤣 Happy Reading!

👑

Erestha terus bergumam dalam hati agar ia terbangun dari mimpi yang paling buruk yang sedang terjadi padanya.

Menggandeng sebelah tangan seorang raja iblis yang menuntunnya keluar dari kerajaan kedamaian, menyusuri untuk sampai ke ujung karpet yang berada di gerbang.

Para iblis bersorak ria melihat itu, tapi kebalikannya dari dewa dan dewi di sana yang sangat menyesali apa yang terjadi di sana. Menatap satu dewi mereka yang mempunyai takdir terkutuk akan kehadiran raja iblis sebagai suaminya.

Egnise mengangkat sebelah tangannya yang tak menggandeng Erestha, menjentikkan ke udara dengan pelan membuat Erza dan Zelios menghilang dari sana.

Dan dua detik setelahnya Egnise menghilang dengan membawa Erestha dari kerajaan di atas awan sana membuat seruan dari Dewa Zóey dan Dewi Synnefo terdengar. Melihat dengan jelas Egnise membawa dewi kesayangan mereka pergi dari kerajaan.

Para iblis di sana mengepak sayap mereka untuk turun ke tempat asal masing-masing, meninggalkan para dewa dan dewi di sana secara serentak yang terlihat masih terdiam. Tercengang dengan apa yang terjadi tidak pernah mereka bayangkan dan terawang sekali pun.

Erestha seperti kecepatan cahaya sudah berdiri di depan sebuah kerajaan megah dan besar. Erestha yang menutup erat matanya kini perlahan membuka, kabur dan sangat perlahan.

Kabut dan buram memenuhi penglihatan kedua mata Erestha yang masih belum membuka sempurna. Belum bisa beradaptasi dengan keadaan sekitar yang untuk pertama kalinya ia keluar dari kerajaan langit. Menginjakkan kakinya ke bumi membuat Erestha hampir kehilangan keseimbangan. Aroma indra penciumannya serasa berbeda, jika ia dahulu selalu menghirup udara sejuk dan sangat bersih di atas awan sana.

Kini ia merasa sangat berbeda dan hawa panas datang menghampiri tubuhnya.

Perlahan, Erestha membuka kedua matanya secara sempurna. Memfokuskan kedua netranya yang berwarna cokelat muda di iris kiri, dan berwarna biru laut di iris kanan.

Erestha melihat kerajaan yang besarnya hampir serupa dengan kerajaan megah miliknya di atas awan sana. Tapi hanya dari segi besar saja yang memiliki kesamaan. Karena kecuali hal itu, semuanya sangat berbeda!

Tidak ada warna putih yang melambangkan kesucian dan kebersihan diri di sana. Hanya kerajaan yang berwarna hitam dengan lentera maupun tongkat lilin di tiap jalannya. Ranting-ranting tajam hijau tua bunga mawar terlilit di tiap palang yang ada di sana ditumbuhi dengan bunga mawar merah.

Gerbang sangat besar yang sudah terbuka berwarna hitam dengan tombak di atasnya membuat kesan kerajaan itu makin mengerikan untuk dipandang Erestha yang membelalak matanya. Terkejut, takut, ngeri, dan perasaan tak enak lainnya ia rasakan.

Astaga, Dewi! Kerajaan mengerikan apa ini?! Di tempat mengerikan ini, kah aku harus menghabiskan akhir hidupku mulai sekarang?! batin Erestha berteriak saking terperanjat akan apa yang dia lihat.

Hal buruk apa lagi yang menunggunya di dalam sana?

“Kau benar, tempat ini yang akan kau tempati semasa hidupmu sampai kau mati mulai sekarang,” ucap Egnise begitu mengerikan membuat Erestha yang merinding kini menatapnya. “Selamat datang di neraka,” lanjutnya dengan seringai paling menakutkan yang pernah dilihat oleh Erestha, melihat dan mendengar keseriusan yang begitu dalam dari kalimatnya.

Erestha ingin melepas tangannya dari lengan Egnise, tapi entah mengapa tak bisa. Ia rasa itu salah satu pengaruh kekuatan Egnise.

Kaki Erestha yang terpaku dan lemas itu tergerak sendiri sesuai keinginan Egnise untuk berjalan ketika ia mulai melangkah. Memasuki gerbang kerajaan yang terasa sangat berat bagi Erestha.

The King of Tenebris InferniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang