6. Again?

7 1 0
                                    


Hari ini, hari dimana Zaff dapat keputusan peperiksaannya.
'semoga keputusannya bagus..' lirihnya didalam hati, tiba-tiba Haechan dan gang nya masuk kedalam kelas Zaff sembari menatap Zaff dengan sinis.

"hari ini lu dapat nilai ulangan lu kan?" tanya Haechan dengan nada yang sedikit kasar.
"iya kaka" balas dia dengan senyuman manisnya.
"gak usah senyum-senyum gitu sama gua. Jijik lihatnya." ucap Haechan sambil melemparkan buku kearah mukanya.

Haechan dan gangnya pun keluar dari kelas dimana Zaff duduk sekarang, Zaff hanya bisa berdiam diri sambil meremas pelan hujung kemeja miliknya.
'gpp.. Nenek bilang Zaff itu anaknya kuat hehe..'

Setelah keputusan diumumkan, Zaff sedikit gembira karna nilainya meningkat daripada sebelumnya.
'WOAHHH NILAINYA 99%!!!' ucapnya didalam hati sambil tersenyum lebar.






Setelah selesai jam sekolah, dia pun berjalan pulang kerumah sambil memegang erat nilai ulangannya.
"daddy, papiii? Zaff pulangg" ucap Zaff dengan nada yang cukup gembira.

Zaff kaget saat melihat papinya membawa alat-alat penyiksaan, dia hanya bisa memberanikan diri untuk berbicara tentang nilai ulangannya itu.
"papi.. Daddy dimana?" soalnya dengan nada yang perlahan.
"daddy lagi cari anak-anak ditaman, hari ini lu dapat nilai ulangan kan? Sini gua lihat." ucap Jaemin dengan kasar sambil menarik paksa nilai ulangan itu dari genggaman Zaff.

Jaemin membaca nilai ulangan itu satu persatu dengan teliti lalu dengan tiba-tiba Jaemin merobek kertasnya, sontak apa yang dilakukan Jaemin sebentar tadi membuat Zaff kaget.
"papi.. Kenapa dirobekkin? Daddy belum ba--" omongan Zaff dipotong dengan ucapan Jaemin yang sungguh menyakitkan itu.
"daddy gak bakal suka akan nilai jelek lu ini. Seharusnya lu itu dapat nilai 100% bukan 99% bodoh. Lu itu selalu belajar tapi otaknya tetap bodoh aja, gak cape bikin papi sama daddy malu? Gak cape huh?!!" bentak Jaemin sambil menjambak rambut anaknya itu dengan kasar.

"p - papi sakit.. Aku mohon lepasin.." pohon Zaff dengan suara yang bergetar karna kepalanya saat ini sangat pusing dan dia dapat rasakan bahwa sekarang dia mimisan.
"minta dilepasin? Setelah lu mati." Jaemin mengheret tubuh Zaff untuk masuk kedalam kamar mandi, Jaemin menenggelamkan kepala Zaff didalam bath up yang penuh dengan air yang dingin. Kepala Zaff terasa sangat pusing, bahkan lebih pusing dari sebelumnya.

Setelah menenggelamkan kepala Zaff didalam bath up, Jaemin mulai mengukir beberapa nombor ditubuh, lengan dan pipi milik Zaff. Zaff hanya mampu berdiam diri karna jika dia berbicara itu bisa saja membuat Jaemin semakin marah dan bisa aja Zaff mati ditangan papinya itu.

Zaff dibiarkan terbaring lemah dilantai dengan jendela kamar mandi yang dibuka kecil untuk membiarkan udara segar masuk kedalam.
"nek.. Zaff kuat, zaff bisa.." lirihnya pelan sambil menahan perit yang ia rasakan saat ini.

Zaff perlahan-lahan keluar dari kamar mandi dengan mengesot. Dia baring dikasur pelan sambil mengurut pelan pelipis miliknya. 'nek.. Kok pusing banget..? Pusing banget..' dia perlahan memejamkan matanya dan tiba-tiba dia dapat mendengar pintu kamarnya ditendang kuat, perlahan-lahan dia pun membuka mata sambil melihat kearah daddynya, Jeno.

"LU DAPAT NILAI 100% LAGI KAN?!! SINI LU ANAK BRENGSEK!!" teriak Jeno kesal sambil mendekati kearah Zaff yang masih terbaring lemah dikasur.
'daddy.. Zaff sakit, maafin Zaff daddy.. Papi..' dia memejamkan matanya erat sembari menahan sakit akan tumbukkan dan siksaan yang bak neraka dari Jeno.

Zaff pun masih bisa tersenyum walaupun keadaannya saat ini bisa dibilang parah tapi dia masih bisa tersenyum sambil menatap lembut kearah daddynya, dia masih bisa mendengar samar-samar omongan daddynya.
"gua gakmau tau ntar kalau ujian lagi, lu harus dapatin nilai 100%. NGERTI RYSZAFF LOUIS?!!" ucap Jeno kesel sambil menampar pipi milik Zaff yang bisa dilihat seperti sudah banyak lebam dan ukiran dari orang tuanya sendiri.

Zaff menganggukkan kepalanya pelan, tanda dia mengerti akan omongan daddynya. Dia melihat kearah sosok Jeno itu menghilang perlahan demi perlahan, Zaff pun bangun lalu mengambil obat-obatan miliknya lalu dia mengobat badan dan mukanya sendiri. Dia mengerang dan menahan sakitnya sendirian, hanya Tuhan saja tau apa yang dia rasakan sekarang. Walaupun dia selalu disiksa dan hampir dibunuh sama orang tuanya, tapi dia masih mencintai dan menyayangi sosok kedua orang tuanya itu.

Setelah selesai mengobati diri sendiri, dia mengambil buku diary miliknya lalu menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya sekarang.

























To be continued everyoneee :33

Masih ada gak yang baca nichh? Wkwkwkwkwk ngebosenin yah ceritanya? Atau gak nyambung sama sekali? Maaf yahh soalnya ini karya pertama aku :'( apapun terus support dan teruskan menunggu yah semuanya!! Makasihhh

Author_

MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang