Bab 2

9 3 2
                                    

Raina berlari ke arah sekumpulan mahasiswa yang sedang nongkrong di depan kelas sambil menunggu Dosen tiba.

"Hai guys," Raina menyapa sekumpulan teman sekelasnya itu dengan nafas terengah-engah karena dia berlari dari gerbang sampai depan kelas.

"Hey, Rain," dengan kompak semua temannya membalas sapaan Raina yang baru saja datang.

"Lagi apa nih kalian kumpul di depan kelas gini, padahal ini udah lebih dari jam matkul loh," ujar Raina sambil menenangkan nafasnya

"Iya kita juga gak tahu Rain," ujar salah satu teman Raina

"Padahal aku kira udah masuk," ujar Raina sambil merengek karena kecapean

"Hey masuk-masuk udah ada ibu tuh lagi OTW kesini," ujar Ketua Kelas yang seketika membubarkan kumpulan mahasiswa yang ada di depan kelas itu dan bergegas semua mahasiswa masuk kelas.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi semua," sapaan dosen ke semua mahasiswa sambil melepaskan tas dari pundaknya dan diletakan di atas meja.

"Wa'alaikumsalam, pagi Pak," dengan serempak semua mahasiswa menjawab sapaan dari Dosen.

"Tadi saya sudah kirim materi sama tugas via WhatsApp, kalian bisa langsung baca kemudian kerjakan tugas kelompok empat atau lima orang saja setiap kelompoknya, bagaimana bisa dipahami?" ujar Dosen.

"Pak izin bertanya, untuk pembagian kelompoknya ditentukan oleh bapak atau ditentukan sama Ketua Kelas?" Raina bertanya kepada Dosen.

"Diatur sama Ketua Kelas saja boleh, mau bebas juga boleh, saya kasih kebebasan ya buat anggota kelompok yang penting kalian semua paham dan mengumpulkan tugasnya," jawab Dosen sambil tertawa kecil.

"Baik Pak, terima kasih," ujar Raina.

Pembagian kelompok sudah selesai, Raina satu kelompok dengan Kenzo, Dina, dan Arya. Kerja kelompok pun selesai semua yang ditugaskan oleh Dosen sudah dikumpulkan.

"Rain, nanti pulang jalan-jalan yuk," ajakan Kenzo kepada Raina.

"Gak ah, aku mau bantuin Ibu di kedai," jawab Raina menolak ajakan Kenzo.

"Rain, nanti aku ke rumah ya, aku bantu diki-dikit Ibu supaya gak kewalahan," ujar Dina.

"Boleh banget tuh, nanti langsung datang aja ya ke rumah Din," jawab Raina sambil mengemas barangnya yang ada di atas meja.

"Kalau aku boleh gak Rain ke rumah kamu?" tanya Kenzo.

"Ih buat apa?" ketus Raina.

"Mau bantu orang tua kamu," jawab Kenzo sambil tersenyum.

"Gak usah," ketus Raina yang risih dengan ujaran Kenzo.

"Ken, jalan sama aku aja yuk!" ujar Laras yang tiba-tiba menghampiri kelompok Raina.

"Gak ah, udah gak mood jalan-jalan," ujar Kenzo sambil menggendong tas ranselnya dan bergegas bangun dari tempat duduk.

"Tuh ada cewe yang mau malah ditolak," ujar Raina sambil tertawa.

"Kamu juga ada cowo yang mau malah ditolak," ketua Kenzo seketika meninggalkan semua.

"Aku juga duluan ya semuanya," ujar Arya.

"Idih, kamu kenapa bambang?" ujar Raina dengan nada meledek.

"Heh Raina, Kenzo suka ya sama kamu?" tanya Laras kepada Raina.

"Udah pasti dong, Raina kan cantik, pinter, gak centil kaya kamu," ketus Dina.

"Heh Dina, aku itu bukan centil, tapi lagi memperjuangkan orang yang aku suka," ujar Laras dengan mata sinis.

Air Mata atau Bahagia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang