Sepanjang perjalanan Raina menceritakan obrolannya dengan Mamah saat di Rumah Sakit.
"Rain," Tante memanggil.
"Iya Tan, kenapa?" tanya Raina yang langsung merespon panggilan Mamah Ken.
"Tante mau cerita apa yang sebenarnya terjadi," ujar Tante.
"Maksud Tante gimana?" tanta Rain.
"Iya sebenarnya Tante itu tidak sakit jiwa, hanya saja Tante sering tidak bisa mengontrol diri saat Tante mengingat Papahnya Ken, merasa terpukul, ya. Tante sangat kehilangan sosok yang selalu mengerti posisi Tante. Bisa jadi Tante itu belum siap ditinggalkan oleh Papahnya Ken. Dulu Tante tidak direstui oleh Papah, Tante sering melawan karena Tante sangat takut kehilangan Papahnya Ken yang begitu pengertian sama Tante," ujar Tante.
"Tante kenapa mau dirawat di sini kalau Tante tidak sakit jiwa?" tanya Rain.
"Tante kasian sama Ken. Tante gak tega kalau Tante harus melihat Ken yang masih kecil jagain Tante kalau Tante tidak bisa mengontrol diri," ujar Tante.
"Tapi Tan, Ken juga begitu terpukul melihat Tante berada di sini," ujar Rain.
"Lebih kasihan lagi kalau Ken jadi korban ketika Tante tidak kontrol diri," ujar Tante.
"Memangnya seperti apa sih ketika Tante tidak kontrol diri itu, kok sampai Tante ketakutan Ken jadi korban?" tanya Rain.
"Tante memang tidak sadar sih Rain, tapi Tante sering ada yang bilang setelah Tante kumat ada beberapa perawat yang menjadi korban, entah itu dicakar atau digigit. Mereka juga sering cerita kalau Tante sering nangis manggil-manggil Papah Ken, Tante sering juga ketika bertemu dengan laku-laki selalu menganggap bahwa itu adalah Papah Ken, sering juga ada yang risih dengan tingkah Tante, kalau Tante bisa mengulang Tante juga tidak mau seperti itu Rain," ujar Tante.
"Oh gitu ya Tan, pantesan ketakutan Tante begitu besar terhadap Ken," ujar Raina.
"Iya Rain, makanya Tante lebih baik di sini aja," ujar Tante.
"Tapi awal Tante dibawa kesini gimana reaksi Ken?" tanya Rain.
"Dia nangis, nahan-nahan agar Tante tidak dibawa paksa sama pihak rumah sakit," ujar Tante.
"Tapi Tan, ketika itu Tante ingat ketika Tante dibawa paksa?" tanya Rain.
"Iya tentu, Tante pura-pura brutal agar Tante dibawa sama pihak rumah sakit," ujar Tante.
"Kenapa Tan, bukannya itu hal yang akan Tante tidak enak melihat Ken menangis menahan Tante agar tidak dibawa, terus apa maksud tante berpura-pura?" tanya Rain.
"Tante takut ketika Tante brutal beneran yang menjadi korban Tante adalah Ken," ujar Tante.
"Oh gitu ya, tapi Tante sebenarnya di sini betah gak sih?" tanya Rain.
"Dimana ada Rain rumah sakit itu enak? Tante coba bertahan aja agar orang yang Tante sayang tidak apa-apa, karena yang sekarang Tante punya adalah hanya Ken," ujar Tante.
"Eh sebentar Tan. Mohon maaf sebelumnya tadi Tante bilang tidak ada yang mengerti selain Papah Ken, terus Tante bilang kalau Tante sama Papah Ken tidak direstui, nah terus kenapa Tante takut setelah Papah Ken meninggal, kan mungkin orang tua Tante sudah seperti biasa kalau Tante dan Papah Ken menikah atau sikap orang tua Tante masih tetap sama setelah kalian menikah?" tanya Rain.
"Orang tua khususnya Ayah Tante tetap tidak memberikan sikap yang baik setelah Tante menikah," ujar Tante.
"Oh gitu, terus nanti juga akan seperti itu jika Ken bersikeras ingin menikahi aku?" ujar Rain dengan cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata atau Bahagia?
RomanceRaina adalah pegawai yang pekerja keras di salah satu perusahaan ternama di Bandung. Raina berasal dari keluarga yang sederhana dan orang tuanya penjual ayam goreng di Bandung. Raina merupakan gadis yang cuek dan cantik. Laras selalu mencuri perhati...