Inside Jokes

1.2K 161 10
                                    

"Gukkie. Kalo Jimin sama Mingyu jadian, yang jadi bulan siapa, terus bintang siapa?"

Siang itu, selepas kelas, Taehyung menunggui sahabatnya di meja bundar sebelah plasa. Biasanya, tempat itu ramai akan sekumpulan mahasiswa yang sedang belajar kelompok, atau bahkan cuma duduk-duduk biasa. Khusus situasi sekarang, Taehyung menuju ke sana karena dia perlu menyelesaikan paper mata kuliah teknik aerosol sebelum deadline pukul empat sore.

Jeongguk datang dengan Mingyu, Yugyeom dan Jaehyun. Masing-masing ekspresi wajah itu terlihat keruh dan seperti habis bertemu Ogre mengamuk di kelas.

Belakangan, Taehyung baru tahu bahwa dosen mata kuliah perpindahan panas mereka baru saja menyajikan kuis dadakan. Pantas saja wajah-wajah itu muram masa depan semua.

"Eh, kok gue, Tae?" Mingyu berceletuk, pipi ditempel ke permukaan meja yang dingin. Pihak kampus khusus membuat tiga sampai empat meja bundar tersebut langsung dari batu bata. Supaya tak perlu susah-susah menggeser atau butuh maintenance khusus katanya.

Dari samping, tawa Jaehyun menyeruak. "Nah, nah, kan. Emang gak pernah peka dia mah, Te. Emang mesti dikeruk pake sudip dulu biar gak budeg."

"Emang lo ngeh maksud Tae apaan?"

"Gak paham sih. Tapi kalo bagian jadian sama Jimin, baru gue ngeh."

Jaehyun tak sempat menghindar saat Jeongguk menoyor sisi kepalanya, menyebabkan serentet kata rutukan menggantung di tengah-tengah mereka.

"Karena Mingyu orangnya sok keren, dia jadi bulan," jawab Jeongguk kemudian, mengindikasikan pada pertanyaan awal Taehyung. Dan jawaban itu, sukses pula membuat tanda tanya yang semula sudah menggantung di kepala mereka bertambah besar. "Soalnya dia sebenernya cemen. Harus dilindungi."

"Kayak makhluk langka, dong?"

Jeongguk tertawa. Dan itu adalah satu hal yang selalu menjadi favorit Taehyung, karena kesedihan tak pernah cocok berada di wajah sahabatnya.

"Iya, bener. Jimin itu kecil-kecil kuat, jadi dia udah lolos sebagai bintang."

Adalah Yugyeom yang akhirnya buka suara setelah lama tertinggal pembicaraan. Tangannya menepuk bahu dua jiwa lain yang agaknya sama-sama tidak mengerti.

Sementara Taehyung dan Jeongguk sibuk berdebat soal partikel mana yang harusnya lebih dulu terlihat efeknya di suhu dan tekanan tertentu, Yugyeom berbisik diam-diam. "Bulan sama bintang apaan sih, geng? Sejak kapan teknik kimia bahas astronomi?"

"Lah, gue kira bulan sama bintang itu ngomongin posisi ranjang?"

Tangan Jaehyun terulur menjitak Mingyu. "Emang otak lo tuh gak pernah ada bersih-bersihnya, heran gue."

"Ya emang lo paham?" tanya Mingyu sewot.

"Gak juga, sih. Tapi, at least pikiran gue gak kotor ya, Kunyuk."

"Diem lo, Kuyang."

Memang begitu.

Sebenarnya ketiganya sadar, kalau Taehyung dan Jeongguk cuma butuh dorongan kecil agar garis semu di antara mereka benar-benar hilang.

Sayangnya, cuma para penonton yang sadar.

Pemainnya sih, tidak.
️️ ️
️️ ️
️️ ️

️️ ️
️️ ️
️️ ️───────tbc.

[✓] Langit Merah Jambu • KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang