Something Happened

1.2K 158 9
                                    

Taehyung terbangun dengan sebuah sentakan. Jantungnya berdegup kencang di detik pertama dwimaniknya terbuka, serta keringat dingin yang membasahi sekujur tubuhnya. Adalah langit-langit kamar gelap yang dihiasi cahaya hiasan glow in the dark yang waktu itu menyambut, jadi Taehyung langsung memutuskan bahwa dia berada di kamar indekos Jeongguk.

Dari tempatnya berbaring, suara rintik hujan menerpa jalanan terdengar. Keras. Pastilah sudah berlangsung agak lama, karena tiba-tiba tubuhnya menggigil kedinginan. Setelah kesadaran datang, barulah dia sadar suhu kamar rendah sekali.

Si pemuda Kim hendak bergerak, namun sesuatu menghentikannya.

Seperti ketika kau berada dalam gulungan selimut; hangat dan dipeluk erat.

Tunggu. Dipeluk?

Iya. Itulah yang dia rasakan. Dipeluk.

Dan takut-takut, Taehyung memberanikan diri menajamkan kewaspadaan. Di tengah ruangan gelap, coba digambarkannya inci demi inci.

Sudah pasti dirinya tidur di kasur Jeongguk. Satu hal konkret yang pasti akan dia lakukan tiap menginap. Namun, namun kali ini, suara napas sahabatnya terdengar lebih jelas. Pun aroma cologne yang seratus kali tercium menenangkan. Seperti ... seperti dipeluk.

Dipeluk oleh Jeongguk, ketika tidur.

Dan barulah Taehyung sadar. Walau di tengah minimnya cahaya lampu, pelukan Jeongguk di tubuhnya erat, nyata, tak mau lepas.

Sebenarnya, bukanlah perkara aneh bagi Taehyung  bagi mereka. Tidak cuma Taehyung yang butuh dipeluk sehabis mabuk dan emosional, Jeongguk pun. Tapi, lain ceritanya apabila ingatan tadi malam kembali menyeruak masuk ke kepalanya, mendiktekannya detik demi detik.

Oh.

Oh, Tuhan.

Jeongguk mabuk. Taehyung menemukannya bersandar di lantai dekat dapur. Jeongguk menciumnya, tidak, mereka ... berciuman.

Apakah normal bagi sepasang sahabat untuk berciuman?

Tidak normal, tolol. Itu karenamu saja yang menyimpan perasaan buat Jeongguk sejak lama! Rasakan, Taehyung, setelah ini Jeongguk bakal menjauhimu, begitu kata sisi negatif di dirinya.

Itu tidak apa, Taehyung. Ingat siapa yang memintanya tadi malam? Jeongguk. Perasaanmu berbalik, Taehyung, terjawab, timpal sisi positif.

Bagaimanapun juga, sepasang sahabat tidak semestinya bermesraan!

Cinta tidak memandang status.

Tapi, Jeongguk mabuk!

Kesadaran terbit di benak Taehyung. Iya. Sisi negatifnya benar, Jeongguk semalam sedang mabuk. Cuma Tuhan dan sahabatnya saja yang tahu berapa gelas dihabiskan. Dan tiba-tiba, Taehyung merasa mual. Pelukan Jeongguk seolah mengerat, menyisakan perasaan tak nyaman di sekujur tubuh.

Ini tidak benar.

Tidak benar.

Pergi sekarang sebelum semuanya berantakan dan Jeongguk tak mau melihat dirinya lagi.

Tapi, hujan?

Oh, persetan dengan hujan.

Tangan Taehyung gemetar kala mendarat di pucuk kepala sahabatnya, perlahan menyingkirkan anak-anak rambut yang jatuh. Hatinya tersayat, tapi ini untuk kebaikan mereka. Senyum kecut dibagi pada siapa pun di ruangan redup itu.

Perlahan, tanpa ingin membangunkan, Taehyung coba melepaskan dirinya dari pelukan Jeongguk.

Sahabatnya tidur seperti batang pohon di tengah jalan. Akan sulit membuatnya bangun kecuali Taehyung mengerahkan seluruh kekuatan. Jadi, menggeliat sedikit lebih kuat, Taehyung lakukan.

[✓] Langit Merah Jambu • KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang