The Heartbreak of Seeing Them with Another

1.1K 160 10
                                    

Jeongguk harusnya menarik kata-katanya pada Taehyung soal pake baju yang bagus biar ganteng, oke? karena pada akhirnya, dia sendirilah yang harus memakan bulat-bulat akibat atas kalimat berikut. Hahaha.

Dua jam sebelum acara, Jeongguk menjemput Taehyung di rumahnya. Mobil yang dipinjamkan kakaknya dengan khusus dia masukkan ke tempat cuci mobil tadi pagi, jadi, pasti terlihatlah kilap keren metalik dari jendela kamar Taehyung sekarang. Walau tinggal bersebelahan, Jeongguk tidak melewatkan turun dan mengetuk pintu rumah keluarga Kim. Adalah senyum Mama Taehyung yang saat itu menyambutnya di pintu.

"Nak Jeongguk!" pekiknya senang, pula tak melewatkan mencuri pandang ke balik bahu si pemuda. "Aduuuh, Tante jadi inget waktu prom dulu. Gara-gara belum punya SIM jadi gak bisa bawa mobil. Kamu sama Taehyung malah motoran ke sekolah," tawa si wanita. "Eh, sekarang mah udah gede, udah boleh nyetir, ya, Nak Jeongguk?"

"Iya, Tante, dipinjemin Abang," jawab si pemuda Jeon, senyum bergeligi dia pampangkan. "Tata gak ketiduran kan, Tante?" Nada pertanyaan itu dimaksudkan untuk bercanda, tapi siapa sangka, yang namanya disebut-sebut tengah bersungut-sungut di anak tangga paling atas.

"Ih, Gukkie! Ya gak ketiduranlah! Orang ini jam 3 sore!"

Mendengar pembelaan itu, Jeongguk sigap melarikan pandangannya ke arah sumber suara. Dan, oh. Oh, ya ampun, harusnya dia memasang kuda-kuda dulu supaya tidak lemas lututnya.

"Tata ...?"

Ekspresi kesal di wajah Taehyung hilang, berganti dengan semburat merah muda yang kentara di mata Jeongguk. Pipi sahabatnya memerah, oh, kalau itu bukan pemandangan paling lucu di dunia, maka Jeongguk tak tahu lagi.

"Tae, udah selesai belum siap-siapnya?" Tante Kim yang agaknya tak menyadari keadaan, bertanya pada si anak semata wayang, lalu berbalik lagi ke arah tamunya di pintu. "Nak Jeongguk duduk aja dulu, soalnya Tae suka lama. Nanti pasti ada aja yang ketinggalan," tuturnya, seraya meninggalkannya.

Ditinggal Tante Kim, Jeongguk masih belum beranjak. Masih sibuk memandangi Taehyung yang menuruni anak tangga itu satu per satu.

Kalau boleh berimajinasi liar, sih, dia membayangkan Taehyung tengah berjalan di tangga melingkar mirip film-film Disney yang mereka tonton di kala bosan.

"Gukkie tunggu gue sebentar, ya." Taehyung berhenti tepat di hadapannya. Wangi parfum khas Taehyung menyerobot masuk ke indra penciuman Jeongguk. "Ini Jimin ngasih kayak bros gitu, mesti dipasang katanya. Tadi ada yang rusak, sama Mama lagi dibenerin. Bentar."

Cuma anggukan kecil yang mampu Jeongguk beri.

Tubuh ramping itu berjalan menjauh. Satu setel jas dan celana berwarna putih sederhana, dengan kemeja dalam senada dan sedikit aksen manik-manik di daerah dada. Sesimpel itu, padahal, tapi memeluk tubuh Taehyung dengan pas dan indah.

Dirinya menepuk bahu sendiri lantaran memilih pakaian serba hitam—kecuali sedikit aksen putih di jasnya—untuk dia kenakan hari ini.

Good job, Jeongguk.

—&—

"Gukkie, untung deh kita balik rumah. Soalnya kalo berangkat dari kosan, beneran deh gue gak ada baju lagi," Taehyung berkata di tengah jalanan macet menuju tempat acara.

Memang, Jeongguk tiba-tiba mengajaknya pulang selepas kelas sore Jumat kemarin. Satu, benar kata Taehyung, mereka tak punya persiapan apa pun di indekos. Dua, tak bisa Jeongguk meminjam mobil ke kakaknya. Datang ke acara pernikahan naik motor? Tidak, tidak. Jeongguk tak mau lagi mengulang masa-masa prom mereka dulu. Terima kasih.

[✓] Langit Merah Jambu • KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang